Mataram, Garda Asakota.-
Pelaksanaan
pesta demokrasi untuk memilih para wakil rakyat yang akan duduk di Parlemen tak
lama lagi akan dihelat. Pesta rakyat yang dilaksanakan setiap lima tahun
sekali tersebut diharapkan akan menjadi momentum yang sangat baik dalam memilih
figur/tokoh yang berkompeten dalam menyuarakan aspirasi rakyat dan mampu
membawa perubahan yang besar bagi kemajuan bangsa dan negara kedepan. Dan yang
paling utama diharapkan adalah, semoga faktor keamanan dan kondusifitas di
lapangan nantinya dapat terus tercipta tatanan yang kondusif dan aman.
“Peranan
semua pihak sangat diharapkan dalam menjaga kondusifitas daerah yang ada di
NTB. Bukan hanya aparat Kepolisian saja yang diserahi tugas dalam hal
penanganan akan Pemilu ini, namun kita semua memiliki kewajiban yang sama dalam
mensukseskan Pemilu yang akan digelar 9 April mendatang,” demikian harapan
Anggota DPRD NTB, H. Abdul Hafid, kepada Garda Asakota.
Di
momonet seperti ini, kata dia, biasanya banyak aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat, terutama yang dilakukan oleh para calon yang akan bertarung dalam
meraih simpati rakyat. Pro dan kontra kadang bermunculan dan tak jarang
terjadi gesekan di tengah masyarakat. “Hal semacam itu harus bisa kita hindari
untuk mencegah adanya konflik sosial akibat terjadinya perbedaan kepentingan,
jangan karena ada perbendaan partai dan figur yang diusung menyebabkan kita
saling bermusuhan satu dengan yang lain, justru dengan adanya perbedaan ini
kita tingkatkan tali persaudaraan diantara kita sebagai wujud menjunjung tinggi
arti demokrasi itu sendiri,” ujar Anggota Komisi I yang membidangi masalah
Hukum dan Keamanan tersebut.
Para
calon yang bertarung nanti, diharapkan bisa memberikan pelajaran politik yang
baik serta memberikan berbagai ide yang bagus pada masyarakat yang bertujuan
untuk membangun daerah ini kearah yang lebih baik. “Dan Alhamdullilah
selama saya mengamati perkembangan di masyarakat akhir-akhir ini
kondusifitasnya tetap terjaga dan hal itu perlu kita sukuri bersama,”
ujar duta partai Golkar tersebut.
Dalam
Pemilu nanti, masyarakat diharapkan untuk bisa memilih para calon yang diusung
dengan pikiran yang jernih serta terbebas dari intervensi ataupun intimidasi
dari pihak manapun. Jangan mudah percaya dengan berbagai janji yang belum
pasti, apalagi menerima suapan berupa uang atau barang dari mereka yang
mencalonkan diri. Ketika masyarakat salah memilih figur yang dijagokan, maka
hal tersebut akan berakibat fatal dan dalam jangka waktu yang lama, dan
harus dihindari,” tutur nggota dewan dari Daerah pemilahan (Dapil) VI (kota
Bima,kabupaten Bima dan kabupaten Dompu) tersebut kepada wartawan Via
handphone, Senin (17/3). (GA. Joni*)
Post a Comment