-->

Notification

×

Iklan

Wakil Walikota Bima Buka Forum Diskusi Publik tentang Radikalisme dan Terorisme

Tuesday, July 16, 2019 | Tuesday, July 16, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-07-16T11:17:05Z


Kota Bima, Garda Asakota.-

Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kota Bima bekerja sama dengan Kementerian Kominfo Republik Indonesia menggelar kegiatan diskusi publik tentang menanggulangi penyebaran Radikalisme Terorisme yang melibatkan kalangan pelajar, akademisi, ormas, insan pers, dan elemen lainnya, di aula gedung Seni Budaya Kota Bima, Selasa (16/07)






Kegiatan tersebut dihadiri oleh Staf Ahli Kementerian Komunikasi Republik Indonesia, Drs. Gun Gun Siswandi, Kepala Kesbangpol Kota Bima H. Ahmad Fatoni, SH dan Kemenag Kota Bima yang diwakili oleh Kasi Binmas, H. Eka Iskandar, M.Si, sekaligus tampil menjadi narasumber. Hadir pula Wakil Walikota Bima Feri Sofiyan, SH, sekaligus membuka secara resmi acara diskusi publik tentang Radikalisme dan Terorisme tersebut.

Dalam sambutannya Wakil Walikota Bima, Feri Sofiyan, SH, menyatakan bahwa gerakan radikalisme dan terorisme merupakan ancaman serius bagi bangsa Indonesia tidak terkecuali daerah Bima. "Sebelumnya daerah kita juga sudah lekat dengan stigma rawan perkelahian antar kampung.

Demikian pula dari aksi demontrasi tidak jarang berujung pada tindakan anarkis, budaya kekerasan masih banyak di ke depankan oleh kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Kondisi ini tentu meresahkan karena dapat  mempengaruhi ketentraman hidup masyarakat dan kelanjutan agenda  pembangunan, masyarakat tidak bisa hidup dan mencari nafkah dengan tenang jika terus dibayangi dengan situasi keamanan yang tidak kondusif," ungkapnya.

Maka dari itu upaya pencegahan gerakan radikalisme dan terorisme ini memerlukan penanganan secara terpusat terpadu dan terkoordinasi dengan melibatkan seluruh elemen bangsa serta masyarakat. Di sisi lain, kata dia, radikalisme dan terorisme ini acap kali melekat pada citra Islam seolah-olah agama Islam adalah agama yang penuh dengan kekerasan, mungkin kekhawatiran inilah yang menjadi dasar dilaksanakannya kegiatan diskusi publik tentang Radikalisme dan Terorisme dengan tema "Rajut toleransi perkuat NKRI".

Secara khusus pihaknya menyampaikan apresiasi kepada Dinas Komunikasi dan Informatika yang bekerjasama dengan Kementerian Kominfo Republik Indonesia yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. "In syaa Allah akan bernilai manfaat bagi kita semua," ucapnya.

Untuk itu, melalui forum ini ia harapkan kepada seluruh masyarakat dapat berpartisipasi untuk melakukan kontrol terhadap hal-hal yang meresahkan khususnya menyangkut aksi dan paham radikalisme serta terorisme. Mengingat bahayanya paham tersebut semua warga hendaknya melibatkan diri secara aktif untuk mencegahnya.

"Mari kita tingkatkan toleransi dan kerukunan dalam hidup bermasyarakat tidak kalah penting juga peran pers dalam memberikan informasi yang akurat dan menyejukkan," ajaknya.

Masyarakat juga diminta cerdas dalam menyaring informasi agar tidak mudah percaya informasi hoax dan ter provokasi pada ujaran kebencian. Ia juga imbau kepada para pengurus  RT/RW juga dapat mengaktifkan kembali budaya wajib lapor 1 x 24 jam bagi tamu di lingkungannya dengan begitu aksi-aksi dan gerakan radikalisme dan terorisme dapat di cegah.

"Dan yang paling utama adalah kita sendiri sebagai umat muslim yang harus menampilkan Islam sebagai agama rahmatan lil'alamin dalam sikap dan kehidupan kita sendiri Karena terorisme bukan Islam. (GA. 222*)
×
Berita Terbaru Update