-->

Notification

×

Iklan

Dikeluhkan, Kondisi Pasien Pasca Operasi Usus Buntu di RS PKU Muhammadiyah

Wednesday, January 23, 2019 | Wednesday, January 23, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-01-23T02:43:17Z
Kepala Bagian Pelayanan Medisnya, dr. Muhammad Aliansyah

Kota Bima, Garda Asakota.-

Seorang keluarga pasien RS PKU Muhammadiyah Bima mempertanyakan tentang kondisi suaminya pasca tindakan operasi yang dilakukan oleh Tim Medis RS yang menurutnya ada keanehan. Pasalnya, pra operasi dilakukan kondisi suaminya tidak mengeluarkan darah lewat anus, namun paaca operasi justru darah terus mengalir keluar lewat anus suaminya. "Kemudian waktu operasinya pun di lakukan dini hari tanpa sepengetahuan keluarga dan kenapa pula pasca operasi suami saya langsung di rujuk ke  RSUD Bima tanpa berbekal selembar surat apapun dari RS PKU Muhammadiyah Bima," beber Diana, isteri pasien usus buntu bernama Syarifuddin M. Ali warga RT. 02/01 Lingkungan Jatiwangi Asakota Kota Bima

Pihaknya tidak mengetahui sama sekali proses operasinya, tiba-tiba suaminya sudah selesai menjalani operasi dengan kondisi yang mengkhawatirkan. "Darah keluar terus lewat anusnya padahal sebelum operasi tidak begitu kondisinya  dan anehnya lagi kenapa pasca operasi kok suami saya di rujuk ke RSUD Bima," cetusnya lagi.

Sementara itu pihak RS PKU Muhammadiyah Bima melalui Kepala Bagian Pelayanan Medisnya, dr. Muhammad Aliansyah, menjelaskan bahwa pasien tersebut merupakan pasien rujukan dari RSUD Kota Bima dengan diagnosa mengalami usus buntu yang telah pecah. Dalam istilah medisnya, kata dia, emergency atau darurat dan setelah pasien ini diterima pastinya telah melalui prosedurnya yaitu mengkonfirmasi kepada pihak keluarga karena hak untuk menerima pelayanan itu adalah hak keluarga termasuk hak untuk menolak tindakan yang ditawarkan RS PKU Muhamadiyah. "kemudian ada juga form yang harus di tandatangani oleh keluarga dan yang bisa menandatanganinya pun harus benar-benar keluarga yang bisa dipertanggungjawabkan termasuk bagaimana pihak RS akan menjelaskan tentang resiko-resiko yang akan terjadi bilamana operasi di lakukan baik sebelum maupun sesudah operasi. Dan biasanya itu yang selalu di lakukan oleh RS sehingga menurut kami bahwa nggak mungkin lah kami pihak RS bertindak tanpa sepengetahuan pihak keluarga," tegasnya menjelaskan.

Kemudian mengenai tidak adanya pihak keluarga yang mendampingi pada saat proses tindakan operasi dilakukan meski di luar ruang operasi itu juga tidak ada keharusan atau tidak ada dalam SOP (Standart Operasional Prosedur). Karena yang terpenting, katanya. adalah sebelum tindakan dilakukan pihak RS sudah mengkonfirmasi kepada pihak keluarga. "Nah setelah operasi dilakukan, pasien akan dikembalikan di ruang perawatan dan itu merupakan bagian dari form persetujuan keluarga yang ditandatangani," terangnya.

Menurutnya, mengenai keluhan pasien pasca operasi mengeluarkan darah lewat anus itu sudah merupakan sebuah resiko pasien usus buntu yang sudah memasuki tahapan emergency atau pecah di dalam dan sudah menyebar ke rongga perut bahkan ada komplikasi pada pasien. "Karena berbicara usus buntu adalah berbicara saluran cerna yang di mulai dari mulut hingga anus, dalam proses operasinya bisa jadi darah yang keluar tersebut adalah darah yang masuk lewat saluran cernanya dan keluar lewat anus dan hal tersebut sangat memungkinkan terjadi saluran cerna ini satu jalur.  Oleh karenanya kenapa pasien langsung di rujuk ke RSUD, mengingat kondisinya sangat emergency serta ketersediaan alat Kesehatan di PKU Muhammadiyah ini belum memadai," pungkasnya. (GA. 212*)
×
Berita Terbaru Update