-->

Notification

×

Iklan

Wapres JK Tinjau Penanganan Stunting di Desa Dakung Loteng

Thursday, July 5, 2018 | Thursday, July 05, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2018-07-05T09:59:10Z

Salah satu momen kunjungan Wapres JK di Desa Dakung Loteng, Kamis 05 Juli 2018.


Lombok Tengah, Garda Asakota.-

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) bersama Gubernur NTB TGB Zainul Majdi dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim meninjau penanganan kekerdilan atau stunting Desa Dakung, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah (Loteng), NTB, Kamis (5/7). Desa Dakung menjadi satu dari sepuluh desa di Lombok Tengah yang menjadi prioritas penanganan stunting. 

Wapres mengatakan, program rembuk desa pencegahan stunting merupakan sebuah program untuk masa depan. Program ini terkait masa depan generasi muda di Indonesia. 

"Stunting dalam bahasa Indonesia kerdil, kita bicara kekerdilan karena kalau bayi sampai anak-anak kita kerdil, bukan saja badannya yang kerdil tapi otaknya juga kerdil jadi tidak maksimal nantinya," kata JK.

JK menyampaikan, apa yang terjadi saat ini merupakan buah dari apa yang kita lakukan 20-30 tahun lalu. 

"Jadi program ini bukan baru betul, tapi harus dihidupkan lagi dan diperbaiki, jaman dulu ada posyandu, saat ini pelu diperbaiki cara dan sistemnya maka perlu ada kerja sama semua pihak kenapa ada menteri desa karena ada dana desa, di sini Rp 1 miliar setahun dulu, jadi perbaiki jalan dan untuk kualitas anak-anak," timpalnya lagi.

Selain itu, ada juga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang mengurusi persoalan sarana air bersih. Membangun generasi sehat, kata JK, tidak akan bisa jika tidak dilengkapi adanya sarana fasilitas sanitasi yang bersih. Pun dengan Menteri Keuangan yang mengurusi persoalan pendanaan. 

"Kalau di pusat bersatu maka di daerah juga harus bersatu. Di sini ada juga Gubernur (NTB) terpilih, Pak Zul (Zulkieflimansyah) semoga dilanjutkan," ujarnya.

JK menilai, keterlibatan dan kemauan masyarakat menjadi penentu dalam keberhasilan sebuah program, termasuk program pencegahan stunting. 

"Tanpa masyarakat bergerak, berapa pun proyek pemerintah tidak akan berhasil, kita akan datang dua-tiga tahun lagi," tambahnya.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengatakan, program dana desa memiliki dampak positif bagi kemajuan desa. 

"Dana desa kan lihat sendiri, walaupun di awal banyak kendala karena baru, bukan hanya di Indonesia mungkin pertama di dunia, tapi sekarang improvement-nya besar sekali," kata Eko Putro.

Ia menjelaskan, hal ini terbukti dari penyerapan anggaran yang naik dari 82 persen pada tahun pertama, menjadi lebih dadi 98 persen.

"Desa-desa mampu membangun infrastruktur yang belum pernah ada selama ini," ujarnya.

Terkait implementasi di lapangan, Eko meminta seluruh pihak untuk tak segan melapor kepada Satgas Dana Desa jika melihat adanya kendala dan masalah dalam persoalan dana desa. 

"Masyarakat juga diminta kalau ada kejanggalan lapor ke satgas," pungkasnya. (*)
×
Berita Terbaru Update