-->

Notification

×

Iklan

Saat Paripurna LKPJ, TGB Sampaikan Keberhasilannya Membangun NTB

Tuesday, April 24, 2018 | Tuesday, April 24, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2018-04-23T21:09:21Z



Mataram, Garda Asakota.-

Gubernur NTB, DR TGH M Zainul Majdi, menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun 2017 dan LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2013-2018 dihadapan Rapat Paripurna DPRD NTB yang dipimpin langsung oleh Ketua DPRD NTB, Hj Baiq Isvie Rupaedah, didampingi Wakil Ketua DPRD NTB lainnya TGH Mahali Fikri dan H Abdul Hadi, dan dihadiri oleh seluruh pimpinan SKPD Lingkup Provinsi NTB, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD), puluhan siswa dan siswi SMA Kusuma Kota Mataram serta sejumlah mahasiswa dari Perguruan Tinggi, pada Senin 23 April 2018.

Dalam penyampaiannya, pria yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini, memaparkan tingkat kemajuan pembangunan NTB di segala bidang selama hampir sepuluh tahun terakhir. “Perjalanan Panjang Pembangunan Ntb Dalam Hampir Sepuluh Tahun Terakhir, Alhamdulillah Kita Saksikan Mengalami Kemajuan Di Segala Bidang Yang Sungguh Luar Biasa. Hal Ini Dapat Dilihat Terutama Pada Kondisi Ekonomi Makro Nusa Tenggara Barat Yang Terus Mengalami Perubahan Yang Signifikan, Antara Lain Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Tambang Terus Mengalami Peningkatan Dari Tahun Ke Tahun Bahkan Mencapai Angka 7,10 Persen Pada Tahun 2017. Rata-Rata Pertumbuhan Ekonomi Dalam 5 Tahun Terakhir Dengan Memperhitungkan Sektor Tambang Sebesar 7,60 Persen, Sedangkan Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Tambang Rata-Rata 6,25 Persen. Angka Pertumbuhan Ini Diatas Rata-Rata Nasional 5,11 Persen. Pengangguran Di Ntb Juga Mengalami Penurunan Yang Cukup Signifikan, Dari Kondisi Awal Pada Tahun 2013 Sebesar 5,38 Persen Turun Menjadi 3,32 Persen Di Tahun 2017,” papar TGB.

Selain Pertumbuhan Ekonomi Yang Terus Membaik, menurut TGB, Diiringi Juga Dengan Menurunnya Tingkat Kesenjangan Pendapatan Antar Penduduk Dan Pembangunan Antar Wilayah.  “Tahun 2017 Tingkat Kesenjangan Pendapatan Yang Diukur Dengan Gini Ratio Sebesar 0,378 Menurun Dari Kondisi Tahun 2013 Sebesar 0,396.  Begitu Juga Kesenjangan Antar Wilayah Yang Diukur Dengan Indeks Williamson Menunjukkan Angka Sebesar 0,281 (Katagori Rendah) Pada Tahun 2017.  Secara Umum, Tingkat Kesenjangan Pendapatan Antar Penduduk Dan Pembangunan Antar Wilayah Di Ntb Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Nasional,” timpalnya.

Salah Satu Indikator Dan Ukuran Keberhasilan Pembangunan Manusia, lanjut TGB, Adalah Pada Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Yang Mencerminkan Kondisi Kemampuan Dasar Penduduk Yang Mencakup Dimensi Pendidikan, Kesehatan Dan Ekonomi. “Alhamdulillah Perkembangan Dan Kemajuan Berbagai Dimensi Ipm Di Provinsi Ntb Patut Kita Syukuri,” ujar TGB.

IPM Provinsi NTB, menurut TGB, Dari Tahun 2013-2017 Terus Mengalami Peningkatan, Tahun 2013 IPM Provinsi Ntb 63,79, Tahun 2016 Meningkat Jadi 65,81 Dan Tahun 2017 Meningkat Lagi Jadi 66,58 Atau Tumbuh 1,17 Persen. Dilihat Dari Rata-Rata Pertumbuhan IPM Periode 2010-2017, Ntb Termasuk Provinsi Yang Paling Progresif Dalam Peningkatan IPM Dengan Rata-Rata Pertumbuhan 1,22 Persen Per Tahun Atau Yang Tercepat Secara Nasional. “Sehingga Ntb Menjadi Salah Satu Provinsi Yang Berstatus Top Movers Atau Percepatan IPM Yang Sangat Baik. Selain Sebagai Provinsi Paling Cepat Pertumbuhan IPM, Alhamdulillah Posisi Ntb Juga Beranjak Dari Urutan 33 Menjadi 29 Secara Nasional Di Tahun 2017. Sementara Itu, IPM Kabupaten/Kota Di Ntb Juga Terus Mengalami Peningkatan, Pada Tahun 2017 Terdapat Tiga Daerah Yang Sudah Masuk Kategori Tinggi Yaitu Kota Mataram, Kota Bima, Dan Terakhir Kabupaten Sumbawa Barat,” kata TGB.

