-->

Notification

×

Iklan

Anggota Polsek Bolo Tewas di Tangan Santri

Wednesday, July 6, 2011 | Wednesday, July 06, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-07-06T04:56:33Z
Kapolda NTB: Kita Berduka Tapi Tidak Boleh Dendam...!!!
Bima, Garda Asakota.-
Seorang anggota Polsek Bolo, Brigadir Rokhmat Syaifudin (29), asal Mojokerto Jawa Timur, tewas bersimbah darah setelah mengalami luka tusukan beberapa kali pada bagian perutnya, sekitar pukul 03.30 Wita dini hari, Kamis (30/6). Tragisnya, peristiwa penikaman itu dialami Rokhmad saat anggota Reskrim di Polsek Bolo itu sedang bertugas. Diduga pelakunya, Syakban Abdurahman (17-thn) warga Desa Rato Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Syakban tercatat sebagai salah satu santri di Ponpes Umar bin Khatab Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.
Menurut data yang dihimpun wartawan, peristiwa tragis ini berawal ketika pelaku datang ke kantor Polsek Bolo, pura-pura ingin
memberikan laporan. Sumber menyebutkan, sebelum menghadap korban, pelaku sempat menunaikan shalat subuh tanpa ada kecurigaan sedikitpun dari korban. Usai shalat, pelaku kembali mendatangi korban dan tiba-tiba Syakban menghunus sebilah sangkur dan menyerang Rokhmad pada bagian perutnya. Meski sempat melakukan perlawanan, namun Rokhmad tak mampu mengatasi serangan yang tiba-tiba itu seorang diri. Informasi di TKP menyebutkan bahwa, selain Brigader Rokhmat, ada tiga orang lainnya rekan korban yang sedang piket antara lain, Brigader Rusdin, Briptu Agusalim dan Briptu Sukardin. Sebelum kejadian, brigader Rusdin berada di ruang Polsek, Briptu Agusalim di ruangan intel, dan Briptu Sukardi di ruangan patroli.
Keributan yang terjadi di ruangan piket bagian depan itu, diketahui dua orang polisi lainnya yang kebetulan satu piket yakni, Briptu Agusalim dan Briptu Sukardin, memberikan pertolongan hingga akhirnya berhasil melumpuhkan pelaku. “Karena saya lihat sangkur, saya berusaha bantu. Dia ingin menghujam saya, saya menghindar dan ambil kursi. Saya mau hantam dia (pelaku, red), datang pak Agus (Briptu Agusalim), langsung menangkap pelaku,” tutur rekan korban, Briptu Sukardin seraya mengakui bahwa penangkapan terhadap pelaku sempat diwarnai perlawanan sengit.
Berhasil melumpuhkan pelaku, rekan korban lainnya langsung melarikan Rokhmad yang bersimbah darah ke Puskesmas Bolo. Namun karena luka yang dideritanya akibat tusukan cukup parah, nyawa Rokhmad tidak tertolong lagi.
Berdasarkan pantauan langsung Garda Asakota, pasca peristiwa itu, kepolisian dari Resort Bima langsung memperketat penjagaan dan terus melakukan pengembangan hingga ke rumah keluarga pelaku. Dari rumah tersebut polisi menyita satu kaset CD Player, busur panah, parang, HP, dan buku-buku jihad. Polisi juga sudah menyita sejumlah barang bukti berupa senjata tajam, jaket yang berlumur darah.
Namun, sejauh ini polisi belum memperoleh motif dibalik aksi penyerangan yang cukup menggemparkan masyarakat Bima tersebut. Dari hasil pemeriksaan sementara, Syakban mengaku diperintah tuhan dan menganggap semua polisi kafir. “Kita akan selidiki dulu, untuk sementara belum ada komentar,” ungkap Kapolda NTB, Brigjen (Pol). Drs. Arif Wachyunadi, kepada sejumlah wartawan di Polsek Bolo, yang tiba beberapa jam kemudian pasca kejadian dari Mataram.
Almarhum Brigadir Rokhmat meninggalkan seorang anak dan isteri yang tengah hamil. Sebelum diterbangkan ke tanah kelahirannya Mojokerto-Jatim, jenazah almarhum sempat disemayamkan di rumah kerabatnya Rt. 03/Rw02 Desa Rato Kecamatan Bolo. “Atas permintaan pihak keluarga, almarhum akan dimakamkan di Mojokerto dan akan diterbangkan hari ini, transit Mataram,” ucap Kapolres Bima, AKBP. Fauza Barito, SIK, kepada sejumlah wartawan.
Selama mengabdi di Polsek Bolo sekitar 10 tahun lebih, almarhum bersama keluarganya tinggal di asrama Polsek Bolo. Tewasnya Brigadir Rokhmad di saat Polri hendak merayakan HUT ke-65 Bhayangkara 1 Juli, Jumat (1/7), tidak hanya disesali sesama teman sejawat. Tewasnya korban juga mengejutkan keluarga dan warga karena korban dikenal sebagai sosok yang pendiam dan ramah. Ia juga anggota polisi yang bersahaja. “Almarhum ini orangnya baik, pendiam, dan dermawan,” ucap salah satu warga Bolo, Muhaimin, S. Ag, kepada wartawan. Atas jasa dan pengabdiannya itu, Kapolda NTB, langsung menggelar upara pemberian pengharagaan kepada almarhum dan rekan korban yang berhasil meringkus pelaku. Korban Brigadir Rokhmat, dinaikan pangkatnya menjadi Bripka, sedangkan tiga rekannya antara lain yakni Briptu Agusalim dan Briptu Sukardin diberikan penghargaan.
Kapolda mengajak para personilnya, memanjatkan doa dan penghormatan terakhir kepada almarhum. “Polisi memang berduka, tapi tetap semangat meningkatkan kewaspadaan, tetap siaga dan tetap memberikan keamanan dan ketertiban terhadap masyarakat. Memberikan pengayoman, pelayanan, dan penegakan supremasi hukum. Memang kita berduka, tapi tidak boleh dendam, meskipun kita tahu yang luka korban kita. Saya minta polisi tetap professional dan proposional. Tidak boleh ada dendam dan tetap memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat,” imbuhnya. (GA. 212*)
×
Berita Terbaru Update