Kabupaten Bima, Garda Asakota.-
Nenek Hafsah, meski usianya diperkirakan telah menginjak 100 tahun, namun tetap giat beraktivitas. Hanya saja warga Desa Panda Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima ini sudah tidak segesit seperti dulu lagi, di masa keseharian sebagai bakulan keliling. Di usia senja, kini ia hanya bisa stanbay di areal Bandar Udara M. Salahudin Bima, sambil menggelar dagangannya.
Hafsah kepada Garda Asakota depan area bandara Sultan M. Salahudin Bima Selasa (2/7), mengaku usianya sudah 100 tahun, bahkan dalam pikirannya justeru sudah lebih dari 100 tahun. Namun karena terbiasa, meski di usianya yang sudah kian senja itu, tak henti ia memotovasi dirinya untuk terus menenteng bakulannya meski hanya diisi beberapa dagangan Paliwija hasil dari kebunnya. "Saya bukan pengemis anak-anakku, saya saat ini sedang jualan.
Tapi, entah kenapa rizki terus berdatangan hingga puluhan ribu setiap harinya. Sekali lagi saya bukan pengemis, karena mengemis bukan pekerjaan yang baik," ucap wanita tua yang sudah terlihat bungkuk dan keriput ini.
Hafsah mengaku memiliki anak satu laki-laki. Di saat dia berjualan, kata dia, anaknya tersebut sedang bertani di kebun. "In syaa Allah sebentar lagi dia jemput saya untuk kembali kerumah. Sebab bila sudah pukul 11 siang pasti dia jemput," ujarnya.
Wanita tua yang masih kuat pendengarannya ini pun mengaku dulunya pernah membantu para pejuang pasca penjajahan Belanda, termasuk menghadapi kekuasaan kavaleri Jepang saat menguasai wilayah Bima.
Saat ditanya mengenai kehidupannya yang kategori miskin?, justeru Hafsah mengaku tak pernah sama sekali mendapat perhatian dari pemerintah. Salah satunya adalah BPJS Kesehatan sebagai penunjang masa tuanya. Apalagi yang disebut bedah rumah, sama sekali tak pernah disentuh pemerintah. "Jika saja ada perhatian pemerintah, di sisa umur saya seperti ini, pastinya tidak menjual lagi alias meminta uluran tangan dari orang lain," keluh wanita tua ini dengan bola matanya yang terlihat berkaca kaca. (GA. 355*)
