-->

Notification

×

Iklan

Dialog Seniman Rekomendasi Pembentukan Dewan Kesenian di Daerah

Wednesday, August 3, 2011 | Wednesday, August 03, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-08-03T04:07:33Z
Lombok Utara, Garda Asakota.-
Dialog Seniman yang digelar di aula Pertemuan Desa Sokong Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara, yang dihelat oleh Dewan Kesenian NTB pada hari Sabtu (30/7), akhirnya disepakati untuk melahirkan pembentukan Dewan Kesenian di Kabupaten/Kota di NTB. Dialog Budaya tersebut menghadirkan pembicara budaya¬wan kawakan NTB seperti Mustakim Biawan, Martinom, Ketua LSM Pembela Budaya Sasak (Pedas), H. Lalu Anggawa Nuraksi, Penulis dan Pemerhati Budaya, Paox Iben Mudhaffar, Penulis dan Maha¬siswa S3 Cultural Studies Universitas Uda¬yana Denpasar, Salman Faris, serta peserta yang berasal dari budayawan se-NTB.

Ketua Dewan Kesenian NTB, Kongso Sukoco, memaparkan tujuan dilaksanakan¬nya kegiatan tersebut adalah untuk mencatat dan mengumpulkan beragam pemikiran dan mencatat aspirasi seniman dan budayawan untuk direkomendasikan kepada pihak eksekutif maupun kepada legislative untuk ditindaklanjuti sebagaimana mestinya.
“Dan hasil dialog ini akan menjadi reko¬mendasi kami yang akan kami sampaikan kepada eksekutif dan legislative untuk segera dilaksanakan. Disisi lain, kegiatan ini sebagai gebrakan awal Dewan Kesenian untuk melakukan kegiatan dalam kerangka membangun aspek seni dan budaya di NTB di tahun ini meski dengan anggaran yang serba terbatas,” kata Kongso saat menyam¬paikan sambutannya.
Dewan Kesenian, menurutnya, dengan anggaran yang terbatas itu pula telah melakukan kegiatan seperti Festival Seni Rakyat yang dilakukan terbatas dibeberapa tempat seperti di Lombok Timur, Kota Mata¬ram, dan terakhir puncaknya yang berlangsung tanggal 22-23 Juli lalu di Lapangan Umum Tanjung KLU, dengan konsep mengembalikan kesenian pada komunitasnya atau pada masyarakat pendu¬kungnya. Dalam sesi dialog itu ditemukan bahwa sesungguhnya ada empat kendala utama dimana kesenian dan budaya itu tidak bisa berkembang sebagaimana yang diharapkan yakni kesenian atau kebudayaan itu tidak menjanjikan aspek ekonomi yang baik untuk menjamin masa depan. Aspek lainnya yakni, kurangnya kepedulian pemerintah untuk mengembangkan aspek seni dan budaya. Serta adanya pemahaman bahwa pengem¬bangan seni dan budaya itu cenderung menodai agama. Pada akhir sesi dialog disimpulkan bahwa harus ada pembentukan Dewan Kesenian yang ada di Kabupaten/Kota untuk menjembatani kepentingan para seniman dan budayawan yang ada di daerah. (GA. 211/233*).
×
Berita Terbaru Update