-->

Notification

×

Iklan

MASYARAKAT KOTA BIMA NTB BANGKIT MEMBANGUN

Monday, January 16, 2017 | Monday, January 16, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-01-16T12:17:30Z
Oleh: Mukhlis Abd. 
Banjir bandang merendam Kota Bima menjadi lumpuh dan kota mati pada Rabu 21 Desember dan Jum'at 23 Desember 2016 lalu, masih terasa dan berbekas sampai saat ini, sampah dan lumpur masih menumpuk. Alhamdulillah, dan terimakasik kepada PANGAB RI, Pangdam V/Brawijaya SurabayaTNI, Korem NTB yang telah mengirim personil TNI dan peralatan berat untuk membantu membersihkan sampah, lumpur dan pelayanan kesehatan, terimakasih TNI. Banjir bandang menggenangi Kota Bima 2 (dua) kali dengan ketinggian 1 m s/d 3 m, merupakan peristiwa alam yang tidak dapat dihindari, namun tentu tidak terlepas dari beberapa sebab yang disebabkan oleh ulah dan prilaku masyarakat Kota Bima itu sendiri, sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya;"Telah nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali kejalan yang benar." (QS. Ar Rum:41)
Dulu ada hutan Jati Tololai, ada hutan jati Ncai Kapenta, sudah habis ditebang, dan ada hutan Tambora yang terus ditebang hingga saat ini (ilegal logging). Hutan dilereng pegunungan Monggo Lewi, Ompu Kami, Lambitu, Wawo, Sape banyak yang telah berubah fungsi sebagai resapan air hujan menjadi perkebunan, menjadi salah satu faktor penyebab banjir selain, reklamasi penyempitan dan pendangkalan teluk Bima, penyempitan dan pendangkalan kali/sungai Nanga Nteli yang melintasi Sambi Nae, Mangge Maci, Paruga, Bara, Sumbawa, bermuara di Padolo, dulu lebar sekitar. 15 s/d 20 m.
Sori Salama yang melintasi Kampung Nae dan Ranggo, terbelah dua melintasi Tolo Bali, Tolo Tongga, kampung Melayu dan bermuara di Kedo, dulu lebar sekitar 5 s/d 10 m., adapun kali Romo melintasi Ranggo, Gili Panda, Sarae, dan bermuara di Tanjung dulu lebar sekitar 5 s/d 7 m. Sistem drainase yang menyalurkan air dan mengatasi banjir kurang befungsi, bahkan ada yang tidak berfungsi sehingga perlu ditata ulang dalam tata ruang, tentunya dalam hal ini peran aktif Walikota Bima dan DPRD Kota Bima bersama masyarakat untuk membangun kembali Kota Bima yang lebih baik, membangun masyarakat Kota Bima yang berbudaya, bermartabat dan Islami. 
Masyarakat Kota Bima harus mengambil hikmahnya dibalik bencana banjir bandang tersebut yang meluluh lantahkan harta benda, pertanian dan peternakan, menjadikan Kota Bima menjadi Kota Mati, kembalilah pada jati diri masyarakat Bima yang Islami, cegah dan hentikan segala bentuk maksiat dan peredaran narkoba yang telah merusak generasi dan masyarakat Bima selama ini, Firman Allah SWT yang artinya ; "...Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka sendiri yang mengubahnya." (QS. Ar Ra'd:11), dan Firman Allah SWT yang artinya: "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al A'raf: 56). Semoga bermanfaat dan diridhoi oleh Allah SWT. (1617)
×
Berita Terbaru Update