-->

Notification

×

Iklan

Tuan Guru Bajang Tidak Setuju NU Dikatakan Mati Suri

Tuesday, December 11, 2012 | Tuesday, December 11, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-12-11T04:54:44Z
Mataram, Garda Asakota.-
“Saya tidak setuju atas ungkapan bahwa NU mati suri. Kiprah NU saya rasakan sendiri pada saat saya menuntut ilmu di Kairo, Mesir. Dengan bergabung bersama Perkumpulan Mahasiswa NU di Kairo, banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik, di antaranya adalah bagaimana membangun
bangsa dan umat. Di dalam organisasi NU tidak boleh ada perbedaan antara keislaman dan kebangsaan karena keislaman dan kebangsaan ibarat dua sisi pada mata uang yang sama. Pada saat kita berjuang karena Allah pada saat itu pula kita sudah melak¬sanakan amanah kita sebagai hamba Allah” ungkap Gubernur Provinsi NTB, DR. TGH. M. Zainul Majdi, saat menyampaikan sambutannya pada acara Istigotsah Qubra serangkaian Pelantikan PW NU NTB di Pondok Pesantren Al-Islahudiny, Kediri, Lombok Barat, Sabtu (8/12), sebagaimana termuat dalam rilis Bagian Humas Setda Pemprov NTB yang diterima redaksi media ini. NU menurut TGB (Sapaan akrab Gubernur Termuda di NKRI ini) merupakan salah satu pilar yang sampai saat ini mampu menyokong kemajuan di NTB. Dengan kepengurusan organisasi PWNU NTB yang baru dilantik, TGB berharap segenap pengurus PWNU NTB yang baru dilantik dapat membawa orga¬nisasi NU menjadi lebih baik lagi. “Dengan pelantikan pengurus wilayah ini saya berharap agar oraginisasi NU dapat mewujudkan apa yang dicita-citakan oleh KH. Hasyim Ashari yaitu agar para Ulama Rukun Dalam Membangun Bangsa” ujar pria yang telah mendeklarasikan dirinya untuk tampil lagi memimpin NTB 01 ini dihadapan Ketua Pengurus Besar Nadlatul Ulama Indonesia, Profesor Dr. KH. Ma’sum Mahfud, M.Si dan Bupati KSB, Dr. KH. Zulkifli Muhadli dan para Tuan Guru serta jajaran pengurus Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat. Dalam kesempatan itu, TGB mengajak para Ulama NU Bersatu Membangun Bangsa. TGB juga mengingatkan agar dalam berorganisasi para Pengurus NU NTB tidak membedakan Keislaman dan Kebangsaan karena Keislaman dan Kebangsaan ibarat dua sisi pada mata uang yang sama. “Sehingga pada saat berjuang karena Allah, pada saat itu pula kita sudah melaksanakan amanah kita sebagai hamba Allah,” pesan TGB. (GA. 211*)
×
Berita Terbaru Update