-->

Notification

×

Iklan

Curhat TKI Asal Bima di Irak: Saya Terjebak di Wilayah Konflik, Saya Ingin Pulang

Friday, November 15, 2019 | Friday, November 15, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-11-15T07:44:36Z
Mardiana Ridwan

Kota Bima, Garda Asakota.-

Mardiana, TKI (Tenaga Kerja Indonesia) asal lingkungan Langgar Selatan Desa Bugis Kecamatan Sape Kabupaten Bima NTB, sangat berharap ingin pulang ke tanah airnya Indonesia. Pasalnya, Mardiana yang saat ini tengah menjadi TKI di Kota Baghdad Irak merasa tidak aman lantaran Negara tersebut sedang dilanda konflik.

"Mohon bantuan, abang wartawan. Saya ingin pulang, saya terjebak di wilayah konflik," ungkapnya via pesan Whatssap (WA), kepada Garda Asakota, Jumat siang (15/11) waktu Indonesia.

Suasana di Distrik Amara Bagdad Irak

Kepada wartawan, ia mengaku bersama beberapa teman lainnya menjadi TKI menggunakan visa touris yang didapatkannya dari seorang sponsor warga Sape. "Tapi sekarang, sponsor kami sudah tidak lagi menjadi sponsor karena kantornya di sini (Bagdad, red) sudah tutup, bos kantor di sini masuk penjara," katanya.

Ia menyebutkan bahwa teman-temannya yang bersamanya saat itu, kini sudah nggak jelas posisinya dimana karena sudah terpencar kemana-mana. "Teman-teman saya masih ada, tapi sudah berpencar semua, ada juga yang bekerja di wilayah Kurdistan Irak," akunya.

Ia sendiri mengaku sudah 1 tahun 4 bulan berada di Irak. Selama berada di Bagdad, Mardiana mengaku sering ganti-ganti majikan. Namun saat ini, ia bekerja pada keluarga dokter sebagai pembantu rumah tangga di distrik Amarat lima jam perjalanan dari Bagdad tepatnya dekat perbatasan Kuwait.

"Majikan saya Dokter Saleh, orangnya baik, tapi kami merasa sangat tidak aman karena berada di wilayah perang. Sudah sekitar delapan bulan saya berada di Distrik Amarat," tuturnya sedih.

Untuk itu, dengan sangat berharap kepada Pemerintah Indonesia dan siapapun yang peduli dengan keberadaan mereka di Irak agar membantu mereka kembali ke Negara Indonesia. "Abang Wartawan yah?, tolong bantu kami agar suara kami didengar Pemerintah Indonesia," pintanya. (GA. 212*)








×
Berita Terbaru Update