-->

Notification

×

Iklan

105 Orang Warga Wamena Asal NTB Siap Diberangkatkan Dari Sentani Ke NTB

Thursday, October 3, 2019 | Thursday, October 03, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-10-03T08:54:42Z
Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Masyarakat Dinsos NTB yang sebelumnya juga sebagai Plt Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial, H Amir, usai ikut mengevakuasi warga Wamena asal NTB di Bandara Wamena, 03 Oktober 2019. (Sumber Foto H Amir).

Sentani, Garda Asakota.-

Kerusuhan massal yang terjadi di wilayah Wamena Papua mendatangkan kisah tragis tersendiri bagi banyak warga pendatang luar Wamena, khususnya warga Wamena yang berasal dari sejumlah Kabupaten dan Kota di Provinsi NTB. 

Akibat dari kisah tragis pengusiran dan tindak kekerasan yang diduga dilakukan warga lokal pegunungan Wamena, banyak warga yang setelah puluhan tahun tinggal di Wamena dan menjadi bagian dari daerah tersebut harus merelakan harta bendanya dibakar dan dihancurkan serta mereka sendiri mengevakuasi diri mereka sendiri ke luar Wamena agar tetap bertahan hidup.

Beruntung sekitar 135 orang warga Wamena asal NTB yang telah lama menetap didaerah itu tetap bisa selamat meski seluruh harta benda mereka telah lenyap dimakan api. Beruntung lagi warga Wamena asal NTB cepat terevakuasi berkat kesigapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dan Pemerintah Kabupaten Bima serta Pemda lainnya melakukan koordinasi dengan berbagai pihak khususnya TNI dan Polri dalam mengambil sikap untuk turun langsung ke Sentani Jayapura serta Wamena guna melakukan evakuasi. 

Meski dari jumlah 135 orang itu, ada juga sekitar 30 orang warga Wamena asal NTB yang melakukan evakuasi mandiri.

Kepada wartawan media ini yang menghubungi via handphonennya, Kamis 03 Oktober 2019, Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Masyarakat Dinsos NTB yang sebelumnya juga sebagai Plt Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial, H Amir, mengaku atas perintah Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah, berangkat langsung ke Wamena bersama dengan Amran Ketua Forum Tagana Provinsi NTB. 

Begitu pun dari Kabupaten Bima, Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Kabupaten Bima, Rijal Mukhlis, juga langsung terjun ke lokasi untuk melakukan evakuasi.

Langkah cepat Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dan Pemkab Bima yang berkoordinasi langsung dengan TNI/Polri disana dalam melakukan evakuasi dan memulangkan warga NTB yang terhimpit dalam kerusuhan rasis di Wamena Papua, sangat patut mendapatkan apresiasi dari semua pihak. 

H Amir mengatakan  sekitar 105 orang jumlah pengungsi warga NTB telah berhasil dievakuasi dan kini berada di Asrama Yonif 751 Sentani Jayapura dengan keadaan selamat. "Dan dengan stok logistik serta pakaian yang berkecukupan sesuai dengan kebutuhan mereka. Apalagi rata-rata pengungsi ini keluar dari Wamena hanya dengan pakaian yang melekat dibadan," ujar H Amir dengan ramahnya.

Berdasarkan data H Amir, total keseluruhan warga asal NTB yang mengungsi sekitar 135 orang. Menurutnya, dari 135 orang yang mengungsi itu sekitar 30 orang telah mengungsi secara mandiri keberbagai wilayah seperti ke Bima, Lombok maupun Jakarta. 

"Sementara sekitar 105 orang pengungsi sekarang berada di Sentani Jayapura menunggu pemberangkatan ke NTB," cetusnya.

Berdasarkan data yang dimilikinya, paling banyak pengungsi adalah warga Wamena yang berasal dari Kabupaten Bima yakni berjumlah 77 orang, dari Kota Bima ada 2 orang dengan seorang bayinya yang masih berumur sekitar dua minggu. Dari Kabupaten Dompu ada sekitar 2 orang. 

"Dari Sumbawa ada 8 orang, besok Jum'at, 04 Oktober 2019, akan diberangkatkan ke NTB sudah difasilitasi oleh Pemda Sumbawa. Dari Bima juga besok, Jum'at 04 Oktober 2019,  juga akan diberangkatkan ke NTB dengan difasilitasi oleh Bupati Bima, sebagiannya akan diberangkatkan Minggu, 06 Oktober 2016, karena keterbatasan tiket," jelasnya.

Sementara lanjutnya, dari Lombok Tengah ada sekitar 5 orang juga akan diberangkatkan besok, Jum'at 04 Oktober 2019. "Dan dari Lombok Timur ada sekitar 6 orang juga sebagiannya akan diberangkatkan besok, Jum'at 04 Oktober 2019. Lalu sisanya nanti masih menunggu kepastian, karena di Provinsi kita juga menunggu kepastian untuk memulangkannya dengan menggunakan Hercules. Kepastian jadwalnya masih menunggu kepastian dari Lanud. Pembiayaannya dari Pemprov," ungkapnya lagi.

Tim dari Provinsi NTB dan dari Kabupaten Bima ini juga dibantu oleh Warga Wamena asal Bima NTB yang masih tetap bertahan di Wamena diantaranya ada Taufik, Kabag Pemerintahan di Wamena dan begitu pun pak Bambang.

Menurut H Amir, masih ada warga NTB yang masih bertahan di Wamena dan belum mau dievakuasi. Seperti warga Wamena asal Sumbawa masih ada sekitar 9 orang yang masih bertahan di Wamena. "Tetapi yang ingin pulang ke Sumbawa hanya satu orang. Sementara 8 orang memilih bertahan di Wamena dan akan kembali ke Tolikara, Yalimo, dan daerah lainnya. Mereka masih ingin bekerja disana," timpalnya.

Berdasarkan data sebelumnya, jumlah warga Wamena asal NTB berjumlah sekitar 169 orang yang berasal dari berbagai wilayah di Papua. Namun dari jumlah itu sekitar 105 orang sudah berada di posko di Sentani. 30 orang lainnya telah mengungsi secara mandiri dan sisanya karena masih bekerja di Wamena dan daerah lainnya memilih bertahan di Wamena. 

"Mereka menetap sementara di Makodim dan Mapolres seraya menunggu situasi berangsur pulih kembali dan tetap berrahan hidup di Wamena," imbuhnya. 

Sementara itu salah seorang pengungsi warga Wamena asal Desa Rade Madapangga Kabupaten Bima, Suhardin (33 tahun), mengaku sangat berterimakasih atas kesigapan Gubernur dan Bupati Bima dalam mengambil tindakan membantu evakuasi warga Wamena asal NTB. 

"Alhamdulillah pak Gubernur dan ibu Bupati Bima cepat memberikan bantuannya bagi kami warga Wamena asal NTB ini. Apalagi pada saat kejadian itu, kami hanya mengungsi dengan pakaian yang ada di badan. Semua harta kekayaan kami dan warga lainnya telah habis terbakar dan rata dengan tanah," tuturnya sedih.

Pria yang juga merupakan guru dan Dosen di Univesitas Terbuka di Wamena ini mengaku telah sepuluh tahun berada di Wamena. Seluruh harta kekayaannya telah habis oleh adanya kerusuhan rasis itu. Dirinya mengaku sekembalinya ke daerah asal sangat berharap bisa mendapatkan pekerjaan agar tidak perlu kembali lagi ke Wamena. (GA. Im*)
×
Berita Terbaru Update