-->

Notification

×

Iklan

Pengadaan Lele Juga Dibidik Pansus Kunker

Wednesday, February 2, 2011 | Wednesday, February 02, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-02-26T06:54:38Z
Kota Bima, Garda Asakota.-
Selain membidik program pembelian tanah plus bangunan milik H. Ramli Yusuf, Panitia Khusus (Pansus) Kun¬jungan Kerja (Kunker) DPRD Kota Bima juga merespon adanya desas-de¬sus menyangkut dugaan penyimpangan di tubuh Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Kota Bima dalam Program Pengadaan Lele Dumbo untuk Pember¬dayaan Kelompok yang bersumber dari dana hibah APBN Pusat Tahun Anggaran (TA) 2010 sebesar Rp490 juta, dengan melakukan pemanggilan Kadis Diskanlut Kota Bima dan Pejabat Pembuat Komitmennya.

Pada kesempatan klarifikasi yang digelar di kantor sementara DPRD Kota Bima di Jalan Gajah Mada, Senin (31/1), Kepala Dinas (Kadis) Diskanlut Kota Bima, H. Safaruddin, dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) program tersebut, Ir. Juwaid, terlihat hadir dengan memberikan penjelasan kepada Pansus Kunker DPRD terkait dengan adanya dugaan penyimpangan dalam pelak¬sanaan program tersebut sebagaimana yang menjadi temuan pihak Komisi B DPRD Kota Bima serta sinyalemen yang diungkapkan oleh pihak Institut Transparansi Kebijakan (ITK) Korda Bima-NTB.
Sebagaimana yang diungkapkan kepada wartawan, penasehat ITK Korda Bima-NTB, Al-Imran mensinya¬lir adanya dugaan kerugian Negara dalam proses pelaksanaan program tersebut sebesar Rp263 juta lebih dari total anggaran sebesar Rp490 juta.
“Dugaan kerugian negara sebesar Rp263 juta itu diperoleh dari asumsi yang kami dapatkan bahwa satu (1) titik penebaran disinyalir hanya menerima sebanyak 4000 bibit lele, dua (2) terpal dan 12 sak pakan dengan asumsi harga pembelian sebesar Rp2 juta lebih dika¬likan dengan 75 titik penyebaran hanya menyerap dana sebesar Rp171 juta lebih. Sementara untuk PPN/PPH nya sekitar Rp20 juta lebih, over height nya diperkirakan sebesar Rp34 juta lebih, sehingga totalnya adalah lebih kurang Rp226 juta lebih dari total anggaran sebesar Rp490 juta. Sehingga dalam hal ini Negara dirugikan sebesar Rp263 juta
lebih. Berdasarkan hasil investigasi kami bahwa harga satuan lele yakni sebesar Rp400 per ekor, harga satuan terpal sebesar Rp300 ribu, sementara harga satuan pakan sebesar Rp7.500,” beber Al-Imran kepada wartawan, Senin (31/1). Pihak Pansus Kunker DPRD sendiri melalui Wakil Ketua Pansus Kunker, Sudirman DJ, SH., mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pemanggilan tersebut dijelaskan oleh pihak Diskanlut dan PPK nya bahwa program tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan apa yang diharapkan. “Makanya kita minta mereka untuk memberikan copian datanya ke Pansus Kunker untuk diteliti lebih lanjut,” cetus Sudirman.
