-->

Notification

×

Iklan

Dwikorita: Gempa Lombok 7.0 SR, Gempa Pengulangan 200 Tahun Silam

Thursday, August 9, 2018 | Thursday, August 09, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2018-08-08T22:29:44Z
Kepala Pusat BMKG, Prof Dwikorita Karnawati.

Mataram, Garda Asakota.-

Gempa bumi dahsyat yang menggoyang wilayah Pulau Lombok Provinsi NTB pada Minggu malam 05 Agustus 2018 dan mengakibatkan meninggalnya ratusan korban jiwa dan hancur leburnya aspek permukiman warga, menurut Kepala BKMG Pusat, Prof. Dwikorita Karnawati, M.Sc, P.Hd., merupakan gempa pengulangan 200 tahun silam.

Dwikorita juga menjelaskan penyebab terjadinya gempa di Lombok pada hari Minggu (5/8), berdasarkan analisis BMKG, gempa bumi dahsyat tersebut titik epicenternya berada di Kabupaten Lombok Utara, sehingga bisa dikatakan wilayah tersebut merupakan wilayah yang paling parah terdampak gempa.

"Gempa tersebut terjadi karena, pulau Lombok merupakan pulau yang berdekatan dengan batuan yang patah atau disebut sesar naik Flores yang mana, patahan tersebut cukup panjang yaitu dari Flores sampai Bali. Ketika patah, ada energi kekuatan yang dikeluarkan dari dalam bumi dan ini sudah terjadi 200 tahun lalu, sehingga gempa pada hari Minggu itu merupakan pengulangan dari 200 tahun yang lalu," Jelas Prof Dwikorita saat menggelar jumpa pers di Lapangan ZAM Rembiga, Rabu Malam 08 Agustus 2018.

Menurutnya, BMKG hanya bisa membaca, dari patahan. "Kemarin ada energi besar dan kuat telah dikeluarkan, energi itu merupakan energi yang tersimpan 200 tahun lalu, namun masih ada energi yang tersisa dan belum di keluarkan,” imbuhnya.

Dia menambahkan, energi yang sudah lama tersimpan itu sudah dikeluarkan dengan ditandai guncangan gempa susulan dan itu merupakan mekanisme alam menuju ke proses stabil untuk menghabiskan energi yang tersisa.

Malah lanjutnya, jika energi tidak keluar, maka masih ada energi yang tersimpan ibarat bom waktu, namun gempa pada Minggu itu telah dikeluarkan melalui gempa susulan.

Hingga saat ini, alat BMKG telah mencatat 344 kali dan terasa oleh manusia sebanyak 17 kali, kemungkinan sangat kecil terjadinya gempa yang lebih besar karena energi yang tersimpan atau lebih besar itu telah dikeluarkan.

“Untuk gempa susulan akan terus terjadi sampai beberapa Minggu kedepan bahkan sampai maksimalnya 4 Minggu, namun dengan guncangan yang kecil dan makin melemah,” tutupnya. (*)
×
Berita Terbaru Update