-->

Notification

×

Iklan

Jadi Cagub itu Harus Realistis

Friday, October 12, 2012 | Friday, October 12, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-10-12T02:57:55Z
Mataram, Garda Asakota.-
Setiap orang memiliki keingi¬nan untuk men¬jadi pemimpin. Apa¬lagi jika pe¬mimpin itu mam¬pu mewujudkan impian masyara¬katnya untuk men¬ dapatkan kehi¬dupan yang lebih baik dalam multi aspek. Hanya saja, tiket untuk menjadi pemimpin itu sangatlah berat. Seorang Calon Pemimpin disamping memiliki kapasitas intelektual serta pengalaman yang mumpuni dalam aspek penyelenggaraan pemerintahan, integritas moral yang tinggi, juga harus didukung oleh rakyat yang akan dipimpinnya, baik rakyat secara langsung, pun yang termanifestasi dalam gerbong partai politik yang ada. Perhelatan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Provinsi NTB yang bakal digelar beberapa bulan mendatang bakal menguji ketokohan dan integritas moral putra-putra terbaik
daerah ini di mata rakyat. Salah satu tokoh NTB yang selama ini disebut-sebut bakal tampil sebagai Calon Gubernur NTB yakni Prof. Dr. Faruk Muhammad, mantan Kapolda NTB yang kini duduk sebagai anggota Dewan Perwa¬kilan Daerah (DPD) RI mewakil Provinsi NTB, kepada wartawan media ini, meng¬ungkapkan untuk menjadi Calon Gubernur (Cagub) NTB itu harus dapat melihat be¬berapa variable penting yang menyertainya. Salah satu variabelnya adalah harus mendapatkan dukungan dari masyarakat. “Kita semua harus realistis dengan mengukur kira-kira kekuatan kita itu seperti apa di mata masyarakat NTB. Menjadi Cagub itu berbeda dengan menjadi Calon anggota DPD. Calon anggota DPD itu hampir keseluruhannya menjadi keputusan pribadi, sementara menjadi Cagub itu memiliki banyak variable yang harus dilihat,” papar Faruk Muhammad kepada wartawan media ini di Hotel Lombok Raya Mataram, Jum’at lalu. Komitmen awal yang dibangun oleh pria yang kini memimpin PAP DPD RI ini ketika mengungkapkan motivasinya untuk ikut sebagai Calon Gubernur NTB adalah bukan semata-mata mencari kedudukan dan kursi kekuasaan. Akan tetapi menurutnya bagaimana ia bisa secara optimal berbuat untuk NTB di sisa-sisa umur yang dijala¬ninya. “Bagaimana saya bisa berbuat baik untuk orang banyak salah satunya adalah bagi kemajuan daerah dan masyarakat NTB. Jadi bukan soal kedudukannya, karena ini adalah momentum Pilgub, saya sih siap untuk ikut tapi harus realistis, akun¬tabel, amanah dan tidak perlu memaksakan diri. Lihat dan ikuti proses saja. Dan kalau¬pun rakyat tidak mendukung saya, saya pun tetap punya komitmen untuk melanjutkan perjuangan saya untuk menjamin jangan sampai terjadi permainan korupsi di NTB. Nafsu saya untuk membuat NTB bersih dan tidak korup lebih besar dari pada keinginan saya untuk menjadi Gubernur NTB,” cetusnya lagi. Menyangkut beredarnya kabar yang mengatakan bahwa sejumlah Parpol besar telah menyatakan dukungan¬nya kepada TGB, menurutnya merupakan sesuatu hal yang wajar dalam suatu konteks ‘game politik’. “Saya masih melihat hal itu sebagai sesuatu hal yang wajar dalam kon¬teks permainan politik. Kalau pun dikatakan bahwa parpol-parpol itu dinyatakan sudah mendukung TGB, kan harus dapat dibuktikan secara formil dalam bentuk riel. Kalau nggak ada bukti formil ya, itu harus bisa dipahami sebagai sebuah permainan politik. Namanya juga orang berpolitik,” tandasnya. (GA. 211*)
×
Berita Terbaru Update