-->

Notification

×

Iklan

Mobdis EA 2 Kota Bima Dilempar, Sekret HMI Dirusak

Tuesday, April 3, 2012 | Tuesday, April 03, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-04-03T09:01:31Z
Aji Man: Sudahlah, Ndak Usah Diperpanjang
Kota Bima, Garda Asakota.-
Kendaraan dinas EA 2 yang biasa digunakan oleh Wakil Walikota Bima, H. A. Rahman H. Abidin, SE, diduga sempat dilempari oleh oknum mahasiswa dengan sebongkahan batu kapur, saat sejumlah aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima menggelar konvoi dan melewati kawa¬san Amahami menuju perempatan cabang Talabiu Kabupaten Bima untuk bergabung dengan elemen pergerakan mahasiswa lainnya yang menggelar aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM, pada Jumat pagi (30/3). Saat itu, di kawasan Amahami jajaran Pemkot Bima dipimpin langsung Wawali, tengah melaksanakan kegiatan kerja bhakti.
Sedangkan Mobdis EA 2, tengah diparkir di pinggir jalan Kawasan tersebut.
Tidak ada yang mengetahui persis bagaimana peristiwa itu terjadi, namun pegawai Pemkot Bima serta Aji Man, sapaan akrab Wawali Bima, kaget dengan aksi pelemparan itu. Di lokasi kejadian, dipastikan bahwa akibat lemparan itu Mobdis EA 2 , hanya lecet sedikit pada bagian depan kiri. “Batu yang digunakan untuk melempar, batu kapur. Jadi hanya lecet sedikit di bagian badan mobil,” ujar Farhan, ajudan Wawali Bima seperti dilansir Babuju Report.

Menanggapi kerumunan pegawainya yang melihat-lihat Mobdis EA 2, Wawali H. A. Rahman, SE, berusaha mene¬nangkannya. “Sudahlah, tidak usah diperpanjang. Ini juga mobil rakyat dari uang rakyat,” tuturnya. Ketika ditanya sikap dan ulah oknum mahasiswa yang demikian, dengan tersenyum Aji Man menjawab. “Sudah saatnya generasi muda dan terkhusus generasi intelektual Bima untuk ‘mawas diri’ dan ‘introspeksi diri’. Kita ini hidup saling bergantung satu sama lain. Tentu antara satu dengan yang lain saling membutuhkan, bila begini caranya, mahasiswa akan digeneralkan sebagai kaum brutal,” cetusnya.
Sementara itu, diduga buntut dari aksi pelemparan mobil dinas EA 2 Kota Bima itu, Sekretariat HMI Cabang Bima yang terletak di Jalan Gatot Subroto lingkungan Sadia, dibakar dan dirusak oleh sejumlah orang tidak dikenal. Bukan hanya itu, para preman juga mengeroyok empat orang aktivis yang saat itu berada di Sekret, sekitar pukul 18:00 Wita, Jumat (30/3). Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi valid, apakah kasus pengerusakan Sekret HMI ini, ada hubungannya dengan kasus pelemparan Mobdis Wawali saat konvoi massa HMI atau tidak.
Namun yang pasti, atas insiden ini, sejumlah aktivis HMI Bima sudah melaporkannya secara resmi ke Polisi. Bahkan mereka sudah mendatangi kantor Kepolisian Polres Bima Kota untuk menanyakan sejauh mana penyelidikan tentang kasus tersebut. Namun mereka gagal bertemu dengan Kapolres Bima Kota, AKBP. Kumbul KS, SIK, karena saat itu sedang rapat penting. Setelah gagal bertemu dengan Kapolres, Ketua HMI Bima, Mansyur dan beberapa kader HMI mencoba mendatangi kantor Reskrim Bima Kota untuk bertemu dengan Kasat Reskrim. “Kami ingin menyerahkan sebuah surat pernyataan serta meminta kepada pihak aparat Kepolisian agar dapat mengusut tuntas insiden tersebut. Namun, lagi-lagi kami gagal bertemu dengan Kasat Reskrim,” aku Mansyur. Pihaknya mende¬sak Kapolres Bima Kota serius mengusut tuntas siapa pelaku dan aktor dibalik pengerusakan Sekret HMI. “Kami yakin aksi ini diduga dilakukan oleh oknum pemuda suruhan salah satu pejabat tinggi di Kota Bima. Mengapa kami mengatakan demikian, karena pagi kemarin beberapa anggota HMI yang akan mengikuti demo di depan Kam¬pus STKIP Taman Siswa, dan dalam perja¬lanan tersebut, massa aksi sempat melaku¬kan pelemparan dengan menggunakan tanah liat dan mengenai mobil Plat Merah EA 2 S yang merupakan mobil Dinas Wakil Walikota Bima,” ungkapnya.
Belakangan, kata dia, sewaktu pihaknya balik ke Sekret sekitar pukul 17:45 Wita, tiba-tiba mendapat serangan dari beberapa preman yang kami duga merupakan preman suruhan salah satu pejabat tinggi di Pemerintah Kota Bima.
Akibatnya, empat anggota HMI menga¬lami luka memar serta lecet pada bagian tangan dan kaki serta oknum preman ini membakar barang inventarisir berupa computer, meja, papan nama, karpet, bendera, serta uang kas senilai Rp7 juta dan arsip penting lainnya.
“Kami meminta kepada pihak Kepolisian mengusut tuntas siapa pelaku dan terpenting, siapa aktor intelektual yang menyuruh mereka ini,” pintanya seraya mengungkap¬kan bahwa, insiden ini sudah dilaporkan kepada HMI Pusat di Jakarta dan semua HMI Cabang di seluruh Indonesia.
Salah satu korban pemukulan Indra Jaya yang merupakan anggota HMI kepada sejumlah wartawan di RSUD Bima, Jumat malam (30/3) menuturkan bahwa, usai pulang dari aksi demo, ia bersama beberapa temannya beristrahat di Sekret. Beberapa saat kemudian, beberapa oknum pemuda mendatangi Sekret dan menanyakan, “Apa kalian yang ikut demo tadi pagi?”. “Sayapun menjawab, iya, itu benar kami,” ujar Indra.
“Tapi setelah menanyakan hal tersebut, tiba-tiba mereka langsung memukul kami dan mengeluarkan beberapa barang dan mem¬ba¬karnya di depan Secretariat,” tim¬pal¬nya. Akibat dari perbuatan oknum pemuda tersebut dirinya beserta rekan lain¬nya berusaha melarikan diri. “Dan sayapun mengamankan di kost teman. Setelah mengamankan diri, saya mengontak teman-teman dan bersama melaporkan ini kepada pihak Kepolisian dan melakukan visum,” akunya didampingi korban lainnya, M. Nasir dan Faharudin. (GA. 334*)
×
Berita Terbaru Update