-->

Notification

×

Iklan

Pasar Sila Kumuh dan Berlumpur, Hambat Aktivitas Jual Beli

Tuesday, January 17, 2012 | Tuesday, January 17, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-01-17T00:47:30Z
Bolo, Garda Asakota.-
Rasa nyaman dan prasarana yang mema¬dai dalam melakukan aktivitas transaksi di areal pasar merupakan salah satu faktor yang sangat didambakan baik oleh pelaku pasar maupun konsumen yang membutuh¬kan pelayanan mereka.
Keinginan untuk mendapatkan semua hal tersebut merupakan dambaan warga Kecamatan Bolo Kabupa¬ten Bima, tetapi kenyataan yang didapatkan di areal pasar Sila malah sebaliknya.
Kon¬disi lingkungan jalan yang tidak memadai bahkan hampir sama dengan areal sawah yang dipersiapkan untuk ditanami padi begitulah keadaan jalanan di seputar pasar Sila.
Keadaan jalan maupun areal sekitarnya yang becek dan berlumpur menyebabkan warga sangat sulit melakukan aktivitas jual beli dan untuk menghadapi keadaan yang tidak nyaman tersebut sebagian pedagang dan pembeli terpaksa harus memakai sebatu bot. Muhammad (37 th) salah seorang pemilik kios di pasar Sila kepada Garda Asakota mengeluhkan kondisi jalan dan lingkungan pasar yang kumuh ini. “Jalan yang becek ini membuat aktivitas jual beli terasa agak menurun, mungkin masyarakat segan datang membeli karena merasa tidak nyaman dengan kondisi seperti ini. Akibat¬nya omset kami menurun kalau musim hujan begini,” keluhnya.
Keluhan yang sama disampaikan oleh Ahmad (38 th) warga desa Rato. Dia mem¬pertanyakan, apakah pemerintah sudah tidak respek lagi dengan keadaan semacam ini. “Padahal yang saya tahu baik pedagang yang memiliki took/kios maupun pedagang kaki lima tidak pernah absen membayar retribusi. Seharusnya pemda menyediakan sarana prasarana yang memadai yang efeknya nanti juga akan meningkatkan ekonomi masyarakat dan sekaligus imbasnya masyarakat akan lebih giat lagi membayar pajak,” cetusnya.
Di temui di ruang kerjanya, Kepala UPTD Dispenda Kecamatan Bolo, Yusuf, ketika dimintai keterangannya terkait dengan keadaan pasar yang kumuh mengakui pada saat musim hujan keadaan pasar khususnya pasar baru yang dikhususkan untuk penjua¬lan sayur-sayuran, ikan dan kaki lima lain¬nya sangat becek. Menurut pria yang lebih populer dipanggil ‘kepala pasar’ ini, kondisi ini disebabkan karena saluran pembuangan (got-got) sudah tidak berfungsi dengan baik.
“Semuanya sudah tertimbun oleh tanah malah pada musim kemarau kadang-kadang orang-orang pasar sengaja menimbunnya, akibatnya air tidak mengalir lewat got-got tersebut tetapi mengalir di jalan-jalan maupun tergenang di tempat-tempat yang agak rendah,” jelasnya.
Keadaan lingkungan pasar yang tidak nyaman ini sedang kami persiapkan untuk dilaporkan ke atas bahkan untuk jalan-jalan di lingkungan pasar ini pada musrembang akan datang akan diusulkan untuk diaspal/dihotmix termasuk penataan saluran pem¬buangannya. “Mudah-mudahan rencana pengusulan yang akan kami sampaikan nanti akan direspon dengan cepat oleh pemerintah daerah, sehingga untuk musim hujan tahun depan lingkungan pasar sila tidak lagi terlihat kumuh,” harapnya.
Berdasarkan pantauan wartawan, selain terdapat sejumlah toko dan kios, juga menampung sekitar 300 pedagang kaki lima, mampu menyumbang restribusi ke daerah tiap bulannya tidak kurang dari Rp10 juta. Belum lagi terhitung besarnya perputaran ekonomi yang terjadi setiap harinya, sehing¬ga memberikan sumbangsih yang tidak kecil bagi Pendapat Asli Daerah (PAD) maupun peningkatan ekonomi serta taraf hidup masya¬rakat khususnya masyarakat Keca¬matan Bolo. Oleh sebab itu perbaikan fasi¬litas dan penataan lingkungan pasar yang baik merupakan hal yang harus benar-benar diperhatikan pemerintah daerah. (GA. 321*)
×
Berita Terbaru Update