-->

Notification

×

Iklan

Kecamatan Sape, Daerah Rawan Akibat Perubahan Iklim

Monday, September 26, 2011 | Monday, September 26, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-09-26T00:29:07Z

Bima, Garda Asakota.-
Pada tahun-tahun belakangan ini, umat manusia dihadapkan pada suatu ancaman global yang belum pernah dihadapi oleh generasi terdahulu. Pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan iklim bumi telah menyebabkan perubahan-perubahan terhadap sistem fisik dan biologis bumi kita. Kenaikan temperatur bumi telah menyebab­kan melelehnya bongkahan-bongkahan es di Kutub Utara dan Selatan bumi. Hal tersebut menyebabkan kenaikan permukaan air laut yang mengancam kawasan pantai serta makhluk hidup yang mendiaminya.

Di beberapa lokasi di Indonesia telah tercatat kenaikan permukaan air laut sebesar 8 mm per-tahun. Negara kita merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau tidak kurang dari 17.500 serta memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km. Penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir cukup besar; sebagai contoh, 65% penduduk Jawa mendiami daerah pesisir. Kondisi tersebut menyebabkan negara kita sangat rawan terhadap dampak negatif perubahan iklim. Baru-baru ini pihak Universitas Mataram (Unram) bekerjasama dengan Negara Australia telah mengidentifikasi beberapa daerah di NTB yang rawan akibat terjadinya perubahan iklim. Salah satu daerah yang disebutkan adalah wilayah Kecamatan Sape di Kabupaten Bima. “Oleh mereka kecamatan Sape ditetapkan sebagai salah satu kecamatan yang rawan akibat perubahan iklim,” ungkap Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bima, Drs. Moch. Mawardy, kepada wartawan.
Menurutnya, dampak dari perubahan iklim bukan hanya mengakibatkan masalah kekeringan, akan tetapi yang paling dikhawatirkan adalah adanya pemanasan global dan naiknya air permukaan laut. “Dan itulah yang saya lihat di kecamatan Sape, sehingga ditetapkan sebagai daerah rawan akibat perubahan iklim,”cetusnya.
Guna mengantisipasi hal itu, pihak Unram bekerjasama dengan BPPT dan Negara Australia dalam waktu ini berencana akan menggelar kegiatan workshop di Kabupaten Bima. “Kegiatan workshop ini tujuannya adalah bagaimana kita menemu­kan strategis untuk mengatasi agar perubahan iklim itu tidak terlalu berdampak buruk, terutama bagi warga masyarakat yang berada di sekitar pesisir pantai. Harus ditemukan strategis tertentu untuk mengantisipasi adaptasi perubahan iklim,” tandasnya.  (GA. 212*)
×
Berita Terbaru Update