-->

Notification

×

Iklan

Oknum Guru SDN-19 Kobi Diduga Perkosa Muridnya Sendiri

Tuesday, February 7, 2012 | Tuesday, February 07, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-02-07T14:16:24Z
Kota Bima, Garda Asakota.-
Dunia Pendidikan di Kota Bima kini tercoreng oleh perilaku tidak bermoral salah satu oknum guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) di SDN 19 Kota Bima, berinisial, Srajdin, S. Pd. Diduga, dia memperkosa siswinya sendiri. Kasus ini terungkap setelah korban Riri Utami (11-tahun) siswi kelas V SDN-19 Kota Bima menceritakannya kepada kedua orang-tuanya, Taufik dan Indari, tiga hari setelah kejadian dugaan pemerkosaan. Orang tua korban menuturkan bahwa, sebelum kejadian memilukan menimpa anaknya, Jumat (27/1) lalu, oknum guru itu sering berprilaku aneh seperti memberi uang pada Riri (korban, red), setelah itu, kadang melontarkan bahasa agar anaknya dinikahkan saja dengan dirinya,
dengan iming-iming akan membiayai sekolah dan kuliahnya.
Mendapat bahasa tersebut, isteri Taufik, Indari, tidak terima. “Malahan istri saya menjawab” maksud dari kalimatnya itu apa?, Riri kan masih kecil kok minta dinikahin,” ujar pria yang saat ini berprofesi sebagai penjaga sekolah dan tinggal di dalam lokasi SDN 19 Kota Bima tersebut, meniru kalimat yang dilontarkan istrinya. Bukan hanya itu, beberapa hari kemudian, guru yang mengajar Bahasa Inggris tersebut itu kembali berulah. Dimana saat menyuruh Riri membuatkan mie instan dikantin milik ibunya, Srajdin yang datang dari belakang memeluk-meluk tubuh bocah tersebut. “Istri saya melihat guru itu memeluk Riri dari belakang. Karena ini sudah keterlaluan, kami akhirnya melaporkan guru tersebut kepada kepala sekolah,” katanya.
Taufik melanjutkan, setelah di lapor ke atasan, Srajdin tidak menghentikan ulahnya. Pada hari Jumat (27/1) lalu pula, dia dan istrinya tidak berada di rumah, dia keluar untuk mencari kardus, sedangkan istrinya ke pasar untuk berbelanja kebutuhan kantin, di rumah hanya ada Riri (korban, red) dan neneknya yang sudah tidak bisa melihat lagi.
Sesaat pulang sekolah, tiba-tiba oknum guru tersebut masuk di kamar Riri yang sedang mengganti baju dan diduga melaku¬kan aksi bejatnya. Nenek Riri yang saat itu mendengar, mencoba memanggil nama cucunya, namun siswi tersebut tidak bisa berbuat banyak, karena mulutnya di sekap. Nenek Riri tidak bisa melihat, hanya bisa mendengar saja, dipanggil-panggil, ternyata Riri sudah di sekap oleh Srajdin dan tidak bisa berteriak. Usai melakukan itu, Riri yang sudah mengalami pendarahan kemudian dikasi uang Rp7 ribu.
Saat Taufik dan istrinya pulang ke rumah, tiba-tiba badan Riri panas dan sakit. “Hari Jumat itu kita tidak ada yang tahu, tiba-tiba saja badan anak kami sakit, tapi kami menaruh curiga, setelah ditanya baik-baik, Riri lalu menceritakan apa yang dialaminya pada hari Senin kemarin (30/1).
Setelah anaknya bercerita, akhirnya saat itu juga kami melaporkan kejadian tersebut ke pihak yang berwajib dan kemudian melakukan visum,” tandasnya. Kepala Sekolah SDN 19 Kota Bima, Drs. M. Yusuf Amin, mengaku, setelah mendapat laporan dari Srajdin yang memeluk-meluk Riri dari orang tuanya, dirinya sempat memanggil oknum guru tersebut, “Sudah saya panggil dan berikan pembinaan. Kemudian dengan tegas saya minta agar tidak mengulanginya lagi, setelah dibina dan meminta untuk tidak melakukan lagi, justeru dia malah melaku¬kan lagi hal sangat memalukan. Maka dari kejadian itu, saya sebagai kepala sekolah sudah coba memberikan pembinaan, tapi malah diulangi lagi, dan kini, saya serahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum,” ucapnya.
Sementara itu, Srajdin, yang dikonfir¬masi wartawan via Handphone mengaku, dirinya menggoda Riri dan meminta cium, semata-mata untuk humor, dan permintaan itu dilakukan sambil tertawa, kemudian dijawab oleh orang tua Riri juga dengan terta¬wa pula. “Saat saya minta cium anaknya, Ibu Riri menjawab jangan, sambil tertawa,” katanya. Pada hari Kamis (26/1), setelah mengajar dia mampir ke BRI Raba, namun karena saat itu hujan, akhirnya mampir ke sekolah untuk berteduh. Namun saat itu ada anak kelas 6 yang sedan Les, tapi setelah itu pulang. Kemudian pada hari Jumat, diakuinya dia tidak punya jam mengajar, namun dirinya menyempatkan diri untuk hadir di Sekolah. “ Setalah jam pulang pada hari Jumat itu, saya langsung pulang dan menjalankan sholat Jumat di kampung saya di Sila,” katanya.
Namun ketika ditanya¬kan oleh media mengenai pernyataan orang tua korban, justeru Srajdin S. Pd, tegas membantah, “ Saya tidak melakukan pemerkosaan, cerita itu tidak benar,” bantahnya. Pihak Polresta Bima Kota melalui Kaur Reskrim Polresta Bima Kota, Iptu. Abdul Salam mengungkap¬kan bahwa pihaknya telah menerima laporan dugaan kasus pemerkosaan tersebut. Hanya saja pihaknya belum bisa memberikan penje¬lasan, karena masih sibuk dengan urusan Lambu. “Nanti saya kasi keterangannya. Kita masih sibuk dengan urusan Lambu. Namun yang pasti, laporannya sudah kami terima,” tandasnya singkat.
Bagaimana tanggapan pihak Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bima atas dugaan kasus pemerkosaan tersebut?. Kepala BKD, Drs. H. Sukri, M. Si, yang dimintai keterangannya mengaku pihaknya belum mengambil tindakan karena masih menunggu laporan dari pihak Dikpora. “Belum kita ambil sikap, yang jelas setelah mendapat hasil laporan tersebut, kami akan cepat bertindak dengan berkoordinasi dengan tim yang telah dibentuk diantaranya BKD, Dikpora, dan Inspektarat untuk me¬nindak lanjuti kasus amoral ini,” ungkapnya kepada wartawan. Jika per¬buatan bejat pelaku terbukti, maka oknum guru tersebut akan dikenakan sanksi yang sangat berat, dimana kasus pemerkosaan ini merupakan sanksi yang berat dan berada pada tingkat ke-4. “Apabila terbukti, kemung¬kinan ia akan dikenakan sanksi hukuman berupa penurunan pangkat, namun tidak menutup kemungkinan ia akan dipecat dari Pegawai Negeri Sipil (PNS),” tegasnya. (GA. 334*).
×
Berita Terbaru Update