Woha, Garda Asakota.-
Sejumlah pengguna jalan jurusan Parado-Bima mengeluhkan kerusakan jalan lintas Desa Naru-Desa tenga Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Diperkirakan sekitar 200 meter badan jalan tersebut rusak parah hingga sering mengakibatkan kecelakaan lalu-lintas.
“Hampir 10 tahun jalur tersebut belum pernah dibenahi, bahkan setiap kali kecelakaan warga selalu melaporkan kerusakan jalan itu, tapi oleh pemerintah selalu menjawab itu jalan propinsi dan propivinsilah yang harus memperbaikinya,” cetus salah satu warga, Zamaluddin, kepada wartawan, Minggu (17/4).
Menurut pengakuannya, hampir setiap hari jalur tersebut terjadi kecelakaan, bahkan terakhir Jumat (15/4) kemari terjadi kecelakaan antara Motor Revo VS Benhur. Akibatnya, empat gigi pemilik motor rontok karena berbenturan dengan badan benhur. Selain itu beberapa minggu yang lalupun terjadi kecelakaan yang tragis, hingga menewaskan pengendara roda dua. “Jika tidak segera diperbaiki, maka jalan tersebut semakin hari akan memakan korban,” katanya.
Hal senada juga dikeluhkan Usman, salah warga pengguna jalan asal Desa Tangga. Kepada Garda Asakota, dirinya mengaku sangat kecewa dengan sikap pemerintah yang tidak pernah memperhatikan kerusakan badan jalan tersebut, padahal sudah sering dikeluhkan warga. Apalagi, kata dia, hampir setiap hari pemerintah melewati jalan tersebut. “Apakah pura-pura tidak melihat kalau dilokasi itu ada jalan yang rusak parah?,” kesalnya.
Belum lama ini, kata dia, warga sekitar dengan sedikit kemampuannya berupaya memperbaiki jalan tersebut dengan cara menempel campuran semen ke badan jalan.” Warga terpaksa menggalang dana untuk perbaikan jalan,” katanya. Meskipun jalan tersebut adalah jalan provinsi, namun semestinya ada upaya dari pemerintah Daerah Kabupaten untuk mengusulkannya ke Provinsi. “Paling tidak kirim gambar/fotonya, kalau tidak sanggup ke Provinsi,” ucapnya. (GA. 234*)
Sejumlah pengguna jalan jurusan Parado-Bima mengeluhkan kerusakan jalan lintas Desa Naru-Desa tenga Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Diperkirakan sekitar 200 meter badan jalan tersebut rusak parah hingga sering mengakibatkan kecelakaan lalu-lintas.
“Hampir 10 tahun jalur tersebut belum pernah dibenahi, bahkan setiap kali kecelakaan warga selalu melaporkan kerusakan jalan itu, tapi oleh pemerintah selalu menjawab itu jalan propinsi dan propivinsilah yang harus memperbaikinya,” cetus salah satu warga, Zamaluddin, kepada wartawan, Minggu (17/4).
Menurut pengakuannya, hampir setiap hari jalur tersebut terjadi kecelakaan, bahkan terakhir Jumat (15/4) kemari terjadi kecelakaan antara Motor Revo VS Benhur. Akibatnya, empat gigi pemilik motor rontok karena berbenturan dengan badan benhur. Selain itu beberapa minggu yang lalupun terjadi kecelakaan yang tragis, hingga menewaskan pengendara roda dua. “Jika tidak segera diperbaiki, maka jalan tersebut semakin hari akan memakan korban,” katanya.
Hal senada juga dikeluhkan Usman, salah warga pengguna jalan asal Desa Tangga. Kepada Garda Asakota, dirinya mengaku sangat kecewa dengan sikap pemerintah yang tidak pernah memperhatikan kerusakan badan jalan tersebut, padahal sudah sering dikeluhkan warga. Apalagi, kata dia, hampir setiap hari pemerintah melewati jalan tersebut. “Apakah pura-pura tidak melihat kalau dilokasi itu ada jalan yang rusak parah?,” kesalnya.
Belum lama ini, kata dia, warga sekitar dengan sedikit kemampuannya berupaya memperbaiki jalan tersebut dengan cara menempel campuran semen ke badan jalan.” Warga terpaksa menggalang dana untuk perbaikan jalan,” katanya. Meskipun jalan tersebut adalah jalan provinsi, namun semestinya ada upaya dari pemerintah Daerah Kabupaten untuk mengusulkannya ke Provinsi. “Paling tidak kirim gambar/fotonya, kalau tidak sanggup ke Provinsi,” ucapnya. (GA. 234*)