-->

Notification

×

Iklan

Dihantam Banjir, Tembok Pagar SDN-58 Gindi, Rubuh

Monday, February 14, 2011 | Monday, February 14, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-02-26T04:05:24Z


Kota Bima, Garda Asakota.-
Banjir yang melanda hampir seluruh wilayah Kota Bima, meninggalkan banyak pekerjaan bagi pemerintah akibat kerugian materil dan moril dialami warga masyarakat.
Selain itu banyak instansi dinas pemerintahan dan sekolah turut digenangi banjir, mengalami kerusakan seperti dialami Sekolah Dasar Negeri (SDN) 58 lingkungan Tambana Kelurahan Jatiwangi Keca¬matan Asakota.
Di sekolah ini, bangunan tembok yang berada di bagian depan maupun belakang ambruk diterjang banjir. Hal ini dibenarkan oleh salah satu guru yang mengajar di SDN tersebut, Sahrullah, S. Pd. Kepada wartawan, diceritakan¬nya bahwa sebelum terjadinya banjir dirinya bersama rekannya sempat terjaga sekira pukul 03:00, Rabu (8/2), akibat suara petir yang bergemuruh di selingi suara hujan.
“Namun sesaat setelah itu saya tertidur lagi, namun betapa kagetnya ketika saya bangun sekira pukul 07. 00 pagi, banjir sudah mengenangi sekolah setinggi 80 cm dan menghantam tembok sekolah hingga rubuh,” akunya.
Menurutnya, akibat dari banjir inipun sekolah langsung diliburkan, karena fasilitas untuk proses kegitan belajar mengajar seluruhnya tergenang air. Pihaknya berharap agar pemerintah turun untuk melihat keadaan sekolah maupun warga sekitar yang menjadi korban banjir. “Karena pada saat terjadinya banjir banyak rumah warga ikut tergenang,” cetusnya.
Sementara itu salah satu warga yang tinggal tepat di depan sekolah sekaligus korban banjir, Gani M. Sidik, banyak barang miliknya rusak karena rumahnya kemasukan bajir. Selain tembok depan dan belakang rubuh, mesin pompa air (sanyo) rusak, dan buku pelajaran dan buku sekolah anak-anaknya ikut ter¬bawa banjir. Bahkan beras satu karung¬pun ikut tergenang banjir, karena tidak bisa diselamatkan. “Saya berharap pemerintah dapat mencari jalan keluar agar banjir tidak terjadi lagi. Karena saya meyakini banjir ini berawal air hujan yang datang dari gunung So Gindi, dan pada saat turun tidak ada parit untuk dilalui oleh air hujan, sehingga langsung mengalir ke pemukiman warga,” cetusnya. (GA. 334*)
×
Berita Terbaru Update