-->

Notification

×

Iklan

Rp12 M Lebih Bantuan Benih Hibrida3 Lewat Satker Distanbum NTB, Ketua Fraksi Nasdem: Ada Dugaan Konspirasi Anggaran

Wednesday, October 30, 2019 | Wednesday, October 30, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-10-30T11:29:09Z
Bantuan benih jagung hibrida 3 jenis premium 919 yang dibuang oleh sejumlah massa aksi didepan Pimpinan DPRD Kabupaten Bima beberapa waktu lalu. (Sumber Foto: Dokumen EM)

Mataram, Garda Asakota.-

Bantuan benih jagung hibrida 3 jenis premium 919 yang bersumber dari dana APBN dan dikerjakan sekitar April 2019 senilai Rp12,48 Milyar lebih pada Satuan Kerja Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB untuk wilayah kelompok tani Kabupaten Bima menuai sorotan Ketua Fraksi Nasdem DPRD Kabupaten Bima, Edy Muhlis, S. Sos.

Kepada wartawan media ini, mantan Ketua HMI Cabang Bima yang terpilih kembali menjadi wakil rakyat di DPRD Kabupaten Bima menuding adanya dugaan konspirasi anggaran untuk memuluskan penganggaran bantuan benih jagung P919 dari sejumlah pihak tertentu.

"Dugaan saya ada konspirasi anggaran memunculkan benih jagung P919 ini padahal  mereka tahu bahwa benih jagung P919 itu sudah dua tahun ini selalu ditolak oleh kelompok tani dan tidak sesuai dengan kontur tanah di Kabupaten Bima," sorot Edy Muhlis melalui wartawan media ini, Rabu 30 Oktober 2019.

Bahkan saat sekarang, menurutnya lebih kurang seratusan lebih kelompok tani di Kabupaten Bima menolak bantuan benih jagung P919 itu.

"Dan kelompok tani berdasarkan keluhannya kepada kami, mengaku tidak pernah mengusulkan bantuan benih P919 ini. Ada tiga jenis benih jagung yang diusulkan yakni Bisi18, Pioner dan MK. Tapi koq ini malah yang dianggarkan diluar dari apa yang diusulkan. Ini kan jelas menuai tanda tanya, ada apa koq seperti ini?," ungkapnya dengan nada heran.

Pihaknya mengaku heran dengan sikap tidak terbukanya pihak Dinas Pertanian dalam menyikapi pertanyaan warga ini.

"Padahal kelompok tani yang melakukan penolakan itu sudah berjumlah sekitar 180-an kelompok tani," timpalnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Provinsi NTB, H Chusnul Fauzi, yang diwawancarai wartawan beberapa waktu lalu mengungkapkan program pembagian benih jagung P919 merupakan program dari Kementerian Pertanian RI.

"Bukan berada di Provinsi maupun di Dinas Pertanian Kabupaten. Dan sampai hari ini belum ada satu pun kelompok tani yang bersurat secara resmi menyampaikan penolakan terhadap benih P919 ini," tegas Chusnul Fauzi kepada wartawan media ini diruang kerjanya Dinas Pertanian Provinsi NTB, Kamis 24 Oktober 2019.

Ditegaskannya, Dinas Pertanian Kabupaten hanya memiliki kewenangan pendistribusian atau menurutnya CPCL nya berasal dari usulan Distan Kabupaten dan diteruskan ke Distan Provinsi ke Kementerian Pertanian RI untuk mendapatkan approvement.

"Program ini sendiri bernama program tumpang sari benih jagung dan benih padi Gogo. Sumber anggarannya langsung dari Kementan RI begitu pun pengadaannya ditangani langsung oleh Kementan RI dengan luas areal sekitar 18 ribu hektar. Untuk anggarannya sendiri saya gak tau karena sumber anggarannya bukan di kita," ungkap Chusnul.

Lebih lanjut berkaitan dengan penentuan benih jagung P919 menurutnya juga ditentukan oleh Kementan RI. Benih jagung P919 menurutnya masuk kedalam kriteria jenis benih hibrida 3.

"Kenapa penentuannya hibrida 3?. Jawabannya Pusat lah yang tahu soal proporsinya. Sebab berdasarkan kesepakatan bersama antara Kementan RI dengan pihak DPR RI, ada kewajiban mengakomodir hibrida 1 dan 2 sebesar 35 persen dan hibrida 3 sebesar 65 persen dan itu tertuang didalam Pedoman Umumnya," ungkapnya lagi.

Pada tahun sebelumnya, lanjutnya, pemerintah juga telah mendistribusikan bantuan benih jagung hibrida 1 dan 2 ini dan kali ini yang didistribusikan ada benih jagung hibrida 3. Semua ini masuk kedalam kategori benih rakyat yang diperbolehkan bagi rakyat untuk memperbanyak jenisnya.

"Di NTB sendiri belum ada produksi benih jenis ini sehingga kedepannya ada program kita melalui NTB Gemilang ini untuk membuat industri benih tersendiri agar kita bisa mandiri dan tidak lagi tergantung pada daerah lain," tandasnya. (GA. Im*)
×
Berita Terbaru Update