-->

Notification

×

Iklan

Sentilan-Sentilan yang Mempesona

Thursday, March 20, 2014 | Thursday, March 20, 2014 WIB | 0 Views Last Updated 2014-03-20T01:41:58Z


Oleh. Rafika, S. Pd
Bersikap rasional, objektif dan eva­luatif ketika mendapat teguran dari  rekan kerja atau lingkungan  dimana kita berada adalah tindakan yang bijaksana . Adanya ‘Teguran’ pertanda kinerja kita tidak maksimal ? sedang disorot dan diapresiasi?.Detailnya merupakan tinda­kan dan sikap yang harus diberdayakan agar menumbuhkan karakter yang  seutuhnya dan bukan malah menyuburkan unsur subjektif. Keca­kapan bukanlah kebetulan, tapi selalu datang dari tujuan yang tinggi, usaha yang tulus, arah yang cerdas, serta eksekusi yang cekatan; kecakapan menggambarkan pilihan bijaksana dari berbagai macam alternatif,’ William Adlebert Foster, anggota marinir Amerika Serikat.
Menyikapi sentilan dengan bijak dan terpesona adalah cerminan pribadi yang cerdas dan tanggap,  Saidin,S.Pd. M,Pd. Kasek SMA Negeri I Bolo.
Dan  Seseorang akan menjadi bijaksana ketika dia mulai menghitung sedalam apa kira-kira kebodohannya,’ Gian Carlo Menotti  komposer Italia . Pun Memahami orang lain adalah kebijaksanaan, memahami diri sendiri adalah pencerahan, Lao Tzu  filsuf China.
Selama sentilan itu demi kebaikan dan kemajuan,   hendaknya disikapi dengan rasio­nal, kreatif dan tidak serta merta memandang dengan sebelah mata, amuk,arogan dan pesi­mis. Orang-orang kreatif termotivasi oleh keingi­ nan untuk maju, bukan oleh keinginan untuk mengalahkan orang lain,’ Ayn Rand  novelis Amerika kelahiran Rusia. Apresiasi  tidak identik dengan hal-hal tidak standar atau tidak baku, tetapi menilai dan melihat kelebihan dan     keunggulan untuk ditemukan alternatif terbaik.  Sentilan  bisa ada ketika tidak sesuai dengan konsep umum, amburadol, ketidakseragaman visi, backround yang berbeda atau adanya perbedaan konsep yang disepakati.
Ketika sentilan tidak dianggap dan hanya seremoni  untuk menghakimi, mengayom, men­dikte, atau merusak perangkat ,ujung-ujung­nya malah akan  merusak kubuh perta­hanan sendiri. Sentilan kapan saja bisa ada, baik dalam cuaca amarah, enjoy,dan guyon. Perbedaan  nilai rasa akan ragam tergantung cuaca dan musim. Sebaliknya ketika disikapi dengan istimewa akan berbeda pula hasilnya. Karena sudah menjadi hukum alam hampir tidak ada pekerjaan dan profesi yang tidak memiliki ritme baik itu cleaning service, manager ,guru,siswa ibu rumah tangga,karyawan dan lain-lain. Petani berhadapan dengan wereng, guru dengan out put , siswa dengan hasil belajar, ibu rumah tangga dengan segala problemnya. Beda konsep dan  beda pula sudut pandang. Tetapi layaknya semua dilema harus diminimalkan agar tidak terjadi petaka bagi semua pihak dikemudian hari. 
Tak jarang kita berasumsi dengan muram ketika mendapat evaluasi dari pihak yang menurut pandangan kita tidak kompeten dan kapabel  di bidangnya.Padahal siapapun yang memberikan penilaian dan pengukuran  kita harus menyikapinya dengan objektif, akuntabel dan fleksibel.Sentilan itu bisa  tersirat dan tersurat tergantung suasana hati yang menyampaikannya. Sentilan tidak saja dengan tuturan, tetapi bisa juga terbaca dari body language.  Mengapa sentilan itu bisa muncul  karena rasa kebersamaan, rasa seperjuangan, inspirasif, rasa iri, rasa empati…karena tanpa kolaborasi rasa sepertinya menjadi hambar dan mati rasa.Ketika layak dituturkan   mengapa harus disegel rapat-rapat. Sentilan, sanjungan dan pujian harus kita sikapi dengan kutub kesabaran  dan hati-hati. Karena jika terbius, niscaya kita akan lecet atau cidera selamanya.Tetapi penulis lebih memilih dan menyukai kerab mendapat sentilan dari pada harus akrab dengan pujian yang kelewat  kadaluarsa.                                              
Sentilan bisa ada karena terencana,bisa muncul dadakan, bisa hadir kapan saja tergantung  hati, dan moment.Sentilan kadang tidak bisa diketahui tujuan dan sasaran ketika kita sama sekali sedang buta dengan dilema yang diajukan. Tetapi ketika kita mengetahui akar permasalahanya sentilan itu bisa dengan enteng terbaca dan terurai dengan manis.
Ketika  tidak tepat sasaran atau  tidak mewa­kili keinginan, apakah malah  akan membe­lenggu tujuan yang ingin dicapai ? Karena  tidak selamanya  sindiran yang membabi buta mampu memenej tujuan yang paripurna .
Padahal yang bersahaja sangat lebih berarti dari semuanya. Tetapi apa iya kita bisa mencintai sentilan-sentilan terbaik?. Apa iya kita mampu menyukai sentilan sentilan terburuk  ?Mampu  menyukai inspirasi yang fenomenal untuk mewujudkan kedamaian dalam agenda tidak kuasa terurai? .Sentilan itu sebenarnya tertunda dalam tempo yang tanpa batas dalam cakrawala. Tetapi ketika    dibuka lembaran album  sepertinya sangat syahdu untuk menjadi lembaran amor yang terkini. Adakah yang lebih berharga ketika  sindiran itu  tertunda oleh penghargaan dan pengharapan dari segala pikiran yang selalu mengikuti perjalanan retorika. Segalanya tercatat menjadi sentilan yang teramat manis yang pernah diselisik.
Tetapi sentilan hendaknya dipilah-pilah mana yang termasuk nominasi, yang berpo­tensi,  komersial , dan layak tereliminasi. Kare­na dengan sentilan pun segalanya bisa beru­bah dan memberikan kontribusi yang berarti.
Semuanya  harus dipikirkan dengan kasih,damai  dan tanpa tendensi . Karena memahami sentilan dengan durasi yang baik adalah langkah awal untuk menyingkap tabir yang sesungguhnya.Manusia tidak akan mampu menemukan lautan baru jika tidak berani kehilangan indahnya pemandangan di tepi pantai,’ Andre Gide, penulis moralis dan humanis Prancis .Dan Keadilan dan kekua­saan harus berjalan beriringan. Jadi apa pun yang adil mungkin akan berkuasa dan apa pun yang berkuasa mungkin akan adil,’ Blaise Pascal, pakar fisika Prancis .Dan mari kita bersikap adil terhadap sentilan agar kita semua bisa tentram, damai, dan harmonis, Amin.
Pemerhati budaya dan pendidikan
Mengajar di SMA Negeri I Bolo Bima
×
Berita Terbaru Update