-->

Notification

×

Iklan

Kawan NTB Kecam Aksi Kekerasan Terhadap Pers

Thursday, October 25, 2012 | Thursday, October 25, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-10-25T05:00:06Z
Mataram, Garda Asakota.-
Visi Misi Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara untuk mewujudkan sumber daya manusia TNI AU yang berjiwa Sapta Marga, professional, berdaya guna agar mampu menghadapi tantangan tugas-tugas kedepan saat ini tercemar akibat ulah Kadispers Lanud Pekanbaru, Letkol Robert Simanjutak, yang melakukan tindak kekerasan terhadap Didik Herwanto,
Warta¬wan Riau Pos, yang sedang meliput jatuh¬nya pesawat Hawk 200 milik TNI AU yang jatuh di sekitar pemukiman warga Rt. 03/Rw. 03 Dusun 03 Desa Pandau Jaya Keca¬matan Siak Hulu, Kabupaten Kampar Riau. Berbagai kecaman pun silih berganti diarahkan kepada tindakan brutal oknum TNI AU tersebut. Tidak ketinggalan, pulu¬han wartawan Mataram-NTB yang terga¬bung dalam Koalisi Wartawan (KAWAN) Mataram menggelar aksi solidaritas sekaligus mengecam tindakan brutal Letkol Robert Simanjutak tersebut. Kurang lebih lima puluhan wartawan Mataram NTB yang tergabung dalam Koalisi Wartawan (KAWAN) Mataram NTB memulai aksinya dengan menggelar orasi di seputaran bundaran Jalan Udayana atau di depan eks Bandara Selaparang Mata¬ram dengan membawa spanduk dan kertas karton yang bertuliskan Stop Kekerasan terhadap Pers. Puluhan wartawan ini pun selanjutnya berjalan kaki menuju Markas TNI Angkatan Udara (AU) Rembiga Mataram dan langsung menggelar orasi di halaman kantor Markas TNI AU Rembiga. Mantan Ketua Aliansi Jurnalis Indepen¬den (AJI) Mataram, Abdul Latief Apriaman, saat menyampaikan orasinya mengecam aksi kekerasan dan brutalisme oknum perwira TNI AU, Letkol Robert Simanjun¬tak, terhadap wartawan yang sedang meli¬put jatuhnya pesawat Hawk 200 di Riau. “Kekerasan terhadap pers masih saja terjadi di Indonesia. Tidaklah pantas se¬orang oknum perwira TNI AU yang semestinya melindungi rakyat malah melakukan tindakan kekerasan terhadap pers. Terlebih, kekerasan itu dilakukan didepan anak-anak SD,” kecam mantan Ketua AJI Mataram ini saat menyampaikan orasinya, Kamis (17/10) lalu. Sementara itu, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi KAWAN Mataram, Haris Mahtul, dalam orasinya mengatakan tindakan premanisme dan pemukulan yang dilakukan oleh oknum Perwira TNI AU di Riau terhadap sejumlah wartawan yang se¬dang melakukan peliputan jatuhnya pesa¬wat Hakw 200 miliki TNI AU merupakan suatu tindakan yang memalukan dan harus ditindak sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.“Tidaklah pantas rasanya ketika prajurit TNI AU yang memiliki sikap ksatria dan jiwa Sapta Marga melakukan tindakan biadab seperti itu. Apalagi yang dianiaya adalah para wartawan yang pekerjaannya dilindungi oleh hukum dan undang-undang,” tegas Haris yang kini menjabat sebagai Sekretaris Umum AJI Mataram NTB. Wartawan menurutnya bukanlah teroris atau pun pengacau keamanan yang harus mendapatkan perlakuan buruk semacam itu. “Tugas kami adalah menyiarkan berita yang menyangkut fakta untuk disebarkan kepada masyarakat yang membutuhkan informasi sebagai bagian dari pada upaya mencerdas¬kan umat dan bangsa. Jadi sangat keliru ketika kami para wartawan yang hanya bermodalkan pena dan kertas harus dianiaya layaknya seorang teroris,” kecam Haris lagi. Dalam catatan para kuli tinta ini, kekerasan terhadap wartawan sudah kerap kali terjadi dan kebanyakan diantaranya dilakukan oleh aparat keamanan itu sendiri. Para wartawan ini pun meminta kepada aparat penegak hukum khususnya Panglima TNI agar dapat menindak secara hukum oknum perwira TNI AU yang melakukan tindakan kekerasan terhadap para kuli tinta ini sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku di NKRI ini. Aksi ini pun kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan ID Card dari pulu¬han wartawan yang digantungkan di tiang bendera Markas TNI AU. Satu persatu wakil dari organisasi wartawan yang ada di Mataram NTB menyampaikan orasinya yang mengecam tindakan brutalisme oknum perwira TNI AU tersebut seperti perwakilan dari Persatuan Wartawan Multimedia Indonesia (Perwami) NTB, Fahrurrozi, Perwakilan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTB, Apink Al Kaff, dan perwakilan dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) NTB. Aksi ini pun kemudian diterima oleh Kepala Penerangan Teknis (Kepentek) TNI AU Rembiga, Lettu Sus Yuda Pramono. Dihadapan puluhan wartawan, Yuda menga¬takan bahwa sikap oknum TNI AU yang melakukan tindakan kekerasan ter¬hadap wartawan yang melakukan peli¬putan jatuhnya pesawat Hawk 200 di Riau ter¬sebut tidak bisa dibenarkan secara institusi. “Oknum tersebut sudah diproses di TNI AU Riau. Atas tindakan tersebut, TNI AU menyampaikan permintaan ma’af kepada para wartawan dan media tempatnya be¬kerja. Di NTB sendiri, kami selama ini selalu menjaga hubungan kemitraan dengan wartawan. Apalagi tugas pers dilindungi oleh UU. Oleh karenanya, secara institusi sangat diharuskan membina kemit¬raan yang baik dengan insan pers apalagi dengan publikasi yang dilakukan oleh rekan-rekan media lah sehingga apa yang menjadi kegiatan kami dapat diketahui secara luas oleh masyarakat,” ujarnya. (GA. 555/211*)
×
Berita Terbaru Update