-->

Notification

×

Iklan

Koneksikan NTB-Darwin, Gubernur Siapkan Mimpi Besar

Friday, June 28, 2019 | Friday, June 28, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-06-27T23:01:20Z
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah saat bertemu dengan Peter Tinley, Menteri Urusan Asia di Perth, Australia Barat, Kamis, 27 Juni 2019. Keduanya membahas upaya agar penerbangan langsung Perth-Lombok yang telah dibuka dapat terus berkembang.


Darwin, Garda Asakota.-

Secara geografis, Provinsi NTB dan Kota Darwin, Australia sebenarnya cukup dekat. Namun, akses transportasi berupa penerbangan langsung masih menjadi tantangan bagi kedua daerah ini. Jika penerbangan langsung berhasil dibuka dan berkembang, banyak mimpi besar yang bisa diwujudkan.

Gambaran itu disampaikan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah di sela lawatannya ke Darwin, Australia, Kamis, (27/6/19).

Gubernur menegaskan, untuk mendekatkan Darwin dengan NTB, ia telah meminta Kepala Dinas Pariwisata NTB, H. L. Moh. Faozal, S. Sos, M.Si untuk mengupayakan rute penerbangan Darwin-Lombok segera dibuka. Gubernur berharap, hal ini sudah bisa terealisasi dalam waktu dekat.

Berhubung dekat secara geografis, maka waktu tempuh penerbangan langsung Darwin-Lombok tidak akan lama. “Kalau direct flight Darwin-Lombok ini bisa terwujud maka penerbangan Darwin-Lombok hanya sekitar satu jam, sangat dekat,” ujar Gubernur.

Menariknya lagi, jarak Darwin ke Lombok bahkan lebih dekat ketimbang Darwin ke Melbourne, atau Darwin ke berbagai kota lain di Australia. Gubernur meyakini, kedekatan ini bisa membuat warga Darwin memilih berlibur ke NTB ketimbang ke daerah-daerah lain di Australia.

Secara keseluruhan, ujar Gubernur, keadaan alam di kawasan Australia Utara mirip dengan Moyo Hilir di Sumbawa. Atau, seperti Sape di Bima atau di Dompu. Kemiripan ini akan memudahkan banyak kemajuan di kawasan tersebut, untuk diadaptasi di daerah-daerah di NTB. Misalnya, kemajuan sektor peternakan di Australia Utara.

Terbukanya akses penerbangan langsung Darwin-Lombok memungkinkan transformasi keterampilan beternak, serta manajemen sektor peternakan dari Darwin ke daerah-daerah di Lombok dan Sumbawa.

Gubernur Doktor Zul ini pun membayangkan berbagai kemungkinan yang bisa diwujudkan dengan semakin eratnya koneksi dua daerah ini. Kelak, ujarnya, bukan tidak mungkin peternak-peternak dari NTB akan lebih mudah membeli hewan ternak di Kawasan Utara Australia.

Bahkan, bisa jadi para peternak dari NTB justru bisa membuka usaha peternakan di Australia Utara. “Saya membayangkan dalam waktu tidak terlalu lama, akan ada peternakan-peternakan sapi dan kerbau di Australia Utara ini dimiliki oleh peternak-peternak dari Pernek dan Raberas,” ujarnya. 

Seperti yang selalu disampaikannya dalam berbagai kesempatan, Gubernur menyerukan seluruh elemen masyarakat NTB untuk tidak takut bermimpi besar. Tentu saja, setiap mimpi besar pada awalnya akan ditertawakan orang. “Tapi saya yakin mimpi ini dalam jangkauan kita semua,” seru Gubernur.

Untuk mewujudkan hal-hal besar, tentu dibutuhkan keberanian dan tekad yang ekstra. Keberanian dan tekad, bisa dibangun dengan mengubah atau membalik cara berpikir. “Bukan hanya orang Australia bisa membeli properti dan tanah-tanah di tempat kita. Kita pun harus berani dan punya kemampuan membeli tanah-tanah di sini,” tegas Gubernur.

Menurut Gubernur, harga tanah dan ternak di Australia tidak lebih mahal dari di NTB. Tanah-tanah di Utara Australia ini, menurutnya justru lebih murah dari harga tanah di Kawasan Mandalika dan Samota. “Jauh lebih murah lagi tanah-tanah yang banyak buayanya,” seloroh Gubernur.

Di hari keempat lawatannya ini, Doktor Zul antara lain bertemu dengan Peter Tinley, Menteri Urusan Asia yang akan membantu memastikan penerbangan langsung Perth-Lombok yang telah dibuka dapat terus berkembang. Gubernur menegaskan, upaya mempromosikan daerah bukan hanya tugas pemerintah daerah semata. “Ini tugas kita semua, terutama business community kita,” tandasnya. 

Selain bertemu para penentu kebijakan setempat, Gubernur juga tak lupa menyapa warga asal NTB di Australia. Salah seorang diantaranya adalah Renny Newall yang sudah 32 tahun menetap di Darwin. Renny berasal dari Kampung Bugis, Sumbawa. Kepada Doktor Zul, Renny telah mengutarakan kesiapannya untuk menjadi ‘orang tua’ bagi warga NTB yang ingin ke Darwin. 

Renny berasal dari Kampung Bugis, Sumbawa. Kepada Doktor Zul, Renny telah mengutarakan kesiapannya untuk menjadi ‘orang tua’ bagi warga NTB yang ingin ke Darwin. 

“Ada juga ibu Mariatun dari Lombok yang sudah 30 tahun di Darwin. Jadi sudah ada yang meretas jalan baru,” ungkapnya. 

Selain itu, Gubernur juga bertemu Nico, salah seorang putra Gunung Sari, Lombok Barat. Nico dulunya kuliah di UGM Yogyakarta dan saat ini sedang ditugaskan di Perth oleh Kementerian Luar Negeri. “Nico putra Lobar ini saya yakin suatu saat nanti akan jadi Dubes seperti seniornya Lalu Muhammad Iqbal dari Loteng,” harap Doktor Zul. (*)
×
Berita Terbaru Update