-->

Notification

×

Iklan

Doktor Zul: Idul Qurban Ajarkan Ummat Islam, Optimis Tatap Masa Depan

Sunday, August 11, 2019 | Sunday, August 11, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-08-11T02:25:10Z
Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah, saat menyampaikan sambutan pada pelaksanaan Idul Adha 1440 H di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Mataram, Minggu 11 Agustus 2019. Sumber Foto: Humas Pemprov NTB

Mataram, Garda Asakota.-

Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah, melaksanakan Sholat Idul Adha 1440 H di Masjid Raya Islamic Center Hubbul Wathan Kota Mataram. Dalam sambutan yang disampaikannya sebelum pelaksanaan Sholat Idul Adha, pria yang akrab disapa Doktor Zul ini, mengungkapkan setahun paska diterpa gempa Lombok, masyarakat NTB khususnya Pulau Lombok kembali merayakan dan melaksanakan Sholat Idul Adha secara bersama-sama.

“Setahun yang lalu, daerah kita merayakan Idul Adha dengan cara yang berbeda. Gempa besar yang tidak pernah kita sangka-sangka sebelumnya melanda daerah kita setahun lalu sesaat sebelum kita merayakan Idul Qurban. Dan Alhamdulillah, setahun kemudian, tepatnya hari ini, inflasi dapat kita tekan, kondisi daerah kita paska bencana gempa itu berangsur membaik, pertumbuhan ekonomi kita berangsur membaik, kohesi social juga berkembang dengan lebih baik. Dan mudah-mudahan dengan modal yang baik ini, cita-cita kita menjadikan NTB yang gemilang dapat kita wujudkan,” ujar Doktor Zul mengawali sambutannya, Minggu 11 Agustus 2019 di hadapan jama’ah Idul Adha Hubbul Wathan Mataram.

Pesan sederhana dari Idul Qurban, lanjut Doktor Zul, mengajarkan ummat Islam untuk selalu optimis memandang masa depan. “Masa depan adalah milik mereka yang punya keindahan dan keyakinan akan kemampuan dirinya. Kewajiban berhaji mengajarkan ummat Islam untuk selalu memiliki optimisme dalam menyongsong masa depan. Sehingga dengan modal ini, kita semua tidak terkungkung oleh setiap kesempitan yang kita hadapi karena terdorong oleh adanya cita-cita atau harapan yang ingin diwujudkan,” kata Doktor Zul lebih lanjut.

Saat sekarang, menurut para pakar, banyak anak muda-anak muda kita ‘mati’ diusia 30 tahun, tapi dikubur diusia 60 tahun. “Karena diantara usia 30 tahun hingga 60 tahun, sudah tidak ada lagi elan vitas, sudah tidak ada lagi produktivitas lagi. Mudah-mudahan dengan Idul Qurban ini, kita ummat Islam diwajibkan punya cita-cita besar yang akan terus kita wujudkan di masa yang akan datang,” tandasnya. (GA. Im*).
×
Berita Terbaru Update