-->

Notification

×

Iklan

HMS : Generasi Muda harus Jadi Pelopor Perubahan dari Hal Terkecil

Monday, November 12, 2018 | Monday, November 12, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2018-11-12T03:20:55Z

Mataram, Garda Asakota.-

Menjadi Pahlawan di zaman kemerdekaan saat ini, tentu tak harus dengan mengangkat senjata menghadapi dan mengusir penjajah. Tapi, bagaimana seorang anak bangsa bisa mengisi kemerdekaan dengan karya nyata positif, yang berguna bukan saja bagi dirinya tapi bagi masyarakat umum, juga bangsa dan negara. Hal ini yang selalu ditanamkan H Muhammad Syafrudin (HMS) kepada masyarakat terutama para generasi muda, setiap kali Anggota DPR RI ini turun ke lapangan menyapa masyarakat di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).


Dalam moment peringatan Hari Pahlawan 10 November 2018, HMS mengatakan, pentingnya mengenang jasa para pahlawan yang sudah mengantarkan generasi bangsa menikmati kemerdekaan Indonesia saat ini. Selain itu, papar dia, moment Hari Pahlawan juga harus menjadi wadah introspeksi, apa yang sudah kita sumbangkan untuk mengisi kemerdekaan bangsa ini. "Masyarakat terutama generasi muda harus menggali potensi yang mereka miliki. Kemerdekaan yang sudah susah payah diperjuangkan oleh para pahlawan kita, harus benar-benar kita jaga dan isi dengan kegiatan-kegiatan positif yang mengharumkan nama bangsa. Ini sebagai wujud penghargaan kita pada jasa para pahlawan, jadi tidak sekedar seremonial belaka," kata HMS, Senin (12/11)

Menurut HMS, generasi muda harus punya ide dan gagasan yang cemerlang dan bisa diandalkan sebagai pelopor perubahan. Tidak harus langsung di tingkat nasional, tapi bisa dimulai dari lingkungan dimana mereka tinggal saat ini. Di NTB, misalnya, generasi muda di pedesaan bisa memulai dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan keindahan lingkungan.

Mereka bisa mulai menginisiasi kelompok pemuda sadar kebersihan atau semacamnya, bahkan bisa membentuk kelompok pemuda sadar wisata. "Sebab, NTB ini kan sudah menjadi destinasi pariwisata unggulan. Baik di Lombok maupun Sumbawa, kalau generasi muda bisa jadi pelopor kebersihan dan keindahan lingkungan mereka, maka bukan tidak mungkin bahwa kelak setiap pelosok Desa pun menjadi destinasi wisata yang
layak dikunjungi wisatawan," katanya .

Jika kesadaran kolektif seperti ini terbangun, menurut HMS, akan banyak Desa-Desa wisata yang bisa dibentuk di NTB ini. Hal itu bukan saja mendukung upaya pengembangan pariwisata di daerah ini, tetapi juga membantu membuka lapangan pekerjaan, dan juga memiliki aspek ekonomis yang menopang perekonomian pedesaan.

*Berbuat dari Hal Kecil*

Bagi HMS, menjadi pelopor perubahan tak selalu harus dengan hal-hal besar yang membutuhkan banyak energi, waktu, dan biaya. Malah, gagasan yang besar biasanya justru berawal dari ide dan inisiatif kecil yang terus serius dan ditekuni hingga berhasil. Karena itu pula, HMS yang kembali maju sebagai Caleg DPR RI melalui PAN mencoba menggugah semangat generasi muda di pedesaan di pulau Sumbawa untuk mulai berkontribusi nyata. Caranya, dengan membagikan cat dan perlengkapan cat di setiap Desa yang dikunjunginya. "Saya berencana  berikan sumbangan cat dan perlengkapannya, dan anak-anak muda di desa bisa mulai mengkreasikan ide mereka untuk memperindah lingkungan mereka. Bayangkan saja kalau di Sumbawa terbentuk kampung warna-warni, seperti
yang ada di Malang (Jatim) dan Semarang (Jateng), tentu akan luar biasa," bebernya.

Bagi sebagian besar masyarakat NTB, nama HMS sudah tidak asing. Selama menjabat anggota DPR RI empat tahun belakangan, HMS selalu turun ke masyarakat dengan membagikan kursi untuk sekolah di Desa-Desa pelosok. Setidaknya lebih dari 850 Desa di NTB menerima manfaat yang diberikan HMS itu. Kali ini, HMS juga bertekad bisa mengunjungi lebih dari 500 Desa di pulau Sumbawa yang menjadi daerah pemilihan (Dapil) bagi dirinya, dengan membagikan cat dan perlengkapannya.

Ia mengatakan, jika sebuah lingkungan atau desa bisa tertata rapi dan menarik, maka lambat laun budaya bersih dan rapi di desa tersebut akan terbentuk. Hal ini bila dikembangkan akan menjadi potensi tersendiri bagi masyarakat desa baik dari segi pariwisata maupun ekonomi kreatif
lainnya. 

"Alam di NTB ini sangat indah. Namun keindahan saja tidak cukup, jika
lingkungan tidak tertata baik dan juga bersih. Karena itu kebersihan dan keindahan menjadi salah satu syarat Sapta Pesona Pariwisata. Saya ingin membangun kesadaran generasi muda kita untuk memulai dari hal kecil saja," katanya.

Ia menambahkan, selain alam yang indah. NTB baik di Lombok maupun Sumbawa memiliki banyak tradisi budaya yang bila dikembangkan dengan kekinian bisa menjadi potensi ekonomi kreatif yang luar biasa. Di sejumlah Desa misalnya, kerajinan tenun yang merupakan tradisi bisa dikemas menjadi ekonomi kreatif. Belum lagi dari sisi kerajinan lainnya, dan juga kuliner khas yang ada di Desa-Desa. "Yang selalu saya perjuangkan adalah bagaimana para pemuda bisa berupaya mengubah Desa menjadi kekuatan ekonomi daerah ini," tukasnya. (GA. 212*)
×
Berita Terbaru Update