-->

Notification

×

Iklan

Diduga, Guru SMK SPP Pukuli Siswanya

Wednesday, February 29, 2012 | Wednesday, February 29, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-02-29T07:18:16Z
Kota Bima, Garda Asakota.-
Lagi, kejadian memalukan terjadi di dunia pendidikan. Kali ini terjadi di SMK-SPP Negeri Kota Bima. Diduga, oknum guru wanita, yang berstatus PNS, Nurlaila Alwi, memukul dua orang siswanya hingga kepalanya bocor. Hal ini yang dialami oleh dua siswa kelas III Jurusan Keahlian Agribisnis Ternak Ruminansia, Modertus Kadir (19 thn) dan Munawir (19 thn).

Salah satu korban Modertus Kadir, yang ditemui di kostnya menceritakan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WITA. Saat itu, dirinya datang ke sekolah seperti biasa, namun karena kemarin merupakan hari Jumat ada kegiatan Imtaq, ia pun hadir dan mengikuti acara yang digelar di aula sekolah tersebut. Setelah mengikuti acara Imtaq, dirinya sempat berjalan di lingkungan sekolah. Namun beberapa saat kemudian namanya dipanggil beserta rekan lainnya dan diminta berdiri di halaman sekolah tepatnya di bawah pohon mangga.
“Setelah di tempat tersebut, kami diberikan arahan oleh kepala sekolah karena jarang masuk sekolah tanpa keterangan serta sering bolos pada jam belajar. Pada saat pembinaan, Kepsek ditemani oleh ibu guru Nurlaila,” akunya. Beberapa saat kemudian, kata dia, tiba-tiba oknum guru tersebut diduga memukul kepalanya dari belakang menggunakan sepatu hingga kepalanya berdarah. Tak hanya kepala, oknum guru tersebut juga memukul di bagian bahu. “Oknum guru itu memukul menggunakan sepatunya,” ujarnya.
Setelah memukul kepala dan bahu Mo¬dertus, ibu guru langsung jalan mengelilingi barisan. Uniknya, saat pemukulan itu terjadi juga disaksikan oleh Kepsek. Sesuai diberikan pembinaan, Kepsek mengetahui kepalanya berdarah dan membawa ke ruangan untuk diobati menggunakan obat merah. Setelah diobati, ia dan kawannya ditinggal di ruang kelas. Namun hingga saat ini ia tak tahu alasan guru tersebut memukul kepalanya. “Kami tak tahu alasannya apa sampai kami dipukul,” tandasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh korban lainnya, Munawir. Sama seperti yang dikisahkan Kadir, Munawir juga menceritakan. Sesaat setelah acara imtaq, ia dan beberapa teman lainnya dipanggil oleh guru untuk berkumpul di halaman sekolah. Ada pun ia dan teman-temannya dipanggil terkait dengan jarangnya mereka masuk sekolah. Namun pada saat diberikan pengarahan oleh Kepsek, tiba-tiba oknum guru tersebut memukulnya berkali-kali. Satu di bagian kepala hingga bocor dan lima lainnya di badan hingga menyebabkan luka gores di bahu bagian kanan. “Saya sampai saat ini pun tak tahu alasan pemukulan yang dilakukan oleh Ibu Nurlaila,” keluhnya.
Sementara Jufran, salah seorang siswa yang menyaksikan pemukulan tersebut mengisahkan saat mendapat arahan dari Kepsek terkait jarangnya hadir di sekolah, oknum guru tersebut jalan mengitari barisan dan pada saat itu lah oknum guru dimaksud diduga melakukan pemukulan. “Saya memang tidak melihat pemukulan itu, kare¬na saya berdiri di samping kedua korban,” terangnya. Ia baru tahu setelah pembinaan selesai dilaksanakan. Selanjutnya, ia mengantar dua temannya tersebut ke ruang kelas untuk mengobati luka.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK-SPP Negeri Kota Bima Ir. H. Syaiful Insan HAZ, yang dimintai konfirmasi mengakui insiden ini. Menurutnya, saat itu setelah ke¬giatan imtaq, dirinya memanggil siswa-sis¬wa yang jarang hadir untuk diberikan pembi¬ naan dan arahan agar para siswa yang malas sekolah ini untuk bisa rajin kembali ke se¬kolah mengingat sebentar lagi ujian nasional (UN) akan dilaksakan. “Ini kan sebe¬narnya untuk kepentingan mereka, agar nantinya dapat nilai yang baik,” tuturnya. Saat dila¬kukan pembinaan, oknum guru ini melaku¬kan pemukulan ini namun dirinya mengaku tak tahu kepala kedua siswa ini bocor. Diri nya tahu setelah selesai pem¬binaan dan peng¬a¬rahan. “Sehingga saya bersama guru yang lain mengobatinya,” tutur Syaiful. Na¬mun ketika ditanyakan oleh pihak media ala¬san pemu¬kulan, Syaiful menjawab tak tahu me¬nahu dan hingga siang kemarin pun ia be¬lum bertemu dengan guru dimaksud, ia akan memanggil guru dimaksud dan menggelar rapat untuk memintai keterangan.
Sementara itu, Keluarga Korban, Aeb yang dimintai keterangan di Polsek Asakota menceritakan bahwa, dirinya diberitahukan oleh guru untuk segera menjemput salah satu keluarganya. Namun saat sampai di ruang kelas, ia melihat kondisi salah satu korban, Kadir, dengan kepala yang sudah berdarah.
Dirinya pun menanyakan apakah luka adiknya tersebut sudah diobati? Pihak sekolah menjawab sudah diobati dan dengan sedikit sindiran guru-guru tersebut malah menyarankan ditambah dengan minyak ular. “Jawaban ini membuat saya sedih, saya kecewa dengan sikap sekolah yang acuh tak acuh” tandasnya. Diapun un membawa kedua korban ke kosnya untuk diobati lagi. Untuk itu ia menemani kedua korban melapor ke Polsek Asakota.
Kapolsek Asakota Iptu Mulyono yang dikonfirmasi membenarkan pihaknya telah menerima laporan dari kedua korban. Menurutnya, laporan ini tetap akan diproses sesuai dengan aturan yang berlaku. “Tentu¬nya, untuk memperlancar proses penyelidi¬kan, kami akan memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan,” terangnya. Selanjutnya, atas laporan ini oknum guru tersebut terancam dikenakan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan. (GA. 334*)
×
Berita Terbaru Update