-->

Notification

×

Iklan

Dolar Melonjak, Aktivis IMM Mataram Minta Jokowi-JK Mundur

Wednesday, September 19, 2018 | Wednesday, September 19, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2018-09-19T11:57:01Z
Suasana demonstrasi sejumlah aktivis IMM Cabang Mataram di depan kantor DPRD NTB.

Mataram, Garda Asakota.-

Dianggap tidak mampu kendalikan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika hingga melonjak naik mendekati angka Rp15.000 per 1 Dollar Amerika membuat puluhan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Mataram menuntut Presiden RI Ir H Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla mundur dari jabatannya.

"Bila kondisi seperti itu masih berlanjut terus maka sebaiknya, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kala, segera mundur saja," demikian disampaikan Koodinator Umum ( Kordum) IMM Kota Mataram, Awan Syarif Hidayat, saat berunjuk rasa di depan Kantor DPRD Provinsi NTB, Selasa (19/9/2018).

Unjukrasa yang diikuti sekitar 50 orang aktivis mahasiswa tersebut, selain meminta kepada rejim Jokowi JK, menstabilkan nilai tukar rupiah, mereka juga menuntut beberapa hal seperti, memperkuat ekonomi negara, menghentikan impor dan mewujudkan kedaulatan pangan, menjaga harga kebutuhan pokok agar kualitas hidup masyarakat tetap stabil, menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), mengevaluasi program Nawacita Jokowi JK.

Menurut mereka dengan kurs rupiah terhadap dollar saat sekarang yang berkisar pada angka Rp 14.900, bila utang negara dikalkulasi dengan nilai dolar sekarang maka jumlah utang negara saat ini,  mencapai Rp 5.247 triliun. "Beban tersebut menjadi beban rakyat Indonesia. Hal itu menunjukkan ketidak mampuan rejim sekarang dalam mengendalikan roda ekonomi bangsa.  Ini buktinya, sebaiknya mundur saja," katanya. 

Hal senada juga disampaikan Korlap gerakan, Awan Amal Abrar. Menurut Awan, selama kepempinan Jokwi-JK, utang melonjak hingga Rp. 4.849 triliun, nominal tersebut dihitung saat dolar AS seharga Rp. 13.769 per dolar. "Sementara sekarang dolar AS menginjak Rp.14.900.," tandasnya. (GA. Ile*).
×
Berita Terbaru Update