-->

Notification

×

Iklan

Selamat Tinggal FEODAL

Tuesday, July 3, 2018 | Tuesday, July 03, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2018-07-03T08:00:59Z
Oleh: Hazairin AR



Akal sehat publik tumbuh, hoax tersungkur. Itulah kalimat singkat yang layak dimunculkan dalam pilkada Kota Bima yang telah berlangsung belum lama ini.

Lutfer tidak perlu marah karena disebut rakyat jelata, toh yang menyebut itu mereka kalangan aktivis sewaan untuk memanipulasi akal sehat publik.

Aktivis sewaan itu, harapannya kandas diujung persimpangan, karena dua sosok yang dianggap mewakili kedigdayaan saudagar dan aristokrat tersungkur dilapangan pertandingan pilkada dari kekuatan mental tanding Lutfer sang rakyat jelata.

Justeru karena ada penyebutan rakyat jelata yg disematkan pada pasangan Lutfer, Api Obor itu nyala, laksana api yang membakar ketakutan untuk kebangkitan melawan produksi hoax.

Hoax itu harus diakhiri, kebangkitan harus dimulai-menumbuhkan kesadaran semesta bahwa prinsip dasar kehidupan ummat manusia adalah "setara".

Tidak ada kaya tidak ada miskin, tidak ada hebat, tdk ada yang terhina, itu yang tumbuh dari urat nadi kaum jelata.

Diskriminasi itu dilanggengkan oleh segumpal kekuatan, kekuatan itu adalah feodalisme yang selalu gelap menangkap arus zaman.

Hari-hari ini kita merayakan titik balik bahwa kemenangan rakyat jelata itu telah tiba memenuhi qalbu ummat manusia. Kemenangan berikutnya akan mengaliri urat harapan DANA MBOJO keseluruhan.

Kekuatan Lutfer sebagai subjek yang digelari rakyat jelata, tidak dalam genggaman saudagar dan aristokrasi, tetapi pada konsolidasi kesadaran kaum jelata tanpa kuasa.

Biarlah rakyat jelata itu yang kuasa dan Lutfer cukup mengambil tempat memastikan posisi menjalankan kuasa rakyat jelata, sebab KEDAULATAN sejatinya dari mereka dan untuk mereka.*
×
Berita Terbaru Update