-->

Notification

×

Iklan

Jumlah PDP dan ODP Capai 348 Orang, NTB Tidak Ada Pasien Positif Covid19

Monday, March 23, 2020 | Monday, March 23, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-03-23T11:43:33Z
Kadikes NTB, dr Nurhandini Eka Dewi, didampingi Kepala BPKD NTB dan Kadiskominfotik NTB, saat menggelar konferensi pers Senin 23 Maret 2020, di Mataram.


Mataram, Garda Asakota.-

Hingga saat ini tercatat jumlah total PDP (pasien dalam pengawasan) dan ODP (orang dalam pemantauan) yang sudah terkontak dengan Dikes Provinsi NTB adalah sebanyak 348 orang, dengan rincian 21 PDP, 11 orang pasien telah selesai dalam masa Pengawasan dan 10 orang lainnya masih dalam pengawasan artinya masih dalam Rumah Sakit (RS).

"Kemudian untuk ODP, totalnya sebanyak 327 orang, yang selesai dalam pemantauan sebanyak 149 orang dan yang masih dalam pemantauan sebanyak 178 orang," ungkap Kadikes Provinsi NTB, dr Nurhandini Eka Dewi, dalam keterangan persnya, Senin (23/3).

Berdasarkan catatan ini, diakuinya jumlah ODP dalam empat hari terakhir meningkat tajam menyusul ditutupnya aktivitas sejumlaj perkantoran dan sekolah. "Kemudian yang di LN pun, pekerja-pekerja banyak yang tidak bekerja sehingga mereka pulkam," akunya.

Dari pemantauan pihaknya di beberapa daerah ada peningkatan yang cukup tinggi seperti di Lotim dan Kabupaten Bima cukup tinggi ODP-nya.

Dalam rapat Senin pagi (23/3) bersama Gubernur, pihaknya menyampaikan skenario atas kemungkinan kesiapan memasuki fase ke-2. "Fase kita sekarang adalah fase kewaspadaan, maka fase ke 2 dimana transmisi penyakit sudah masuk ke sini. Kewaspadaan ini betul-betul harus kita tingkatkan supaya kita menunda masa transisi ini.

Kita melihat bahwa jumlah ODP meningkat tajam, sehingga kita harus lebih siap melakukan pencegahan dan melakukan perluasan penangkalan terhadap corona, agar jumlah ODP ini bisa kita tekan," tegasnya.

Kadikes menyebutkan bahwa jika seseorang sudah masuk fase ODP dan PDP, maka resiko dia terhadap penyakit ini lebih besar dari orang yang belum.

Selain itu, kata dia, kita juga banyak ODR (orang dalam resiko) yaitu orang-orang yang pulang dari perjalanan yang masih sehat, misalkan ada yang pulang dari Jakarta, betul dia sehat tapi dia kemungkinan punya resiko juga.

"Suatu saat bisa jadi ODP dan bahkan bisa jadi PDP. Kemudian orang dengan resiko yang lain adalah yang kontak dengan orang PDP meningkat juga karena PDP juga meningkat," ungkapnya.

Kepada warga masyarakat diingatkannya bahwa yang terbaik dalam hal pencegahan Covid19 ini adalah dengan meminimalkan kontak dengan sesama, bukan hanya sosial distancing tapi juga body distancing.

"Sebab sering kontak bodi, maka resiko penularan dari covid ini makin besar resikonya. Jadi itulah yang plaing mudah kita lakukan, tidak keluar rumah dulu," pungkas dr Nurhandini. (GA. 212*)
×
Berita Terbaru Update