-->

Notification

×

Iklan

Pasar Raya Bima Kian Sembrawut, Perlu Realokasi

Friday, January 18, 2013 | Friday, January 18, 2013 WIB | 0 Views Last Updated 2013-01-18T15:19:27Z
Kota Bima Garda Asakota.-   Pasar Raya Bima yang merupakan salah satu sentral sebagai tempat jualan para pedagang masyarakat Bima pada umumnya, justru tidak memiliki aura sebagai layaknya pasar. Pasalnya pasar raya sekarang semakin terlihat kumuh dan sembrawut, akibat tidak teraturnya para pedagang yang menempati, utamanya menjaga kebersihan. Kekumuhan dan kesemrawutan Pasar Raya Bima yang saat ini terlihat tidak layak untuk disebut dengan pasar raya,
tidak harusnya dibebankan sepenuhnya pada Pemerintah, akan tetapi semua itu harus hadir kepedulian para pedagang untuk tidak membuang sampah dengan sembarang. Apalagi pasar raya Bima sudah berusia lebih kurang 33 tahun, dan sudah saatnya pasar tersebut dilakukan rehab serta dilakukan relokasi seperti pasar lainnya yang saat ini memiliki aura pasar yang layak disebut pasar. Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bima, Suhardin ST, kepada Garda Asakota pada Jumat (10/1) mengakui bahwa seharusnya para pedagang memiliki kesadaran menciptakan lingkungan pasar yang bersih, khususnya para pedagang yang menempati lorong penjualan ikan dari sisi selatan Pasar Raya Bima. “Salah satu hal penting yang bisa dilakukan adalah tidak membuang sampah sembarang, kara kita sudah siapkan tempat sampah. Justru mereka lebih memilih membuang sampah dengan sembarang dan melempar sampah semaunya,” cetusnya. Menurut Suhardin, secara tehnis keberadaan Pasar Raya Bima, sudah tidak memenuhi kelayakan sebagai area pasar, karena posisi pasar yang lebih rendah dari permukaan laut, bahkan lebih rendah dari badan jalan sehingga akan membuat system drainase tidak bisa kerja dengan baik. “Kita juga sering memberikan pengarahan secara tehnis kepada para pedagang agar tidak memanfaatkan lokasi pasar itu dengan baik,” sembari menggelengkan kepala melihat kondisi pasar yang kian memburuk. ”Kondisinya teknis seperti itu, sehingga musim hujan akan menjadi ancaman terbesar pasar Raya. Apalagi kalau musim pasang datang, pasti drainasenya akan kebanjiran,” katanya. Ditegaskannya, di setiap tahun Dinas PU selalu melakukan gotong royong terhadap sejumlah drainase, lapak, juga lorong yang ada di pasar Raya Bima, dan ini merupakan upaya besar untuk menertibkan agar lokasi pasar tersebut terlihat bersih dan nyaman, akan tetepi beberapa hari setelah dilakukan gotong royong tersebut sejumlah drainase itu kembali tertimbun. Dengan pertimbangan tersebut, Suhardin menilai sudah saatnya pusat perekonomian kota ini dibenahi secara serius. Solusi menurutnya, harus dilakukan rehab total dengan cara menambah tinggi areal pasar atau melakukan relokasi dengan mencari lahan lain yang lebih memenuhi syarat secara teknis. Apalagi pasar Raya Bima dibangun sejak tahun 1980, tentunya diperlukan penyesuaian infrastruktur untuk menunjang laju pertumbuhan sosial ekonomi Kota Bima yang semakin pesat. Sementara, Syarifudin, Kepala Pasar Raya Bima, yang kepada Garda Asakota Sabtu (11/1) mengakui kondisi Pasar Raya Bima yang begitu semrawut dan kumuh. Apalagi dimusim hujan seperti ini tentu menjadi ancaman  bagi lokasi pasar. Sebab kondisi pasar itu lebih rendah dari permukaan laut dan bahkan lebih rendah dari badan jalan sehingga keberdaan drainase itu tidak bekerja dengan sempurna. “Kita selalu melakukan sosialisasi dan melakukan gotong royong dilokasi pasar itu, hanya saja kesadaran yang dimiliki para pedagang itu tidak ada, dan secara tehnis kita sudah lakukan yang terbaik untuk lokasi pasar,” katanya. Lanjut Syarif, untuk lokasi pasar yang saat ini terlihat kumuh, pihaknya sudah mendatangi pihak pemerintah suapaya Pasar Raya Bima tersebut bisa lebih baik lagi, akan tetapi pemerintah untuk pasar raya itu akan merencanakan perpindahan di wilayah Amahami. Karena keberadaan pasar tersebut sudah dimiliki secara pribadi oleh sejumlah pedagang. “Milik pemerintah hanya 4 Los, selain itu sudah bukan milik pemerintah maka dari itu pemerintah berupaya memindahkan pasar itu di tempat lain,” tandasnya. (GA. 355*)
×
Berita Terbaru Update