-->

Notification

×

Iklan

Warga Lapas Mataram Keluhkan Over Kapasitas Sel Tahanan Pada Bang Zul dan Umi Rohmi

Friday, April 5, 2019 | Friday, April 05, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-04-05T10:18:35Z
Bang Zul dan Umi Rohmi saat menyerap aspirasi dari Warga Lapas Mataram, Jum'at 05 April 2019.

Mataram, Garda Asakota.-

Gubernur NTB, Dr Ir H Zulkieflimansyah, dan Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalillah, menggelar acara Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Mataram dan Lapas Kelas III Perempuan Mataram, Jum'at 05 April 2019.

Bang Zul dan Umi Rohmi memboyong rombongan besar Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam acara tersebut. Di Lapas Mataram ini, Bang Zul dan Umi Rohmi berkesempatan mendengarkan berbagai keluhan warga Lapas mulai dari persoalan perbaikan infrastruktur Lapas yang mengalami kerusakan akibat terdampak bencana gempa, permintaan meja pingpong, alat band, pemasaran kerajinan tangan, serta permintaan tenaga pengajar rohaniah atau Ustadz yang akan mengisi materi Pondok Pesantren An Nur yang akan dilaunching pada 10 April 2019.

Bahkan salah seorang warga Lapas atas nama, Turmawadi dari Lombok Utara, menyampaikan keluh kesahnya soal alasan dirinya dipenjara hanya karena persoalan menebang kayu yang ditanaminya sendiri di hutan produksi KLU.

Mengawali acara Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi, Kepala Lapas Mataram, Tri Saptono Sambudji, mengungkapkan Lapas Mataram dan Lapas Perempuan itu telah mengalami over kapasitas penghuni.

"Lapas ini dihuni oleh 960 orang laki-laki dan wanita sekitar 66 orang. Dengan kondisi demikian terjadi over kapasitas hampir 350 persen. Karena kapasitas di Lapas ini hanya menampung 300 orang. Sementara penghuni Lapas sekarang mencapai 1.036 orang," keluh Kalapas Mataram mengawali sambutannya.

Selain over kapasitas, Lapas ini juga menurutnya, mengalami kerusakan akibat terdampak bencana gempa beberapa waktu lalu, sehingga banyak plafon-plafonnya yang mengalami kerusakan. "Dan beberapa waktu lalu seorang tahanan mencoba kabur lewat plafon yang rusak tersebut dengan modus ingin memperbaiki diesel listrik yang rusak seraya membawa kabel dengan menaiki plafon yang rusak. Namun berkat kesigapan aparat Lapas, tahanan yang mencoba kabur tersebut dapat digagalkan," tuturnya.

Tri Saptono berharap Pemprov bisa membantu perbaikan plafon-plafon bangunan yang mengalami kerusakan tersebut dengan mengalokasikan anggaran perbaikan.

Senada dengan apa yang disampaikan Kalapas, salah seorang warga Lapas, Bahrul Fahmi, asal Gunung Sari Lobar, yang mengaku sudah menghuni di lapas Mataram selama enam (6) tahun juga mengeluhkan kondisi Lapas Mataram yang sudah over kapasitas. 

"Bahkan saking sesaknya, mereka terpaksa harus tidur secara bergilir atau bergantian dengan membagi waktu tidurnya. Kalau sudah sampai jam 12 malam, yang sudah tidur itu gantian dengan teman yang lainnya yang belum tidur," keluhnya.

Menariknya, salah seorang warga Lapas atas nama, Turmawadi, asal KLU, yang dipenjara karena Kasus Ilegal Loging, sempat mengeluhkan dipenjara karena menebang kayu yang ditanaminya sendiri pada tahun 1999 di Hutan Tanaman Produksi. 

"Saat itu saya memotong kayu untuk pembuatan rumah adat. Saya berharap pemerintah bisa memberikan izin bagi keluarga kami untuk sekedar menebang kayu untuk pembuatan rumah. Sebab kayu itu ditanam oleh warga setempat. Puluhan orang harus masuk penjara gara-gara menebang kayu untuk pembuatan rumah," keluhnya.

Selain menyampaikan keluhan, warga Lapas Mataram ini juga menyampaikan kepada Bang Zul dan Umi Rohmi agar dapat membantu terlaksananya Program Pembinaan Keagamaan berbasis pesantren dengan membentuk Ponpes dengan nama An Nur dan akan dilaunching pada 10 April 2019 mendatang.

"Kami berharap Pemprov dapat membantu menghadirkan para Ustadznya, honorarium Ustadz, buku-buku agama. Mohon dukungan pak Gubernur terkait program keagamaan berbasis pesantren ini," harap warga Lapas Mataram.

Dalam aspek bakat dan minat, kepada Gubernur mereka meminta bantuan meja pingpong dan alat band. Serta bantuan pemasaran kerajinan tangan buatan mereka.
Menjawab permintaan warga Lapas Mataram tersebut, khusus untuk bantuan meja ping pong, Bang Zul langsung merespon permintaan terkait bantuan meja pingpong sebagai sarana olahraga. 

"Langsung kasih dua aja meja pingpong nya Bu Kadis Dispora," seraya memerintahkan Kadis Dispora NTB. "Jangan sampai terlambat yah nanti kita disangka tidak tepati janji," imbuhnya.

Sementara untuk pengaturan para ustadz yang akan mengisi pengajian di Ponpes An Nur Lapas Mataram, Bang Zul memerintahkan Karo Kesra untuk segera mengaturnya. Sementara untuk bantuan alat musik, nanti pihaknya akan mencari cara untuk membantu.

Menanggapi keluhan warga Lapas Mataram yang berasal dari Lombok Utara, Bang Zul meminta Kadis LH dan Kehutanan NTB untuk meninjau kembali soal regulasinya. "Jangan sampai hukum kita ini tumpul keatas tajam kebawah. Masalah yang bisa dibicarakan dengan baik-baik tidak semestinya harus berujung ke Penjara," pinta Bang Zul. (GA. 211*)

×
Berita Terbaru Update