-->

Notification

×

Iklan

Dihelat, Pelatihan Ketangguhan Bencana di Ama Hami

Tuesday, December 11, 2012 | Tuesday, December 11, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-12-11T04:28:12Z
Kota Bima, Garda Asakota.-
Penanganan bencana harus berimbang antara tindakan pencegahan (prabencana) dan penanganan setelah bencana (paskabencana). Menurut Sekretaris Daerah Kota Bima, Ir. Muhammad Rum, di acara kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Penyuluhan Bencana di kawasan Ama Hami Kelurahan Dara Kota Bima, Selasa (4/12), berdasarkan pengamatan selama ini, berbagai pihak lebih banyak melakukan kegiatan paskabencana (post event) berupa emergency response dan recovery daripada kegiatan sebelum bencana berupa disaster reduction atau mitigasi dan disaster preparedness atau antisipasi.
Padahal, apabila kita memiliki sedikit perhatian terhadap kegiatan-kegiatan sebelum bencana, kita dapat mereduksi potensi bahaya/kerugian yang mungkin timbul ketika bencana. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sebelum bencana dapat berupa pendidikan peningkatan kesadaran bencana (disaster awareness), latihan penanggulangan ben¬cana (disaster drill), penyiapan teknologi tahan bencana (disaster-proof), mem¬bangun sistem sosial yang tanggap bencana, dan perumusan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana (disaster management policies). Diklat Penyuluhan Bencana di kawasan Ama Hami ini diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima. Diklat berlangsung selama 3 hari, yaitu pada tanggal 4-6 Desember 2012, dan diikuti oleh 50 orang peserta yang berasal dari unsur BPBD Kota Bima, PMK, Sat Pol PP, Satuan Linmas, perwakilan beberapa SKPD terkait, Lurah yang wilayahnya termasuk kawasan rawan bencana, serta Tagana Kota Bima. Kepala BPBD Kota Bima, Drs. Fakhrunraji, MAP, menjelaskan pola diklat menerapkan sistem 40 persen teori dan 60 persen praktek lapangan. Lo¬kasi praktek adalah di darat dan di laut. Para tutor berasal dari BPBD Kota Bima, Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Trans¬migrasi, Dinas Kesehaan, PMI Cabang Bima, Satuan TNI, serta Tim SAR yang meng¬ajarkan teknik evakuasi di darat dan air. Drs. Fakhrunraji, MAP, menyatakan, para peserta ini merupakan para pengemban kewajiban moral untuk berada pada garda terdepan dalam penanggulangan bencana. Ia pun meminta kepada para peserta diklat untuk membagi ilmunya kepada lingkungan di sekitar setelah menyelesaikan dilat ini. Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam kedalam tiga kegiatan utama, yaitu kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan dini, ke¬giatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk meringan¬kan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue (sar), bantuan darurat dan pengungsian; dan kegiatan paska bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi. (GA. 212*)
×
Berita Terbaru Update