-->

Notification

×

Iklan

HUT NTB Ke-61, DPRD NTB Gelar Rapat Paripurna Istimewa Dengan Penggunaan Pakaian Adat

Tuesday, December 17, 2019 | Tuesday, December 17, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-12-17T00:52:40Z
Suasana Rapat Paripurna Istimewa DPRD NTB menyambut HUT NTB yang Ke-61 di Ruang Rapat Utama Kantor DPRD NTB, Senin 16 Desember 2019.

Mataram, Garda Asakota.-

Tidak terasa perjalanan usia Pemerintahan Provinsi (Pemprov) NTB sudah menapaki usia yang ke-61 tahun. Berbagai event perayaan dihadirkan untuk memeriahkan perayaan hari yang sarat makna ini. Tidak ketinggalan, Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB pun ikut menyemarakan HUT NTB ini dengan menggelar Rapat Paripurna Istimewa DPRD NTB, pada Senin 16 Desember 2019 di Ruang Rapat Utama DPRD NTB, dengan mewajibkan pemakaian pakaian adat bagi seluruh anggota DPRD NTB.

Dihadiri langsung oleh Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah, Rapat Paripurna Istimewa yang dipimpin langsung oleh Ketua DPRD NTB, Hj Baiq Isvie Rupaeda SH MH., serta didampingi oleh Wakil Ketua DPRD NTB, Mori Hanafi SE.,M.Comm., Wakil Ketua DPRD NTB, H Muzihir dan Wakil Ketua DPRD NTB, Ust H Abdul Hadi, juga turut dihadari oleh para Kepala Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, para kepala OPD Lingkup Pemda Provinsi NTB, para kepala daerah Kabupaten dan atau Kota se-NTB, Mantan Gubernur NTB, HL Serinata, Tokoh-tokoh masyarakat NTB lainnya seperti H Mesir Suryadi, dan HL Sudjirman.

Menariknya, paripurna kali ini juga menghadirkan sajian tarian khas daerah sebagai pembuka serta paduan suara dari SMA 01 Mataram yang turut mempersembahkan paduan suara lagu daerah.

Dalam sambutannya, Ketua DPRD NTB, Hj Baiq Isvie Rupaeda SH MH., mengungkapkan sebagai bentuk penghargaan dan rasa syukur Lembaga DPRD NTB atas segala bentuk anugerah dan berkah dari Allah SWT, maka menurutnya, pada setiap tanggal 16 Desember setiap tahun, Lembaga DPRD NTB, menjadikan konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan di Provinsi NTB untuk menyelenggarakan Rapat Paripurna DPRD guna mendengarkan pidato Gubernur NTB terhadap rencana dan progres pembangunan di Provinsi NTB.

“Apalagi pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat NTB merupakan tanggungjawab bersama segenap jajaran di Provinsi dan Kabupaten/kota se-NTB. Peringatan hari jadi ke-61 provinsi NTB tahun ini,  mengambil tema ”NTB Gemilang” sebagai perwujudan untuk mencapai NTB yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur,” ungkapnya.

Dikatakannya, Provinsi NTB memiliki banyak pulau, terdiri dari  dua  pulau besar dan banyak pulau kecil yang terhubung oleh lautan nan indah membentang mulai dari arah barat hingga arah timur. Mulai  dari Ampenan hingga Sape. Pesona keindahan alamnya menyimpan berjuta-juta kekayaan alam sebagai sumber kehidupan baik yang sudah dieksplorasi maupun yang belum. Sumber daya alamnya baik yang bisa diperbaharui maupun yang tidak, merupakan modal pembangunan yang cukup potensial dan harus terus dikembangkan sebesar-besarnya demi kemakmuran masyarakat. Falsafah ini sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi: Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Hal ini terlihat jelas, bahwa kekayaan alam sebagai sumber daya alam harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk menunjang kemakmuran masyarakat tanpa kecuali.

“Pemerintah Provinsi NTB harus mampu memanfaatkan sumber daya alam ini dengan baik, sebagai modal pembangunan menuju pemerataan pembangunan di seluruh wilayah NTB. Pembangunan tidak hanya terpusat di wilayah tertentu saja, namun harus menyeluruh, mulai dari perkotaan, hingga pedesaan dan semua itu harus berbasis pembangunan kearifan lokal. Bahwa pembangunan berbasis kearifan lokal ini dimaksudkan untuk memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki wilayah setempat dan bertujuan untuk pembangunan serta pengembangan wilayah tersebut dan berdasarkan tingkat kebudayaan warga setempat,” cetusnya.

Pihaknya juga mengajak semua pihak agar dengan momentum peringatan HUT NTB ini dapat lebih meningkatkan lagi pada aspek peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui aspek pendidikan sesuai dengan program Gubernur NTB.

“Sehingga mampu menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEK) serta memiliki moralitas. Penguasaan dan kemampuan mengembangkan IPTEK ini sangat dibutuhkan untuk peningkatan taraf hidup mengingat globalisasi dalam berbagai bidang kehidupan sudah tidak bisa dihindari dan berdampak pada terjadinya persaingan yang ketat baik dalam kehidupan social, ekonomi dan politik bahkan dalam menyosong era revolusi industri ke 4 ini, maka mau tidak mau peningkatan SDM menjadi beban mutlak yang harus kita siapkan bersama,” ujar Srikandi Udayana ini.

