-->

Notification

×

Iklan

Mega : Saya Pilih Ahok Karena Saya Ingin Mempunyai Pemimpin Rakyat

Thursday, May 11, 2017 | Thursday, May 11, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-05-11T03:18:49Z
MEGAWATI














Mataram, Garda Asakota.-

Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarno Putri, mengatakan alasannya memilih Basuki Tjahya Purnama Alias Ahok pada momentum Pilkada DKI beberapa waktu lalu lebih dilatarbelakangi oleh alasannya untuk mempunyai pemimpin rakyat. “Saya sering ditanyakan kenapa memilih Ahok dalam Pilkada DKI?. Karena saya mau mempunyai pemimpin rakyat, pemimpin pemerintahan bukan pemimpin agama. Dengan segala hormat respek saya, begitu banyak yang menjadi pemimpin agama,” jelas Presiden RI Kelima ini saat meresmikan kantor DPD PDIP di Jalan Seodjono, Lingkar Selatan, Kota Mataram, NTB, Rabu (10/05).

Menurutnya, meski Ahok langsung diperintahkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri untuk ditahan, namun koneksitas antara mereka yang mencintai dengan yang dicintai. “Rakyat DKI datang. Sering saya diingatkan untuk tidak mengatakan soal itu karena sensitive. Saya jawab, saya tidak mengatakan SARA. Menurut Saya, SARA adalah sebuah hal yang tidak baik. Apakah tidak boleh saya mengatakan sesuai dengan pikiran dan isi hati saya?. Mengapa manusia tidak bisa hidup secara berdampingan?,” gugah Mega.

Menurutnya, semua agama itu memiliki satu tujuan yang baik. Sesuai dengan konsep Manusia Seutuhnya, kata Mega, manusia seutuhnya itu adalah manusia yang bebas merdeka untuk menentukan keyakinannya termasuk agamanya. “Saya merasa aneh saja dibully oleh orang sesama agama dengan saya. Saya berfikir apa kesalahan saya?. Saya tidak ngomong jelek. Saya tidak menjelek-jelekan orang. Justru saya ingin Negara ini punya persatuan dan kesatuan. Mengapa orang hanya mengatakan, ‘Kita setuju NKRI, kita setuju Pancasila, Kita setuju Bhineka Tunggal Ika, Kita setuju UUD 1945,’ Tetapi mengapa hanya omongan?, Kenapa tidak perbuatan?. Itulah yang saya maksud antara pikiran dengan hati itu tidak menyatu. Lakukan, karena inilah kemerdekaan kita sebagai Bangsa. Di Pembukaan UUD 1945, apakah tidak ada perkataan bahwa kita harus selalu siap sedia untuk membantu dunia dalam mencapai kemerdekaan dan perdamaian abadi?” kritik Mega seraya mengutip Al-Qur’an tentang asal muasal kejadian penciptaan Adam dan Hawa yang menjadi cikal bakal manusia di dunia.

Megawati juga sempat menyinggung isu yang menuding partai PDIP menjadi sarangnya PKI. Menurutnya, PKI itu sudah lama dibubarkan dan di AD/ART PDIP, lanjut Megawati, sangat jelas mengatakan bahwa Ideologi Partainya adalah Pancasila. “Inikah Indonesia yang kita cintai?,” keluhnya. Pilkada Jakarta itu, menurutnya, sama saja dengan 101 Pilkada di daerah lain. “Dan 100 Pilkada bisa berjalan dengan baik akan tetapi yang satunya ini hebohnya setengah mati. Coba pikirkan dengan pikiran dan perasaan yang jernih, mau kemanakah kita ini?. Tadi saya ketemu dan dijemput oleh Gubernur NTB. Saya mendapatkan kehormatan bertemu dengan pak Gubernur. Karena saya berpikir siapa saya?. Saya hanya disebut Presiden Kelima. Pak Gubernur bilang sama saya, ‘bu, mudah-mudahan cooling down’. Saya langsung bilang begini, ‘pak, sebenarnya yang bikin ricuh itu siapa ya?,’. Saya diajari oleh orang tua saya, ‘kamu kalau berbicara sesuai dengan hatimu, jangan takut untuk berbicara yang benar,’. Yah saya nanya, yang rebut itu siapa ya pak gubernur?. Kalah ya sudah, menang yah syukur,” tuturnya. (GA. IAG*).

×
Berita Terbaru Update