Pemkab Bima Siap Bantu Semen Sesuai Kebutuhan
Kabupaten Bima, Garda Asakota.-
Tembok gedung Sekolah Menengah Pertama SMPN-6 Wera Satu Atap (Satap) di Dusun Wanca Desa Ntoke Kecamatan Wera Kabupaten Bima sangat memprihatinkan akibat dari longsor tebing di belakang tembok sekolah setempat.
Sebagian tembok di bagian belakangnya telah tertimbun tanah longsor lebih kurang satu meter menutupi pondasinya, kemudian pintu jendela juga hampir dimasuki tanah longsor tinggal 30 cm lagi. Kalau tidak ditangani dengan cepat maka gedung tersebut akan dipenuhi dengan tanah longsor. Selain itu, keberadaan sekolah tersebut posisinya lebih rendah dari tebing yang posisinya sangat dekat dengan tembok gedung.
Kepala SMP-6 Wera Satap, Andi Irawan, S. Pd, yang dimintai tanggapannya terkait dengan kondisi gedung sekolahnya yang memprihatinkan akibat longsoran tanah tebing di bagian tembok belakangnya, mengaku sangat prihatin. “Apa lagi saat ini memasuki musim hujan, hampir setiap tahun terjadi longsor tanah tebing di bagian tembok belakang sekolah,” akunya kepada wartawan, Selasa (13/1).
Diakuinya, saat ini ada dua ruangan yang terkena imbas longsor tersebut diantaranya ruangan kantor dan ruangan RKB untuk anak-anak kelas-3. Kedua ruangan tersebut sepanjang 45 meter telah tertimbun tanah longsor setinggi satu meter. “Jika tidak segera diantisipasi, maka bila terjadi lagi longsoran akan masuk ke dalam ruangan melalui pintu jendela belakang. Kondisi ini memungkinkan terjadi karena posisi tembok sekolah tersebut lebih rendah dari posisi tebing di belakang gedung sekolah,” imbuhnya.
Andi Irawan mengakui sudah berupaya berkali-kali memintakan alat berat untuk memperbaiki tanah tebing di belakangnya, agar tidak longsor lagi.
“Meskipun itu menggunakan anggaran sekolah, namun pihak operator alat-alat berat tidak berani dengan alasan takut kena tembok sekolah tersebut karena keberadaan tembok gedung tersebut dengan tebing saling berdekatan,” katanya.
Rencananya, Kepala sekolah dan jajarannya akan mengupayakan pembuatan talut. Itupun, baru bisa dilakukan jika ada bantuan pemerintah setempat. Terjadinya longsor tebing sudah bertahun-tahun sejak 2011, pihaknya pernah mengajukan proposal kepada Bupati Bima melalui dinas Dikpora, kemudian pada saat BBGR
Bupati Bima tahun 2013, almarhum Ferry Zulkarnain sempat memantau kondisi sekolah setempat. Saat itu, kata dia, almarhum Bupati Ferry sepakat memberikan bantuan 100 sak semen untuk pembuatan talut. “Namun pada saat itu takdir berkata lain,” imbuhnya.
Menanggapi hal ini, Bupati Bima, H. Syafruddin HM. Nur, M.Pd melalui Kabag Administrasi Pembangunan (AP), Taufik, ST, MT, langsung merespon keluhan yang disampaikan oleh Kepala SMP-4 Wera Satap. Setelah mendengar konfirmasi terkait kondisi sekolah dan isi hati kepala sekolah, Kabag AP langsung menyanggupi dengan kesiapan mendroping semen sesuai kebutuhan sekolah. “Kita siap bantu semen sesuai kebutuhan,” ucap Taufik saat dihubungi via Ponselnya, Rabu (14/1). (GA. 222*)
Kabupaten Bima, Garda Asakota.-
Tembok gedung Sekolah Menengah Pertama SMPN-6 Wera Satu Atap (Satap) di Dusun Wanca Desa Ntoke Kecamatan Wera Kabupaten Bima sangat memprihatinkan akibat dari longsor tebing di belakang tembok sekolah setempat.
Sebagian tembok di bagian belakangnya telah tertimbun tanah longsor lebih kurang satu meter menutupi pondasinya, kemudian pintu jendela juga hampir dimasuki tanah longsor tinggal 30 cm lagi. Kalau tidak ditangani dengan cepat maka gedung tersebut akan dipenuhi dengan tanah longsor. Selain itu, keberadaan sekolah tersebut posisinya lebih rendah dari tebing yang posisinya sangat dekat dengan tembok gedung.
Kepala SMP-6 Wera Satap, Andi Irawan, S. Pd, yang dimintai tanggapannya terkait dengan kondisi gedung sekolahnya yang memprihatinkan akibat longsoran tanah tebing di bagian tembok belakangnya, mengaku sangat prihatin. “Apa lagi saat ini memasuki musim hujan, hampir setiap tahun terjadi longsor tanah tebing di bagian tembok belakang sekolah,” akunya kepada wartawan, Selasa (13/1).
Diakuinya, saat ini ada dua ruangan yang terkena imbas longsor tersebut diantaranya ruangan kantor dan ruangan RKB untuk anak-anak kelas-3. Kedua ruangan tersebut sepanjang 45 meter telah tertimbun tanah longsor setinggi satu meter. “Jika tidak segera diantisipasi, maka bila terjadi lagi longsoran akan masuk ke dalam ruangan melalui pintu jendela belakang. Kondisi ini memungkinkan terjadi karena posisi tembok sekolah tersebut lebih rendah dari posisi tebing di belakang gedung sekolah,” imbuhnya.
Andi Irawan mengakui sudah berupaya berkali-kali memintakan alat berat untuk memperbaiki tanah tebing di belakangnya, agar tidak longsor lagi.
“Meskipun itu menggunakan anggaran sekolah, namun pihak operator alat-alat berat tidak berani dengan alasan takut kena tembok sekolah tersebut karena keberadaan tembok gedung tersebut dengan tebing saling berdekatan,” katanya.
Rencananya, Kepala sekolah dan jajarannya akan mengupayakan pembuatan talut. Itupun, baru bisa dilakukan jika ada bantuan pemerintah setempat. Terjadinya longsor tebing sudah bertahun-tahun sejak 2011, pihaknya pernah mengajukan proposal kepada Bupati Bima melalui dinas Dikpora, kemudian pada saat BBGR
Bupati Bima tahun 2013, almarhum Ferry Zulkarnain sempat memantau kondisi sekolah setempat. Saat itu, kata dia, almarhum Bupati Ferry sepakat memberikan bantuan 100 sak semen untuk pembuatan talut. “Namun pada saat itu takdir berkata lain,” imbuhnya.
Menanggapi hal ini, Bupati Bima, H. Syafruddin HM. Nur, M.Pd melalui Kabag Administrasi Pembangunan (AP), Taufik, ST, MT, langsung merespon keluhan yang disampaikan oleh Kepala SMP-4 Wera Satap. Setelah mendengar konfirmasi terkait kondisi sekolah dan isi hati kepala sekolah, Kabag AP langsung menyanggupi dengan kesiapan mendroping semen sesuai kebutuhan sekolah. “Kita siap bantu semen sesuai kebutuhan,” ucap Taufik saat dihubungi via Ponselnya, Rabu (14/1). (GA. 222*)
Post a Comment