Dalam kesempatan ini juga, Rapat Paripurna Istimewa DPRD Provinsi NTB, juga mengagendakan pidato Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah, terkait dengan program kemajuan pembangunan NTB selama ini. Dalam pidatonya Gubernur NTB mengungkapkan momentum HUT NTB ke-61 patut dijadikan penanda waktu untuk merenungkan kembali tantangan apa yang akan dihadapi dimasa depan.

“Selain mempersiapkan agenda-agenda besar, tahun depan, kita masih akan berhadapan dengan sejumlah tantangan yang tidak kalah menggelisahkan. Kerusakan lingkungan telah melahirkan banyak sekali mudarat yang merugikan kita. Dimusim kemarau kita dihadapkan pada suhu yang begitu menyengat, dan air bersih yang semakin terbatas. Sementara di musim hujan, kita terancam oleh banjir, longsor dan cuaca buruk,” kata pria yang akrab disapa Doktor Zul ini.

Untuk menyikapinya, lanjutnya, kita tidak memiliki pilihan lain selain memperbaiki apa yang telah kita rusak, alam kita, hutan dan pohon-pohon yang kita tebang, harus kita tumbuhkan lagi. “Tidak ada orang lain yang wajib bertanggung jawab atas kerusakan ini selain diri kita sendiri. Jika kita tidak mau melakukannya, alam akan memaksa kita untuk mempertanggungjawabkannya. Maka, diusia berikutnya, kita, pemerintah dan warga NTB wajib menjadikan pemulihan lingkungan sebagai prioritas. Kaitan dengan hal ini, kita telah melakukan pencanangan gerakan NTB Hijau, di dusun kayu madu, desa labuhan badas, kabupaten sumbawa, kamis, 12 desember 2019 lalu,” ujarnya.

Doktor Zul berharap gerakan ini menjadi awal baru dari upaya-upaya sebelumnya yang telah dilakukan untuk memulihkan lingkungan kita. “Mari kita tanamkan dalam relung keyakinan kita yang paling dalam, bahwa merusak alam, mencemari alam, adalah perbuatan hina yang berdampak buruk pada banyak orang,” timpalnya.

“Mereka yang menumbangkan pohon demi keserakahannya, tidak hanya menumbangkan pohon itu saja. Namun juga menumbangkan kesempatan generasi masa depan untuk melihat indahnya hutan kita. Karena itu, dalam meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup, Pemprov NTB akan terus mendorong program-program unggulan seperti tata ruang berkelanjutan; NTB zero waste; bank sampah; penataan geopark; taman asri; dan hutan produktif,” tambahnya lagi.

Tantangan lain yang akan kita hadapi di jenjang usia kita yang berikutnya, lanjut Doktor Zul, adalah menyatukan kekuatan-kekuatan yang terserak. “Kita ketahui bersama, akan ada tujuh kabupaten/kota yang akan menjalani suksesi kepemimpinan ditahun depan. Suksesi kepemimpinan ini adalah agenda rutin yang kita harapkan akan menjadi medium lahirnya kepemimpinan yang lebih baik bagi NTB. Siapapun yang akan terpilih pada suksesi ini, kita berharap ia merupakan pemimpin yang bisa memajukan daerah yang dipimpinnya,” lanjutnya.

Adanya kompetisi yang sehat diantara para kontestan, dikatakannya, adalah sebuah kewajaran dalam iklim demokrasi. Dalam demokrasi, kompetisi memang diperlukan karena ia diyakini akan mendorong pada upaya untuk terus menerus memperbaiki kualitas kepemimpinan kita.

“Pemimpin yang hidup dialam demokrasi, wajib untuk terus menerus melakukan perbaikan demi perbaikan demi mencapai kualitas kepemimpinan yang diharapkan. dari suksesi yang satu ke suksesi yang lain, ekspektasi pemilih selalu menemukan bentuk barunya. Setiap pemimpin dituntut untuk peka meresapi gejala. Baik yang tampak di permukaan maupun yang berdinamika di bawahnya,” cetusnya.

Dalam konteks inilah, pemimpin yang satu dan yang lain dituntut untuk saling adu gagasan, adu program, visi dan misi. “Bukannya justru menyemai benih-benih kebencian diantara pendukungnya. Dalam persaingan yang saling menghancurkan, sesungguhnya tidak ada pemenang yang dihasilkan. Ibarat pepatah, yang menang menjadi arang dan yang kalah menjadi abu. Sungguh sebuah pertarungan yang sia-sia,” katanya.

Di tengah kompleksitas iklim sosial, politik dan ekonomi saat ini, Pemerintah Provinsi NTB menyaksikan bagaimana warga dan para pimpinan daerah di kabupaten/kota tetap berjibaku mendorong kemajuan demi kemajuan.

