-->

Notification

×

Iklan

Dua Warga Belo Terjangkit Penyakit DBB

Wednesday, February 2, 2011 | Wednesday, February 02, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-02-26T06:55:12Z
Woha, Garda Asakota.-
Demam berdarah mulai menyerang warga di Kecamatan Palibelo Kabupa¬ten Bima. Hal itulah yang dialami dua warga Dusun Padolo Desa Belo Kecamatan Palibelo, M. Tayeb Hasan (65) dan Triayati Putri (8).
Banyaknya genangan air di pemuki¬man warga telah menjadi wadah yang bagus bagi berkembangnya jentik nyamuk. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya barang-barang bekas yang berserakan hingga diduga kedua warga tersebut terjangkiti Virus Aedes Aigypti.

Berdasarkan hasil laboratorium PKU Muhammadiyah Bima, keduanya positif terjangkit penyakit DBD dan saat ini sedang dirawat inap di RSUD Bima.
Anak dari M. Tayeb Hasan, Iswadin (29 thn) kepada Garda Asakota, mengaku, sebelum ayahnya terserang DBD, mengalami demam tinggi disertai munculnya bintik-bintik merah di sekujur tubuhnya. Pada hari Minggu (30/1) lalu, pihak keluarga langsung membawa M. Tayeb di Pusat Kesehatan Masyarkat (Puskesmas) Asakota Kota Bima. “Na¬mun setelah dirawat satu malam di Pus¬kesmas Asakota, ayah saya lang¬sung dirujuk ke RSUD Bima Senin (31/1), karena dinilai mengalami DBD,” aku¬nya kepada wartawan, Selasa (1/2).
Dijelaskannya bahwa penyakit yang diderita oleh ayahnya adalah positif DBD, hal itu sesuai hasil laboratorium RS Muhammadiyah Bima dan menurut dokter yang menanganinya di RSUD Bima. Sementara itu, Lukman (40 thn) ayah korban DBD lainnya, Triayati Putri, mengaku sebelum anaknya yang baru menginjak kelas II SD itu pernah terjangkiti penyakit yang sama. “Setelah mengalami demam tinggi Sabtu (22/1), saya langsung periksa keadaannya di Bidan Desa. Waktu itu, Bidan Desa mengisyaratkan putrinya harus dirawat di RSUD Bima untuk mendapatkan perawatan intensif,” katanya, di Desa Belo Selasa (1/2).
Bagaimankah tanggapan dari Kepa¬la Puskesmas Palibelo, Dr. Hj. Titien Sumarni, kepada Garda Asakota, justru pihaknya belum mengetahui adanya war¬ga masyarakat di wilayah Keca¬matan Palibelo yang mengalami diserang DBD. Biasanya, kata dia, bila ada warga masyarakat positif terjangkit DBD pihak Dikes Kabupaten Bima akan segera menginformasikan kepada pihaknya. “Sejauh ini kami belum mene¬rima informasi apapun terkait warga di serang penyakit DBD,”cetusnya. Diakuinya, memang ada warga masya¬rakat yang diduga terhinggap penyakit DBD dan hal itu disampaiakan oleh Sekertaris Desa (Sekdes) Belo pada saat pihaknya menggelar penyulu¬han di Desa setempat, Senin (24/1).
“Namun hal itu merupakan per¬nyataan masyarakat, sementara untuk memastikan sesorang terhinggap oleh penyakit DBD itu perlu bukti dari hasil laboratorium. Sementara di RSUD Bima tidak memiliki laboratorium, hanya sebatas suspect kondisi saja,” katanya.
Menurutnya, daerah yang berpotensi penyebaran penyakit yang disebabkan oleh Virus Aedes Aigypti adalah daerah dengan mobilitas penduduk yang sangat tinggi, keadaan lingkungan kesadaran masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). “Padolo merupakan daerah dengan ciri seprti itu dan virus itu juga bisa disebabkan oleh penyebaran dari berbagai daerah ke suatu tempat karena mobilitas masya¬rakat yang tinggi,” terangnya.
Diakui Hj. Tietin, daerah Padolo memang selalu digenangi oleh air. Mung¬kin hal itu disebabkan saluran drainase yang tidak baik, hal itu me¬mang sangat dihawatirkan timbulnya ber¬bagai penyakit seperti DBD, cikungunya, dan malaria. Untuk itu pihaknya berencana akan melakukan Jumat bersih (5/2) mendatang. (GA. 234*)
×
Berita Terbaru Update