Bagaimana tanggapan pihak Dis¬kanlut Kota Bima atas tudingan ter¬sebut?. Ketua PPK Program Pember¬dayaan Kelompok melalui Pengadaan Lele Dumbo, Ir. Juwaid, membantah tudingan adanya indikasi penyimpangan dalam pelaksanaan program tersebut. Kepada wartawan pihaknya mengata-kan menyangkut penentuan harga terpal dilakukan dengan memadukan harga standar pemerintah kota Bima dengan harga survey secara langsung di peru¬sahaan dan harga yang terdapat pabrik atau perusahaan yang ada di internet. “Jadi total pengadaan terpal khusus budidaya itu sebanyak 150 lembar untuk 75 paket yang terbagi kedalam delapan (8) kelompok. Harga yang ditawarkan oleh pihak perusahaan pemenang tender (CV. Langkah Jaya) melalui proses tender terbuka yang diikuti 27 CV adalah sebesar Rp350 ribu. Sementara HPS yang ditetapkan oleh panitia adalah sebesar Rp400 ribu lebih. Jadi kalau mereka (ITK, red.) mengatakan harga satuan untuk terpal sebesar Rp300 ribu itu salah, yang benar adalah Rp350 ribu,” jelas Juwaid kepada wartawan, Selasa (1/2), di ruang kerjanya.
Pengadaan yang kedua, lanjutnya, adalah pengadaan pakan lele sebanyak 28,6 ton yang berdasarkan hasil penge¬cekan pihaknya di lapangan sudah dipe¬nuhi semua oleh perusahaan pemenang tender itu secara baik kepada delapan (8) kelompok atau pada 75 titik dan di¬buktikan dengan hasil pemeriksaan panitia. “Begitu pun dengan pengadaan bibit lele sebanyak 297 ribu ekor sudah terpenuhi semua dan sudah didistribu¬sikan dengan baik kepada delapan (8) kelompok atau pada 75 titik itu dengan kebutuhan per titik itu sebanyak 3.600 atau ada juga yang 3.700 ekor,” jelasnya lagi. Menyangkut harga pakan, Juwaid menjelaskan bahwa harga pakan di Sumbawa itu adalah sebesar Rp7.800 per kilogram. Harga HPS yang diten¬tukan oleh panitia sebesar Rp9000 lebih. “Harga penawaran adalah Rp8.500. Lalu yang dikatakan over heightnya itu dimana?. Belum lagi keuntungan se¬besar 10 persen yang belum ditam¬bahkan,” rinci Juwaid.
Berkaitan dengan harga bibit, pihak¬nya mengungkapkan sempat mendeng¬ar ada bibit lele yang harganya adalah Rp400 per ekor, akan tetapi ukurannya adalah 3-4 cm. “Bibit itu ada di Mata¬ram. Tapi di Mataram juga harga 5-8 cm bibit lele adalah sebesar Rp450 per ekor. Sementara harga Kota Bima sebesar Rp500 per ekor. HPS yang ditentukan oleh kami adalah sebesar Rp600 per ekor. Dan harga penawaran oleh CV. Langkah Jaya adalah Rp550 per ekor,” rincinya lagi seraya menambahkan bahwa pagu dana proyek itu adalah sebesar Rp562 lebih juta. Dan sisa dana dari hasil tender sebesar Rp71 lebih juta, kata Juwaid, telah disetorkan kembali ke kas daerah.
Jadi pada dasarnya, kata Juwaid, apa yang ditudingkan itu tidak benar adanya. “Dan semuanya sudah dilak¬sanakan secara baik dan transparan. Apalagi kami secara aktif dan terus menerus hingga sekarang melakukan pengawasan secara langsung pada 75 titik itu,” tegas Juwaid.
Juwaid juga mengungkapkan dari 75 titik itu ada tiga titik yang tidak berhasil membudidayakannya yakni Sugianto di Kelurahan Melayu. “Budidayanya mati pada umur lima hari. Penyebabnya ada¬lah kesalahan teknis akibat dia tidak mengikuti petunjuk teknis. Selain itu kandungan garam di tempat budida¬yanya agak tinggi. Yang lainnya ada di kelurahan Penanae dan di Kelurahan Rabangodu,” kata Juwaid.
Saat sekarang pihaknya tengah mempersiapkan panen perdana lele dumbo ini dalam waktu dekat. “Saya jamin Kota Bima akan panen lele se¬banyak 2,5 ton hingga 3 ton dalam bulan ini dengan ukuran lele 6-8 ekor per kilo dengan harga Rp20 ribu sampai Rp25 ribu. Dan itu semua adalah untuk pengem¬bangan para kelompok itu sen¬diri dengan sistim berkelanjutan. Jadi intinya adalah untuk pemberdayaan masyarakat,” tandasnya. (GA. 211*)
×
Berita Terbaru Update