Di kota mataram, kita menyaksikan ornamen-ornamen kota yang cukup menarik dan ikonik mulai dibangun. Hal itu dilakukan bersamaan dengan upaya untuk terus membersihkan kota mataram melalui gerakan lingkungan sampah nihil alias LISAN. LISAN, tidak lain merupakan perpanjangan nafas dari program zero waste di kota mataram.

Di kota bima, kita menyaksikan upaya mendorong keseimbangan pembangunan. Dimana kawasan utara kota bima kini semakin mendapatkan sentuhan pembangunan. Ekonomi kreatif dan ikon-ikon wisata lokal juga terus dikembangkan di sana.

Di lombok barat, industrialisasi juga mulai bergema. Air nira yang dulunya dijadikan bahan baku miras, kini diolah menjadi aneka jenis gula. Menjadi permen dan berbagai komoditas yang lebih bernilai tambah serta menghasilkan keberkahan. Kemandirian ekonomi juga mulai diperkuat dengan dorongan untuk membeli produk-produk dari daerah sendiri.

“Di lobar, destinasi baru seperti sekotong kini juga mulai mencuri perhatian dunia,” kata Doktor Zul.

Di kabupaten bima, lanjutnya, kita menyaksikan upaya serius untuk memulihkan kerusakan hutan. Dan kini, telah berdiri pabrik pengolahan minyak kayu putih terbesar dunia di daerah ini. Pabrik ini akan mendorong tumbuhnya kemauan warga untuk menanam pohon kayu putih sebagai cara untuk menghadapi kerusakan hutan. “Mungkin, inilah cara tuhan telah menjawab doa para pemimpin dan warga kabupaten bima yang menginginkan alamnya kembali asri,” ujarnya.

Di lombok utara, pariwisata di tiga gili kembali bersemi. Terobosan dibidang kependudukan juga menjadi catatan yang menarik di KLU. Dimana, Bupati KLU telah berkomitmen bahkan bayi yang belum turun dari ranjang tempat kelahirannya, sudah bisa memiliki akta kelahiran. Upaya ini dilakukan bersama-sama dengan terobosan lainnya.

Di dompu, komoditas jagung yang telah menjadi ikon, kini terus dikembangkan menjadi aneka produk olahan. Program revitalisasi posyandu di dompu juga menuai sukses. dari 433 posyandu yang ada di dompu, 270 posyandu telah berhasil naik strata menjadi  posyandu keluarga dalam kurun  waktu 11 bulan saja.

Di lombok tengah, kita sedang bersiap menyongsong agenda besar, MotoGP 2021. Ada banyak hal yang sedang dan terus dibereskan untuk menyukseskan agenda besar ini. Dengan antusiasme bersama, kita bisa menyulap lombok tengah menjadi ikon pariwisata dan pusat ekonomi baru dunia. Sebuah daerah dengan potensi yang memikat banyak hati.

Di sumbawa, komitmen pemerintah daerah memajukan pendidikan anak usia dini (PAUD) telah menuai apresiasi di tingkat nasional. Bunda PAUD sumbawa, baru-baru ini meraih pin emas pada apresiasi bunda paud tingkat nasional. dalam waktu dekat, di sumbawa, bulog juga tengah mendorong pembangunan pabrik penggilingan padi terbesar se-asia tenggara.

di lombok timur, kita menyaksikan tumbuhnya ponpes-ponpes besar yang salah satunya, diilhami oleh semangat juang pahlawan nasional kita, Maulana Syaikh, TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid. Semangat dan dedikasi yang sama juga diikhtiarkan oleh para tuan guru di pulau lombok, sebelum dan setelah kehidupan beliau. Jumlah penduduknya yang sangat besar, adalah tantangan sekaligus potensi demografis yang besar untuk mendorong kemajuan bersama. baru-baru ini, desa kembang kuning di lombok timur juga mencuri perhatian dengan meraih predikat desa wisata (dewi) berkembang terbaik se-indonesia.

Di sumbawa barat, pemerintah setempat dan warganya sedang berjuang untuk mewujudkan smelter. Dengan kerja bersama, KSB telah melahirkan kisah sukses membangun sanitasi total berbasis masyarakat (stbm). KSB merupakan satu-satunya daerah di ntb yang sudah mencapai buang air besar sembarangan (babs) nol. Dan mereka mendapatkan pengakuan unesco atas capaian ini.

“Semua yang kami sampaikan tersebut, bukanlah gambaran lengkap atas ikhtiar, dan kerja-kerja yang telah kita lakukan bersama. kita meyakini, ikhtiar yang telah dilakukan jauh lebih kompleks ketimbang yang bisa disampaikan dalam kesempatan ini. Ikhtiar dan mimpi-mimpi yang kita renda saat ini, sebagian mungkin akan menuai hasil menggembirakan. Sebagian lainnya mungkin akan menemui kegagalan. Tapi hasil akhir bukanlah ranah manusia. Tugas kita adalah menyatukan kekuatan. Bekerja bersama, menangis bersama, menguatkan persahabatan yang tulus dalam meniti jalan panjang pembangunan ini. Hasilnya, kita akan serahkan pada Tuhan, Pemilik Takdir Manusia,” pungkasnya (GA. Im/Ese*).
×
Berita Terbaru Update