-->

Notification

×

Iklan

Nurhaedah, Pimpin Pemberdayaan Perempuan di Usia Muda

Saturday, August 3, 2019 | Saturday, August 03, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-08-05T03:26:34Z
Nurhaedah, Bussines Coach Area Matabali 2 di BTPN Syariah.

Kota Bima, Garda Asakota.-

Sepintas sosok perempuan kelahiran tanggal 18 Desember 1988 ini, hanya seperti perempuan biasa saja, tanpa tersirat ada kelebihan apapun. Tetapi ketika sudah mengenalnya dan menggali aktivitasnya saat ini, ternyata perempuan bernama lengkap Nurhaedah ini tergambar sebagai sosok yang luar biasa dan patut menjadi inspirasi.

Karena keuletan dan kecakapannya dalam melayani nasabah prasejahtera dari titik Nol, ia saat ini sukses dan dipercaya menempati posisi Bussines Coach Area Matabali 2 di BTPN Syariah yang membawahi Pulau Sumbawa dan NTT.

Nurhaedah (baju kuning) mendampingi Communication Head BTPN Syariah Pusat, Ainul Yaqin, saat mengunjungi ibu-ibu prasejahtera produktif di Deda Waduwani Kecamatan Woha Kabupaten Bima belum lama ini.

Kepada Garda Asakota, Sabtu (3/8), perempuan yang akrab disapa Doank ini mengaku mengawali kariernya di BTPN Syariah dengan posisi CO (comonunity officer) di Bangil-Pasuruan Jawa Timur Tahun 2013.

Tugasnya saat itu, secara spesifik memberdayakan komunitas prasejahtera produktif, dengan membentuk dan membina ibu-ibu dalam bentuk kelompok. "Di Kelompok tersebut mereka bisa berbagi pangalaman sesama nasabah, melalui pendampingan karyawan BTPN Syariah," ungkap alumni STKIP Bima ini.

Sama seperti rekan-rekannya yang mengawali karir di CO (Community Officer), tugas ini memang tidaklan mudah. Untuk itu, manajemen membuat saluran komunikasi bagi para CO untuk saling berbagi cerita mengenai pengalaman yang mereka dapatkan di lapangan.

"Setiap hari kami saling menceritakan persoalan yang ditemui di lapangan. Jadi ilmu menghadapi nasabah yang mereka dapatkan terus bertambah," lanjut Doank

Apakah di Bangil saat itu BTPN Syariah sudah lama berjalan atau baru berdiri?, "Khusus BTPN Syariahnya sudah setahun berjalan, jadi masih seumur jagung," akunya.

Bagaimana kira-kira kondisi masyarakatnya saat itu, sebagai karyawan baru apakah ada tantangan berat yang dihadapi.? "Tantangan terberat mungkin muncul dari diri saya pribadi, karena saya sendiri asli Bima, harus melayanin ibu-ibu yang sesehari berkomunikasi dengan bahasa Jawa, bahkan bahasa Madura," sahutnya.

Beda lagi ceritanya saat bertugas sebagai CO di NTT. Meski merasa asing namun dari sisi kinerja Doank tetap menggelutinya dengan telaten. Diakuinya, karakteristik ibu-ibu di NTT pada umumnya dilakukan dengan pendekatan secara emosional dan kekeluargaan, dan ini menjadi kekuatan para Community Officer BTPN Syariah

Syarat untuk membuat nasabah prasejahtera adalah kesabaran dan ketelatenan untuk membentuk mental berusaha dengan prinsip BDKS (Berani berusaha, disiplin waktu, kerja keras dan solidaritas/saling bantu). Sikap unggul ini yang diusung BTPN Syariah sebagai kunci suksesnya.

Perjalanan karir Doank memang cukup panjang. Berawal di Bangil Pasuruan, kemudian pindah ke NTT. Bahkan ia pernah berada di daerah terluarnya NTT tepatnya SoE. Selanjutnya ke Lombok, Magelang sampai akhirnya kembali juga ke kampung halaman di Bima NTB tahun 2019.

Awal karirnya mulai menanjak tahun 2014, dimana ia dimutasi ke NTB, di promosikan sebagai Manager Sentra, sekarang disebut Senior Community Officer. Tugasnya memimpin para Community Officer. Sebagai SCO pertama kali, Doank di tempatkan di Selong-Lombok Timur.

Tak lama berselang Doank kemudian dipromosikan kembali sebagai  Business Manager (BM) yang memimpin para SCO. Sebagai BM Doank ditugaskan ke Magelang.

"Kemudian 2016-2017 mutasi ke Denpasar. Dan tahun 2018 adalah titik awal di mana saya ditugaskan sebagai team project Matabaliku (matarambalikupang), untuk menyamakan pola kerja dan semangat bankir pemberdaya sehingga selaras dengan visi dan misi BTPN syariah

Perjalanan panjang serta pengalaman memberdayakan nasabah prasejahtera di berbagai daerah tersebut dinilai manajemen BTPN Syariah di jalankan Doank dengan penuh tanggung jawab dan prestasi tinggi, hingga pada 2019 Doank di beri kesempatan  mengikuti seleksi untuk menjadi pemimpin wilayah atau menjadi seorang Business Coach.

Proses seleksi Business Coach tersebut sangat ketat. Karena di BTPN Syariah menjadi BC berarti tidak hanya harus siap menjadi  coach saja, namun juga mentor dan konselor, juga harus mampu menjadi perwakilan perusahaan yang bertugas untuk membangun citra baik perusahaan.

Sebagai anak muda dan asli Bima, seleksi tersebut dilewati Doank dengan baik, sehingga hingga saat ini Doank di daulat memimpin bisnis pembiayaan BTPN Syariah dipercaya diseluruh wilayah Sumbawa dan NTT. (GA. Jack*)
×
Berita Terbaru Update