-->

Notification

×

Iklan

Dari Tuhan ke Tuhan. Bukan Cuci Tangan Doang, Apalagi Cuma ber-MASKER RIA

Wednesday, March 4, 2020 | Wednesday, March 04, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-03-04T02:23:59Z
Oleh; Syech Fathurrahman


Ketika Manusia Jumawa, lantaran Harta dan Kuasa di tangannya sehingga merasa KEBAL Hukum (Negara/Agama), Tuhan cukup menguji "Kekebalan Tubuh" manusia dengan aneka VIRUS.

Mencegah CORONA bukan dengan MASKER. Masker tidak meningkatkan Imunitas Tubuh. Tubuh Manusia jelas adalah Made in Tuhan. Logika perawatan mobil hanyalah kembali ke manual Dealer Resmi/ATPM. Begitupun manusia suka tidak suka tetap harus kembali hidup dengan CARA/MANUAL HIDUP yang telah TUHAN Gariskan, antara lain:

1. Wudlu' untuk Thoharah

Lihat, Kitab Hukum apapun dalam Fiqh Islam selalu diawali dengan Bab Thoharah (Bersuci). Kampanye Cuci Tangan dengan Sabun itu menjaga kebersihan diri sama halnya dengan Wudlu' minimal 5 kali sehari-semalam. Islam, satu-satunya agama di dunia yang sudah mengenalkan kebersihan dan kesucian diri sejak 1500 tahun silam. Kalau sudah Wudlu maka otomatis dilanjutkan dengan Sholat.

2. Sholat

Sholat adalah wujud paling kongkrit bukti penghambaan diri manusia kepada Tuhan. Setinggi-tingginya status sosial manusia tetaplah diperintahkan CIUM TANAH, minimal 34 kali sehari-semalam. Sering2 "mencium Tanah" agar manusia selalu sadar akan hakikat dirinya. Dari Tanah dan akan kembali ke Tanah. Gak usah sok merasa Jumawa, apalagi Islamophobia.

3. Makan-Minum serba Halalan lagi Thoyiban

Jangan mentang-mentang berkuasa sehingga menghalalkan segala cara untuk sekedar Makan. Jangan mentang-mentang sebagai "Mahluk Pemakan Segala" sehingga semuanya dilahap: dari Babi, Anjing, Ular dan seluruh isi hutan belantara dimakan juga: Kayu, Mangaan, Batubara, Minyak Bumi, Perak, Emas, Uranium, Aspal, Asuransi, Lem, Kertas dan ATK lainnya, Kabel Listrik, Semen, KTP Electronic, SIM, Alutsista, Alkes, Pulsa HP, Suara (Pemilih), Kursi, Jabatan, Tanah Gusuran, Pupuk, Bibit Tanaman, Jalan Tol, Jembatan, harta anak Yatim/Terlantar, Narkoba, Miras, bahkan hingga Organ Tubuh Manusia pun "dimakan" juga.

Luar biasa bukan daya tampung usus manusia yang cuma 12 jari lebarnya itu?
Bukankah Doa sebelum makan adalah agar makanan jadi berkah dan tidak mengundang AZAB, Penyakit..??

4. Husnu Dzon

Imunitas tubuh manusia juga sangat dipengaruhi oleh HATI dan PIKIRAN. Saya 100 porsen yakin kita semua pasti LUPA kapan terakhir kali kita masih menjadi BANGSA yang RAMAH.

Sejarah Nasional Bangsa kita dalam setengah abad ini faktanya tertulis dengan Tinta Darah. Dimana-mana Saling Hujat, Adu Domba dan ANARKI... Diakui atau dipungkiri dengan aneka retorika dan apologi, realitanya penduduk Bumi ini dari waktu ke waktu kian anarki.

5. Keadilan Sosial

Keadilan Sosial itu adalah misi dari Islam yang Rahmatan Lil 'Alamin. Manusia adalah Mahluk Sosial maka Keadilan Sosial mutlak diperlukan sehingga harus direncanakan, direkayasa/diintervensikan agar terealisasikan dakam kehidupan nyata. Bukan hanya sekedar Sila di perisai burung Garuda sambil saling menebar Salam PANCASILA.

Tapi konsepsi apalagi wajah konkret Keadilan Sosial pun tak pernah ada.BBagaimana mau menciptakan Keadilan Sosial jika Negara melepaskan setiap orang untuk bersaing bebas menjadi Manusia Pemakan Segala?

Liberalisasi Politik, Hukum dan Ekonomi seperti selama setengah abad inilah yang melahirkan Hukum RIMBA. Sedangkan di dalam Rimba, hukumnya cuma 1 Pasal saja: Siapa yang Paling Kuat, Dialah yang Survive.
Bagaimana mau menciptakan Keadilan Sosial jika Negara membebaskan Kapitalis menguasai industri dari Hulu ke Hilir?

Segelintir orang manusia terus "difasilitasi" bebas mengumpulkan pundi-pundi uangnya yang telah bertrilun2 dan menabung-sembunyi di luar negeri? Sedangkan ada jutaan manusia lainnya yg bahkan untuk sekedar makan sehari itu saja rela (terpaksa) menculik anak-anak kecil, dibunuh dan diperjual-belikan organ tubuhnya???* Wallahu A'lam bissawab

×
Berita Terbaru Update