Bupati Perlu Beri Pemahaman yang Baik
Bima, Garda Asakota.-
Mantan Bupati Bima, Drs. H. Zainul Arifin, menyesalkan munculnya aksi pembakaran kantor Camat Lambu dan fasilitas kendaraan dinas lainnya baik roda empat maupun kendaraan roda dua dalam aksi unjuk-rasa yang digelar ribuan elemen masyarakat Lambu, Kamis (10/2). “Sungguh sangat disesalkan terjadinya aksi anarkis seperti itu,” ucap Zainul kepada wartawan via Ponselnya.
Ditegaskannya bahwa, semua elemen harusnya memberikan contoh yang baik dalam menyelesaikan masalah, bukan dengan aksi anarkis yang merugikan aset Negara. Untuk itu dirinya mengharapkan kepada komponen warga masyarakat Lambu agar dapat menahan diri dan meminta penjelasan Bupati terkait dengan rencana eksplorasi/eksploitasi emas tersebut secara santun. “Demo itu sah-sah saja, asalkan salurannya benar dan tidak anarkis,” tegasnya. Ketika disinggung tentang sikapnya atas adanya rencana ekploitasi tambang emas di Lambu oleh Pemkab Bima, Zainul menegaskan bahwa, selama keinginan itu tidak merusak lingkungan dan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat, harus diwujudkan.
“Persoalan minus-nya dimana-mana itu hanya dampak dari pembangunan. Namun saya tegaskan bahwa, karena ini menyangkut pertambangan, pemerintah perlu melakukan sosialisasi secara intens ke masyarakat bukan hanya sebatas camat dan kepala desa saja yang tahu,” cetusnya.
Diingatkannya bahwa, bagi yang memimpin Kabupaten Bima saat ini mulai dari Bupati, Camat hingga Kades, jangan berkuasa penuh dan mengkhianati kewenangan yang diamanatkan rakyatnya. “Waktu jaman saya jadi Bupati dulu, tidak ada yang ribut seperti ini. Karena saya tidak ambil uang dari siapapun, termasuk para pengusaha.
Dan yang terpenting adalah, bagi yang berkuasa saat ini, turunlah melihat rakyatnya, terlepas apakah rakyatnya itu memilih dan tidak memilih. Mereka ini wajib dilayani semuanya,” sarannya. (GA. 212*)
Bima, Garda Asakota.-
Mantan Bupati Bima, Drs. H. Zainul Arifin, menyesalkan munculnya aksi pembakaran kantor Camat Lambu dan fasilitas kendaraan dinas lainnya baik roda empat maupun kendaraan roda dua dalam aksi unjuk-rasa yang digelar ribuan elemen masyarakat Lambu, Kamis (10/2). “Sungguh sangat disesalkan terjadinya aksi anarkis seperti itu,” ucap Zainul kepada wartawan via Ponselnya.
Ditegaskannya bahwa, semua elemen harusnya memberikan contoh yang baik dalam menyelesaikan masalah, bukan dengan aksi anarkis yang merugikan aset Negara. Untuk itu dirinya mengharapkan kepada komponen warga masyarakat Lambu agar dapat menahan diri dan meminta penjelasan Bupati terkait dengan rencana eksplorasi/eksploitasi emas tersebut secara santun. “Demo itu sah-sah saja, asalkan salurannya benar dan tidak anarkis,” tegasnya. Ketika disinggung tentang sikapnya atas adanya rencana ekploitasi tambang emas di Lambu oleh Pemkab Bima, Zainul menegaskan bahwa, selama keinginan itu tidak merusak lingkungan dan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat, harus diwujudkan.
“Persoalan minus-nya dimana-mana itu hanya dampak dari pembangunan. Namun saya tegaskan bahwa, karena ini menyangkut pertambangan, pemerintah perlu melakukan sosialisasi secara intens ke masyarakat bukan hanya sebatas camat dan kepala desa saja yang tahu,” cetusnya.
Diingatkannya bahwa, bagi yang memimpin Kabupaten Bima saat ini mulai dari Bupati, Camat hingga Kades, jangan berkuasa penuh dan mengkhianati kewenangan yang diamanatkan rakyatnya. “Waktu jaman saya jadi Bupati dulu, tidak ada yang ribut seperti ini. Karena saya tidak ambil uang dari siapapun, termasuk para pengusaha.
Dan yang terpenting adalah, bagi yang berkuasa saat ini, turunlah melihat rakyatnya, terlepas apakah rakyatnya itu memilih dan tidak memilih. Mereka ini wajib dilayani semuanya,” sarannya. (GA. 212*)
