Mataram, Garda Asakota.-
Pemilihan
umum bukan hanya prosedur rutin yang wajib dijalankan oleh negara-negara
demokratis atau sekedar ajang persaingan partai politik dan politis untuk
memperoleh atau memperluaskan kekuasaan. Secara substansi pemilu merubakan
bagian dari proses pendidikan politik sekaligus momentum untuk memilih dan
memberi legitimasi kepada mereka yang dianggap bisa mewakili kepentingan rakyat
dalam pemilihan.
Karena itu pihak yang berkepentingan dengan pemilu bukan hanya
partai politik atau kandidat tapi juga rakyat sebagai pemilih. Pemilu merupakan
instrument rakyat untuk menyingkirkan para politisi korup serta
mempromosikan atau mempertahankan politisi yang memiliki integritas dan
kwalitas untuk mewakili kepentingan rakyat. Melihat perkembangan pemilu saat
ini, sangat mungkin terjadi praktik politik uang untuk membangun keterpilihan
dan digunakannya sumber-sumber dana haram sebagai dana kampanye.
Hal
demikian akan menciderai upaya membangun pemilu yang bersih dan
berintegritas. Persoalan ini tercermin pada pemilu-pemilu sebelumnya dan
dikhawatirkan terjadi pada pemilu 2014. Menghadapi ini, Fitra NTB memiliki
pandangan bahwa masyarakat sipil harus mau mengorganisir diri dan melakuan
pemantauan untuk menjaga agar hak-hak dasarnya tetap dijamin oleh negara yang
terejawantah dalam system pemiu, dan proses pelaksanaan prosedur. Melihat
kondisi ini, Fitra NTB melakukan kampanye publik ”anti politik uang”
pada hari minggu (16/3) di Arena Car Free Day Taman Udayana Mataram.
Kampanye
publik ini diikuti sekitar empat puluhan orang. Mereka berjalan
beriringan dari komplek islamik center menuju Taman Udayana dengan
mengenakan baju bertuliskan “TOLAK POLITIK UANG, Ente ngasi ana lapor, hep”.
Di
tengah-tengah warga yang sedang lari-lari pagi, peserta kampanye publik ini
menggelar kain putih untuk mengumpulkan tanda tangan pada warga sebagai bentuk
dukungan warga terhadap pemilu bersih tanpa politik uang.
selain
itu juga peserta membagikan brosur pada warga, bagi-bagi stiker, dan meminta
warga untuk menuliskan harapannya pada pemilu 2014 nanti. Terlihat antusiasme
warga pada saat memberikan tanda tangan, ada yang mengatakan “saya yang pertama
tanda tangan maeh” ujarnya dengan semangat. Pada harapan yang dituliskan
oleh warga, ada beberapa yang menuliskan harapannya yaitu mengharapkan pemilu
nanti berjalan “jujur dan adil”. “Ini
adalah upaya kami untuk mengajak warga menolak adanya politik uang pada pemilu
2014 ini,” ucap Syaifuddin Maliagung, Koordinator FITRA NTB, dalam siaran
persnya.
Menurutnya,
kampanye tolak politik uang ini harus sering digalakkan, karena politik uang
sudah sedemikian kuat mengakar dalam sistem politik di Indonesia, tidak
terkecuali NTB. karena itu dia mengharapkan peran serta aktif masyarakat untuk
mensuarakan tolak politik uang dan segera melaporkan jika terjadi praktek
tersebut. Acara ini ditutup dengan pelepasan balon aspirasi sebagai
simbol harapan warga NTB. (GA. Imam*)
Post a Comment