-->

Notification

×

Iklan

KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT DALAM MEMBENTUK KARAKTER YANG MUMPUNI

Sunday, May 14, 2017 | Sunday, May 14, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-05-13T22:50:16Z

 Mr. Usman. A.Md.Par, S.Pd








   




         Opini ini merupakan respons atas semakin maraknya aksi kekerasan dan perilaku menyimpang lainnya. Pada era ini sebagaimana yang kita amati melalui media maupun yang terlihat langsung oleh kita semua bahwa semakin marak aksi kekerasan dan perilaku menyimpang lainnya yang terjadi didepan mata kita. Apa yang harus dilakukan oleh pemerintah dan Masyarakat serta Keluarga (Orang Tua) untuk menyikapi hal ini. Tulisan dibawah ini adalah opini yang coba kami tuangkan sebagai renungan yang harus menjadi perhatian kita semua sehingga Karakter Anak-anak Kita (Peserta Didik Kita) saat ini menjadi fondasi Budaya untuk masa depan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

          Tinggal menghitung hari bagi kaum muslim untuk memasuki bulan Ramadhan (Bulan Suci), maka kita semua berharap momentum ini menjadi awal waktu yang tepat untuk memulihkan dan menyegarkan kembali karakter anak-anak kita sebagai generasi penerus, dengan menciptakan berbagai program yang diawali program dasar oleh orang tua, kemudian program oleh sekolah dan masyarakat. Yang program itu akan berhasil jika terjadi kemitraan oleh semua pihak.

          Sebagai bentuk renungan mari kita menengok kebelakang bahwa sejak 1935 Ki Hajar Dewantara mencetuskan bahwa keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat merupakan tri sentra pendidikan. Kemitraan yang baik di antara ketiganya diharapkan dapat mendukung terciptanya ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi. Dalam kemitraan itu, pelaku pendidikan di satuan pendidikan dan orang tua di rumah mempunyai peran sangat menentukan. Untuk menguatkan kemitraan ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membentuk Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

          Kebijakan dan program untuk menguatkan kemitraan antara satuan pendidikan dengan keluarga dan masyarakat juga merupakan salah satu respons atas semakin maraknya aksi kekerasan dan perilaku menyimpang lainnya. Kondisi ini dapat menghambat terbangunnya lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi anak-anak. Jika dibiarkan kondisi ini membuat perkembangan potensi mereka tidak berkembang secara optimal.

          Keluarga adalah pendidik yang pertama dan utama. Keterlibatan keluarga dalam pendidikan anak adalah sebuah keniscayaan. Berbagai studi menunjukkan bahwa keterlibatan keluarga dalam pendidikan dapat meningkatkan prestasi belajar anak. Selain prestasi belajar, penumbuhan karakter juga membutuhkan peran keluarga. Kerjasama dan keselarasan antara pendidikan yang dilakukan di satuan pendidikan dan di lingkungan keluarga merupakan kunci keberhasilan pendidikan.
Keberhasilan akan semakin tinggi apabila kemitraan diperkuat dengan melibatkan unsur masyarakat. Keterlibatan ketiga unsur ini diharapkan dimotori oleh penyelenggara satuan pendidikan. Sehingga terbangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi.
Dalam melaksanakan kemitraan tersebut, satuan pendidikan dapat memodifikasi atau melaksanakan secara bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing. Pada prinsipnya ekosistem pendidikan perlu terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dalam rangka menyiapkan generasi emas Indonesia di masa depan.

          Orang tua adalah pendidik utama dan terpenting, namun juga yang paling tak tersiapkan. Pasalnya, mereka harus mencari sendiri informasi dan pengetahuan tentang bagaimana menumbuhkan dan mendukung pendidikan anak-anak mereka dalam kondisi positif. Selama ini, jika berbicara pendidikan maka fokus pembicaraan hanya kerap jatuh kepada siswa dan guru. Sementara orang tua seperti diabaikan dalam pendidikan, padahal orang tua memiliki peran sangat besar dalam pendidikan anak. Keberhasilan pendidikan anak bergantung kepada keterlibatan keluarga. Banyak penelitian menunjukan bahwa keterlibatan orang tua di sekolah bermanfaat, antara lain: (1) bagi peserta didik mendukung prestasi akademik, meningkatkan kehadiran, kesadaran terhadap kehidupan yang sehat, dan meningkatkan perilaku positif; (2) bagi orang tua memperbaiki pandangan terhadap sekolah, meningkatkan kepuasan terhadap guru, dan mempererat hubungan dengan anak; dan (3) bagi sekolah memperbaiki iklim sekolah, meningkatkan kualitas sekolah, dan mengurangi masalah kedisiplinan.

