-->

Notification

×

Iklan

Sunardi Ayub Kembali Tegaskan Keikutsertaannya Dalam Pilgub 2013

Friday, June 22, 2012 | Friday, June 22, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-06-22T04:30:41Z
Mataram, Garda Asakota. 
Politisi kawakan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Drs. H. Sunardi Ayub, kembali menegaskan keinginannya untuk menjadi salah satu kandidat bakal Calon Gubernur NTB Periode 2013-2017. Komitmen keikutsertaannya ini kembali digaungkannya pada saat pelaksanaan Roadshow Partai Hanura pada Sabtu (16/06) lalu
dihadapan ratusan kader partai Hanura di Lapangan GOR Lombok Timur. Keikutsertaannya dalam Pilgub 2013 mendatang menurutnya merupakan bagian dari panggilan nurani dirinya sebagai seorang kader Partai Hanura. Oleh karena itu, menurutnya keikutsertaannya ini tidak hanya didukung oleh kader Partai Hanura. “Tetapi rakyatpun siap memilih dan mendukung H. Sunardi Ayub sebagai calon Gubernur/Wakil Gubernur Provinsi NTB pada Pilgub 2013 nanti,” ujarnya disambut yel-yel dari ratusan kader Partai Hanura. Dalam kesempatan itu, pria yang kini duduk sebagai anggota DPR RI ini menyampaikan orasi politiknya. Salah satu titik tekannya adalah menggugah para kader dan simpa¬tisannya untuk kembali kepada Hati Nurani sebagai kompas dalam meniti kebenaran dan kejujuran. Menurutnya, dalam UUD 1945, siapapun pemimpin yang mendapat mandat untuk mengelola Negeri ini telah diberikan pedoman yang sangat gamblang yakni melindungi warga Negara dan selu¬ruh tum¬pah darah Indonesia, memajukan kesejah¬teraan umum dan mencerdaskan ke¬hi¬dupan bangsanya. Namun patut disayang¬kan tidak semua pemimpin yang mendapat tugas sangat mulia dan terhormat itu dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Di antara pemimpin bangsa banyak yang lupa bahwa mereka telah dipilih oleh rakyat, seharusnya mereka berkerja atas nama rakyat, mereka di beri mandat oleh rakyat berarti harus mengabdi kepada rakyat. Mereka mewakili hak politik rakyat, seharusnya mereka membela kepentingan rakyat. Mereka lupa untuk mempertang¬gung jawabankan kinerjanya kepada rakyat dan bahkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Telah mengingkari sumpah dan janjinya kepada rakyat yang memilihnya, terjadi pengkhianatan terhadap rakyat dan konstitusi yang telah memberi mandat kepadanya. “Begitu banyak para pemimpin yang sudah lupa diri, mereka itu tidak lagi mengabdi tetapi menikmati bahkan mengeksploitasi jabatannya tanpa ada rasa malu lagi,” kata Sunardi. Kemudian rakyat bertanya, apakah mereka itu sudah tak lagi punya Hati Nurani? Kemanakah janji-janji manis yang pernah diikrarkannya? Maka para pemim¬pin tidak lagi peduli, karna hukum sudah bisa diperjual belikan dan disiasati. Maka tumbuhlah budaya baru di tengah penderi¬taan rakyat jelata yaitu budaya KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme). Yang di kembang¬kan oleh orang-orang yang sudah kehilangan hati nurani. Lalu bagaimana? Apa yang harus kita lakukan? Apakah kita biarkan manusia Indonesia yang telah kehilangan kompas kebenaran dan kejujuran itu terus merajalela menye¬barkan wabah penyakit yang membekukan hati? Apakah kita dapat hidup tenang tatkala setiap hari di paksa meliaht pertunjukan dari orang-orang yang kehilangan kompas kebenaran? Apakah kita rela menyaksikan sebuah bangsa yang hancur karena mengingkari dalil-dalil kebenaran.? “Harus ada upaya untuk menghentikan itu semua. Kita harus mampu mengalahkan wabah yang menggerogoti akhlak dan moral bangsa kita. Tidak ada cara lain kecuali menghadirkan kembali Hati Nurani menjadi milik bangsa Indonesia melalui suatu gerakan yang sangat kuat dan massif. Gerakan seperti ini yang harus segera dilakukan dan tidak mungkin di tunda-tunda lagi,” tandasnya. (GA. Sahrul/Muhtar*)
×
Berita Terbaru Update