-->

Notification

×

Iklan

Dana BSM di SDN-16 Woja Diduga Tak Diterima Utuh

Friday, February 21, 2014 | Friday, February 21, 2014 WIB | 0 Views Last Updated 2014-02-21T04:16:44Z


Dompu, Garda Asakota.-
Program pemerintah untuk meringankan beban para pelajar agar para pelajar dapat melanjutkan jenjang pendidikan mulai dari SD hingga ke Perguruan Tinggi melalui Bantuan Siswa Miskin (BSM) disetiap tahunnya. Adapun jumlah bantuan yang di terima para pelajar untuk jenjang SD sebesarRp360.000/siswa, SMP Rp550.000/siswa, SMA Rp 780.000/siswa dan PT Rp 1.200.000/mahasiswa. Bantuan tersebut diterima secara tunai oleh para pelajar atau mahasiswa yang mendapatkannya. Hanya saja, pembagian dana tersebut sedikit ternoda akibat kebijakan pihak sekolah SDN 16 Woja, yang diduga tidak secara utuh menyalurkannya kepada pelajar yang tercover sebagai penerima BSM.
Menurut data yang dihimpun Garda Asakota, jumlah Pelajar SDN 16 Woja yang berhak mendapatkan bantuan sebanyak 49 orang siswa. Karena kebijakan pihak sekolah, para siswa menerima dana Bantuan tidak maksimal sesuai dengan yang diharap­kan. Masing-masing siswa yang seharusnya mendapatkan Rp360 ribu, justru hanya mendapatkan Rp260 ribu.

Kepala SDN 16 Woja Kabupaten Dompu, H. Sudirman, S. Pd., yang berusaha dikonfirmasi atas kurang maksimalnya pemberian bantuan BSM ke siswa tersebut, meluruskan bahwa sesungguhnya yang ter­jadi bukanlah pengurangan, tapi sebagian­nya telah disumbangkan para siswanya untuk kebutuhan sekolah.
“Saya clear-kan, bukan potongan tetapi sumbangan,” ucapnya. Dijelakanya bahwa­sanya siswa yang berhak mendapatkan adalah sebenarnya siwa yang memiliki Kartu Perlindungan Sosial, namun kebijakan sekolah siswa yang non kartu juga di usul­kan.
Pihaknya menegaskan bahwa, sum­bangan dari siswanya itu  tidak berbentuk uang melainkan berbentuk bahan material. Sumbangan tersebut, kata dia, rencananya akan diperuntukan untuk perbaikan lapangan upacara karena dalam anggaran BOS tidak ada anggaran untuk perbaikan lapangan. “Sekolah ini masih banyak yang kurang mulai dari WC yang rasionalnya sesuai dengan jumlah murid dan juga ruang parkir yang belum ada,” ungkap H. Sudir­man, SPd, beralasan.  (GA. Akbar*)
×
Berita Terbaru Update