-->

Notification

×

Iklan

Prof. Imran: Puasa Melatih Kejujuran, Senjata Ampuh Melawan Korupsi

Wednesday, August 10, 2011 | Wednesday, August 10, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-08-10T03:56:32Z
Makassar, Garda Asakota.-
Ibadah puasa yang kita laksanakan pada Ramadhan ini merupakan sarana untuk melatih kita berbuat jujur. Sebab hanya kita sendiri dan Allah SWT yang mengetahui bahwa kita benar-benar berpuasa atau tidak. Tidak sedikit di antara umat Islam yang di hadapan orang lain terlihat berpuasa, ikut makan sahur, dan turut berbuka puasa, namun secara diam-diam dia sebenarnya tidak berpuasa. Selain itu, orang yang benar-benar berpuasa dilatih kejujurannya.
Memang secara hukum puasanya tidak batal ketika seseorang berbuat tidak jujur, namun ibadah puasanya telah rusak, artinya ia tidak mendapatkan pahala, malahan dosa yang diperolehnya, meskipun ia telah mera¬sakan haus dan lapar. Karena itu dengan berpuasa kita dilatih untuk memberikan penyadaran kehadiran Allah SWT.  Menurut Prof. Drs. H. Imran Ismail, M. Si, puasa memiliki perbedaan dengan ibadah lainnya.
Jika shalat, kita bisa disaksikan orang lain, begitu juga dengan haji misalnya. Baru rencana berangkat, para tetangga dan teman sejawat sudah membicarakannya. “Namun ibadah puasa, hanya kita dengan Allah yang mengetahuinya,” ungkap Prof. Imran, via Ponselnya dari Kota Makassar Sulawesi Selatan. Ditegaskannya bahwa, ibadah puasa memiliki dimensi hablummi¬nallah, mende¬kat¬kan diri dengan Allah SWT. Ibadah puasa menanamkan kejujuran, kita bisa saja makan sembunyi-sembunyi dan berpura-pura puasa, namun itu hanya terjadi apabila puasa tidak dilandasi iman.
“Dalam kondisi yang lebih besar, nilai kejujuran dalam ibadah puasa bisa menjadi penyelamat bangsa. Hal ini bisa terwujud apabila para pemimpin bangsa mengimple¬men¬ta¬sikannya dalam menjalankan tugas-tugasnya. Ibadah puasa merupakan senjata ampuh melawan korupsi yang menimpa bangsa kita,” tegasnya.
Dengan puasa pula, sambung pria kelahiran Kota Bima ini, dapat membangun karakter bangsa. “Sekarang kejujuran menjadi barang yang hilang dari bangsa ini. Ibadah puasa bisa mengatasi kondisi yang menyimpang tersebut, dengan syarat, kejujuran saat beribadah, juga dipraktekkan dalam hidup keseharian,” ucapnya.
Selain hal tersebut, ibadah puasa juga mengandung dimensi hablumminannas, hubungan dengan sesama. Makanya, terda¬pat hadits Rasulullah SAW, ‘orang yang memberi makanan buka puasa, akan men¬¬dapat pahala sama dengan orang yang berpuasa’. Lebih lanjut, Direktur Pasca Sarjana Puangrimaggalatung Sengkang ini menyinggung tiga hal penting yang perlu diperhatikan saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan agar memperoleh balsan dan keutamaan sebagaimana janji Allah SWT.
Pertama, setiap muslim harus mem¬bangun ibadah puasa di atas iman dengan semata hanya untuk mengharapkan Ridha-Nya. Kedua, menjaga anggota badan dari hal-hal yang diharamkan Allah SWT. Ketiga, bersabar untuk menahan diri dan tidak membalas segala bentuk ejekan maupun hinaan yang ditujukan kepadanya. Inilah ibadah puasa, melatih kejujuran. Membuat sadar, Tuhan selalu ada di sekitar kita. “Puasa juga mengajarkan pentingnya berbagi. Seperti hadits Nabi, tidak sempurna iman sesorang jika dia tidur kekenyangan dan membiarkan tetangganya kelaparan. Semoga ibadah puasa Ramadhan tahun ini menjadi momentum untuk merubah mindset (pola pikir) kita dalam rangka membangun karakter bangsa,” harap Prof. Imran, menutup pembicaraannya. (GA. 212*)
×
Berita Terbaru Update