          Sekolah tidak dapat memberikan semua kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya, sehingga diperlukan keterlibatan bermakna dari orang tua/keluarga dan anggota masyarakat. Anak-anak belajar dengan lebih baik jika lingkungan sekitarnya mendukung, yakni orang tua, guru, dan anggota keluarga lainnya serta masyarakat sekitar. Artinya, sekolah, keluarga, dan masyarakat merupakan pilar yang sangat penting untuk dapat menjamin pertumbuhan anak secara optimal. Untuk itu, perlu dibangun kemitraan di antara mereka.

          Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan sejalan dengan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu “Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong”. Oleh karena itu, diharapkan kemitraan pendidikan tersebut dapat berjalan dengan baik dan bermakna.
Sebagai unsur dalam ekosistem yang terdekat dengan anak, keluarga mempunyai banyak kesempatan melalui interaksi dan komunikasi sehari-hari. Bentuk dan cara-cara interaksi dengan anak di dalam keluarga akan memengaruhi pertumbuhan karakter anak. Proses interaksi yang diterima anak dari keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk proses perkembangan selanjutnya di luar rumah, termasuk di sekolah dan masyarakat. Tujuan Umum Program kemitraan ini bertujuan untuk menjalin kerjasama dan keselarasan program pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan yang kondusif untuk menumbuhkembangkan karakter dan budaya berprestasi pada peserta didik. Tujuan Khusus program kemitraan satuan pendidikan dengan keluarga dan masyarakat untu : 1. Menguatkan jalinan kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam mendukung lingkungan belajar yang dapat mengembangkan potensi anak secara utuh; 2.meningkatkan keterlibatan orang tua/wali dalam mendukung keberhasilan pendidikan anak di rumah dan di sekolah; dan 3.meningkatkan peran serta masyarakat dalam mendukung program pendidikan di sekolah dan di masyarakat. 4. Meningkatkan kecenderungan orang tua melanjutkan pendidikan 5.Meningkatkan keinginan anak untuk melanjutkan sekolah 6. Meningkatkan kebiasaan belajar anak 7. Meningkatkan ekspektasi orang tua pada anak 8 Orang tua merasa berhasil 9. Meningkatkan kepuasan orang tua terhadap sekolah 10. Meningkatkan kepercayaan diri orang tua 11. Mengurangi perilaku disruptif anak 12. Meningkatkan kehadiran siswa di sekolah 13. Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak 14. Meningkakan prestasi akademik anak

         Sasaran dari program ini adalah : 1. Kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya dalam melaksanakan kemitraan dengan keluarga dan masyarakat; 2. Komite sekolah sebagai mitra kerja satuan pendidikan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program sekolah; 3. Organisasi mitra yang berkaitan dengan pelaksanaan program pendidikan keluarga; dan 4. Dinas Pendidikan Provinsi sebagai pembina teknis satuan pendidikan menengah dan pendidikan khusus. Dinas pendidikan kabupaten/kota sebagai pembina teknis satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan non-formal.

         Model kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat secara konseptual dan secara operasional model ini dapat dikembangkan atas dasar pendayagunaan potensi dan sumber daya keluarga dan masyarakat secara kolaboratif. Kemitraan dibangun di atas dasar kebutuhan anak sehingga orang tua/wali dan masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang berkaitan dengan sekolah. Model kemitraan melibatkan jejaring yang luas dan melibatkan peserta didik, orang tua, guru, tenaga kependidikan, masyarakat, kalangan pengusaha, dan organisasi mitra di bidang pendidikan.  Mari kita semua membijaksanai tentang penguatan KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT.
Penulis:
Mr. Usman adalah Pemerhati Pendidikan dan sosial juga sebagai seorang Pengajar Produktif pada Program Keahlian Pariwisata di SMKN 1 Kota Bima sejak 1998







×
Berita Terbaru Update