-->

Notification

×

Iklan

Membangun NTB Bersaing dan Beriman

Tuesday, December 13, 2011 | Tuesday, December 13, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-12-13T01:52:13Z
Oleh Imam Ahmad
Tahun 2012 mendatang, Provinsi NTB dibawah duet kepemimpinan Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan H. Badrul Munir, akan mewujudkan NTB sebagai daerah yang berdaya saing dan beriman. Sebagaimana penega¬san TGB pada saat penyampaian RAPBD TA. 2012 dihadapan sidang paripurna Dewan. “Pada tahun anggaran 2012, cita-cita kebijakan pembangunan yang dijabarkan dalam RPJMD 2009-2013 harus dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan mulai dapat
dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat NTB,” ujar Gubernur yang akrab juga disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini saat menyampaikan draft RAPBD di ruang sidang utama DPRD NTB. Konsepsi ideologis yang sesungguhnya sangat perlu diapresiasi oleh semua pihak, terutama oleh para pemangku jabatan yang diberikan amanah oleh Gubernur dan Wakil Gubernur NTB untuk tidak hanya mengapresiasi konsepsi tersebut. Akan tetapi juga secara bersungguh-sungguh mewujudkan cita ideal yang telah diikrarkan oleh duet Pemimpin NTB tersebut.
NTB Berdaya saing dan beriman, pemaknaan lepasnya, adalah penyatuan potensi developmentalisasi dari semua potensi yang ada di NTB dengan dipadukan aktualisasi nilai-nilai keberimanan kepada Sang Khalik. Artinya semua sumber pembangunan NTB harus dapat memiliki nilai saing dengan daerah-daerah lain yang sudah maju dan berkembang, baik itu pada kehidupan perekonomian rakyat, social politik, pendidikan, kesehatan, budaya, pariwisata dan keamanan, lebih-lebih pada aspek penyeleng¬garaan pemerintahan itu sendiri. Menuju pada perwujudan konsepsi itu, harus ada mainframe yang kemudian dapat menjadi formula jitu yang dipergunakan untuk memudahkan proses pencapaiannya. Jika tidak, maka sesungguhnya kita semua terjebak dalam sebuah euphoria membahasakan sesuatu secara retorik belaka. Sebab, berbicara tentang NTB Berdaya Saing dan Beriman, titik fokusnya terletak pada aspek perilaku ‘behave’, tidak hanya dari civitas masyarakat NTB, akan tetapi juga dari para penggerak system, para pelaku ekonomi, dan dari para pengambil kebijakan di daerah.
Kalau para penggerak system, para pelaku ekonomi, dan para pengambil kebijakan di daerah sendiri tidak mampu menjadikan dirinya pribadi yang mampu berdaya saing dan beriman, maka kemudian jangan terlalu berharap banyak NTB Berdaya saing dan beriman dapat diwujudkan pada tahun mendatang.
Pada aspek lain, selain aspek perilaku atau ‘behave’, maka untuk mewujudkan cita NTB Berdaya Saing dan Beriman, juga harus dibarengi dengan kebijakan anggaran pada sector-sektor kebijakan yang sangat strategis untuk perwujudan konsepsi ideal tersebut. Jika cerminan anggaran lebih banyak terserap untuk peningkatan gaji atau belanja pegawai ketimbang untuk menggerakkan sector riel masyarakat, maka tentu saja hal ini akan sangat berdampak dalam mewujudkan cita-cita NTB Berdaya Saing dan Beriman. Paling-paling yang memiliki daya saing dan beriman hanya berkisar pada segmentasi pegawai, sementara masyarakat luas tidak. Oleh karenanya, sebuah kebijakan ketika tidak dibarengi oleh kebijakan anggaran yang proporsional.
Maka akan sulit untuk mewujudkannya. Dan selama ini belum terlihat sama sekali, system ini bergerak secara sukarela sebagaimana para pegiat social melakukan kerja-kerja social. Sistem akan bekerja ketika ada anggaran yang mendukungnya. Begitupun dengan cita-cita NTB Berdaya Saing dan Beriman ini tidak akan bisa terwujud jika tidak dibarengi dengan kebijakan anggaran yang menyertainya. Dan persepsi yang muncul kemudian adalah ‘Oh ini hanya sebuah pengantar manis pengajuan RAPBD saja,”. Wallahu’alam Bissawab.*).
×
Berita Terbaru Update