-->

Notification

×

Iklan

Ngaku Diperlakukan Kasar, Mahasiswa IMM Demo Dispenda Kabupaten Bima

Tuesday, October 15, 2013 | Tuesday, October 15, 2013 WIB | 0 Views Last Updated 2013-10-15T14:18:48Z
Kota Bima, Garda Asakota.- Kantor Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Bima, Selasa (8/10) didatangi oleh belasan mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Bima. Para mahasiswa menyorot dugaan tindakan kekerasan yang melibatkan Kepala Dispenda, Drs. H. Ridwan, dan beberapa stafnya terhadap rekan mereka pada Senin lalu yang terjadi di ruangan Dispenda.
Kejadian itu, menurut mahasiswa dipicu oleh permintaan salinan data Pendapatan Asli Daerah (PAD) oleh rekannya, namun saat itu tidak ditanggapi. Sempat terjadi perdebatan dan aksi kekerasan dilakukan oleh beberapa staf Dispenda terhadap mahasiswa, Abdul Basid Zaelani. Kepada sejumlah wartawan, Basid mengakui sempat diseret keluar dari ruangan oleh beberapa staf Dispenda setelah terjadinya perdebatan itu dan mendapat perlakuan kasar dari Kadis. “Saya sudah melaporkan peristiwa ini ke Polisi,” akunya.
Tidak menerima rekan mereka diperlakukan seperti itu, mahasiswa STAIM sepakat beraksi pada hari Rabu (9/10). Massa IMM mendesak Bupati Bima, H. Ferry Zulkarnain, segera mencopot Ridwan dari  jabatannya dan mendesak pihak Kepolisian segera memeriksa pihak-pihak  yang diduga terlibat dalam kasus dugaan tindakan kekerasan terhadap mahasiswa.
Menanggapi aksi ini, pihak Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Bima, melalui Kadis, Drs. H. Ridwan, secara tegas membantah adanya dugaan kekerasan terhadap mahasiswa yang mendatangi pihaknya di kantor. Diakuinya Senin lalu (7/10) ada seorang mahasiswa yang mendatanginya dan menanyakan tentang surat permohonan informasi tentang data PAD, karena yang diminta masih belum jelas, waktu itu pihaknya sempat menanyakan data PAD mana yang ingin diketahui atau diminta, tapi rupanya pemohon tidak bisa menjelaskan secara spesifik apa yang diminta melalui surat tersebut. Lantaran bingung mahasiswa itu beranjak menanyakan kembali ke rekannya yang lain.
Selang beberapa lama, kata Ridwan, datanglah dia bersama teman mahasiswa lainnya, sementara pada saat yang bersamaan pihaknya sudah menyiapkan data yang diminta. “Satu rekan mahasiswa yang baru datang itu, kelihatannya emosi, bahkan waktu itu sempat ditegur oleh staf saya, agar tidak emosi dan menjaga ketenangan.
Tapi teguran staf saya justru dibalas dengan kata-kata saya tidak takut dengan siapapun, tidak hanya terhadap Kepala Dinas, Presiden sekalipun,” ucap Ridwan mengutip pernyataan mahasiswa. Bahasa itu, sambungnya, rupanya kurang berkenan di pegawai dinas lainnya dan mencoba menenangkan. “Jadi tidak ada yang namanya kekerasan itu, semua pegawai di kantor menyaksikannya.
Kita sudah sangat koorporatif melayani mereka,” tegasnya seraya mengakui bahwa belakangan ini pihaknya sudah mengirim data-data yang diperlukan para mahasiswa.
“Kita sudah kirim, meskipun prosedurnya tidak seperti ini. Tapi karena kita punya niat baik dan ada keterbukaan,” tambahnya. (GA. 212*)

×
Berita Terbaru Update