-->

Notification

×

Iklan

Dana PUGAR Kota Bima Segera Dicairkan

Wednesday, July 6, 2011 | Wednesday, July 06, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-07-06T04:05:24Z
Disiapkan BLM sebesar Rp.800 juta untuk 15 Kelompok
Bima, Garda Asakota.-
Para petani garam yang tergabung dalam 15 kelompok penerima PUGAR, dapat bernapas lega. Pasalnya, dalam beberapa minggu kedepan, Pemkot Bima melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) akan mengucurkan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sebesar Rp800 juta. Setiap kelompok nantinya, diperkirakan akan mendapat bantuan antara Rp40 juta hingga sebesar Rp60 juta, bergantung dari luas lahan yang sudah diverifikasi oleh tim Pusat. Diakuinya bahwa,
Konsultan PUGAR DKP Kota Bima, Ir. Sulaiman, mengungkapkan bahwa, para kelompok ini terdapat di tiga lokasi pertambangan garam Kota Bima yakni di kelurahan Dara, kelurahan Paruga, dan di kelurahan Melayu. “Alokasi anggaran untuk BLM-nya disiapkan sebesar Rp800 juta dari total keseluruhan dana PUGAR sebesar Rp1, 1 Milyar lebih, dimana sebagiannya dianggarkan untuk kegiatan sosialisasi dan biaya untuk pendampingan kelompok,” ungkapnya kepada Garda Asakota di kawasan tambak garam Keluraha Paruga Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima, Jumat (1/7).
Persiapan pelaksanaan program, kata dia, tinggal 80 persen dan saat ini para petani garam mulai menggarap tambaknya. Bantuannya paling telat akan dicairkan tanggal 15 Juli mendatang. “Sekarang sedang proses pembuatan rekening kelompok dan persiapan dokumen untuk persyaratan pencairannya, termasuk pembuatan MoU antara Kadis dengan ketua kelompok,” jelasnya seraya menambahkan bahwa, bantuan kepada masing-masing kelompok nantinya bukan dalam bentuk uang, tapi akan dialokasikan untuk pembuatan sarana prasarana usaha garam seperti pembuatan gudang, perbaika n, pengadaan mesin, dan lain-lain. “Semuanya diatur dalam RAB-nya, sebagai acuan petani melakukan pembelian sarana dan prasarana,” tambahnya. Pihaknya optimis, usaha garam di Kota Bima akan berkembang baik.
Apalagi berdasarkan sejarahnya, warga pesisir Kota Bima dulunya pernah menggeluti usaha garam. Tapi karena dulunya harga garam rendah, makanya usaha ini tidak berjalan baik. “Ada yang mengatakan bahwa potensi garam di Kota Bima mengada-nagada?, saya katakan bukan mengada-ada. Bagaimana kita menggarap potensi kalau kita tidak mencoba kembali, kenapa kita tidak coba dulu. Saya bertaruh untuk buktikan bahwa Kota Bima bisa menjadi sumber garam. Prinsip saya yang penting masyarakatnya mau, lahan ada, dan air laut ada,” tegasnya. Pihaknya berharap agar masyarakat petani garam di Kota Bima betul-betul menjadikan usahanya itu sebagai sumber mata pencaharian utama, apalagi harga garam saat ini sudah semakin tinggi. “Bayangkan saja, harganya sekarang sudah tinggi, mencapai Rp150 ribu per sak,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sarata 1, Abdul Hamid Sidik, mengaku, bila dilihat sejarahnya, potensi garam di kawasan pesisir Kota Bima pernah jadi perhatian pemerintah Provinsi sekitar tahun 1970 lalu. “Dulu, pernah diadakan lomba tingkat Provinsi dan Kota Bima juara 1. Kalau ada yang bilang di Kota Bima tidak bisa jadi garam, itu hanyalah asumsi pihak-pihak yang tidak mengetahui sejarah. Makanya kami menantang sekitar tanggal 15 Juli nanti, silahkan dilihat, kami akan buktikan bahwa potensi garam di sini, cukup potensial,” katanya. Diakuinya, usaha pertambangan garam di Kota Bima sempat mengalami kevakuman pasca banjir bandang tahun 2006 silam. Namun bersamaan dengan munculnya kepedulian pemerintah melalui program PUGAR ini, semangat petani mulai bangkit untuk memulai kembali usahanya.
“Apalagi pemerintah punya komitmen untuk membelikan alat-alat yang dibutuhkan petani garam, kami merasa berterima kasih dan ada motivasi untuk memulai usaha,” ucapnya, didampingi sejumlah petani garam lainnya. (GA. 212*)
×
Berita Terbaru Update