Dikatakannya, Membaiknya Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Juga Bisa Dilihat Dari Angka Kemiskinan.  Dalam 5 Tahun Terakhir Angka Kemiskinan Di Ntb Terus Mengalami Penurunan,  Dari 17,25 Persen Pada Tahun 2013 Menjadi 15,05 Persen Pada Tahun 2017 Atau Rata-Rata 0,55 Persen Per Tahun, Sedangkan Secara Nasional 0,34 Persen Per Tahun. Pada Tahun 2017, Ntb Menempati Capaian Tertinggi Kedua Dalam Menurunkan Angka Kemiskinan (1,02%) Setelah Papua Barat (1,98%).  “Keberhasilan Ini Mengukuhkan Posisi Ntb Sebagai Provinsi Paling Progresif Kedua Dalam Mengurangi Angka Kemiskinan Secara Nasional.  Keberhasilan Menurunkan Kemiskinan Dilakukan Langsung Dari Akarnya, Yaitu Desa, Karena Kemiskinan Terpusat Di Desa. Dengan Memanfaatkan Basis Data Terpadu, Intervensi Program Kemiskinan Menjadi Lebih Tepat Sasaran.  Dengan Semangat Melawan Kemiskinan Dari Desa, Kita Dapat Mengoptimalkan Potensi Masyarakat Desa Dan Mengefektifkan Pemanfataan Anggaran Yang Tidak Hanya Bersumber Dari Apbd Provinsi Ntb, Tetapi Juga Mengintegrasikan Dengan Apbd Kabupaten/Kota, Apbdes Serta Pendanaan Dari Stakeholders Lainnya,” ujarnya.

Terkait Dengan Beberapa Sasaran Pokok Nasional Dalam Bidang Pertanian Serta Kelautan Dan Perikanan Yang Juga Menjadi Prioritas Pembangunan Di Daerah. Dilihat Dari Perkembangannya, kata TGB, Ntb Telah Memberikan Kontribusi Yang Cukup Besar, Terutama Produksi Jagung Sebesar 2,02 Juta Ton Pada Tahun 2017 Meningkat 3 Kali Lipat Dibandingkan Produksi Tahun 2013 Sebesar 632 Ribu Ton Dan Rumput Laut Pada Tahun 2013 Sebesar 756 Ribu Ton Meningkat Menjadi 1,04 Juta Ton Pada Tahun 2017.  Kedua Komoditas Ini Masing-Masing Berkontribusi 9,02 Persen Dan 8,08 Persen Terhadap Produksi Nasional Di Tahun 2017. Sebagai Lumbung Beras Nasional, Produksi Padi Ntb Meningkat 6,88 Persen Dari 2,19 Juta Ton Tahun 2013 Menjadi 2,34 Juta Ton Tahun 2017. “Sementara Itu, Pertumbuhan Populasi Ternak Sapi Juga Mengalami Peningkatan Dengan Rata-Rata Pertumbuhan Populasi Sebesar 4 Persen Dalam Kurun Waktu 2013 – 2017, Sehingga Total Populasi Sapi Tahun 2017 Mencapai 1,15 Juta Ekor,” ujarnya.

Selain Sektor Pertanian, Pembangunan NTB Juga Bertumpu Pada Sektor Pariwisata, Dimana kata TGB, Ntb Merupakan Salah Satu Destinasi Wisata Unggulan Di Indonesia. Kawasan Mandalika Yang Ada Di Ntb Menjadi Prioritas Pembangunan Pariwisata Nasional, Saat Ini Pembangunan Resort Dan Hotel Bertaraf Internasional Sedang Dilakukan Oleh Pihak ITDC Sebagai Pengelola Kawasan Mandalika. Tak Hanya Itu, Untuk Mendukung Aktivitas Pariwisata, Di Kawasan Ini Juga Telah Dibangun Infrastruktur Yang Memudahkan Wisatawan.

Ntb Memiliki Destinasi Dan Keragaman Potensi Wisata Kelas Dunia Selain Kek Mandalika, Mulai Dari Kawasan Teluk Saleh, Pulau Moyo Dan Tambora (Samota), Kawasan Lambu-Sape- Komodo-Sangiang (Lasakosa), Geopark Gunung Rinjani, Pantai Senggigi, Pesona Gili-Gili Dan Juga Kekayaan Tradisi, Seni Budaya, Sejarah, Dan Industri Kerajinan Rakyat Yang Unik Dan Potensial. Dengan Beragam Destinasi Dan Potensi Wisata Unggulan Yang Dimiliki Ntb Telah Menarik Wisatawan Baik Mancanegara Maupun Nusantara, Hal Ini Terlihat Dari Meningkatnya Kunjungan Wisatawan Ke Ntb Mencapai 7 Kali Lipat Dalam 10 Tahun Terakhir Dari 544 Ribu Orang Pada Tahun 2008 Menjadi 3,5 Juta Orang Lebih Pada Tahun 2017.

Realisasi Investasi Di Sektor Pariwisata Secara Konsisten Berkontribusi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Ntb, Pada Tahun 2017 Realisasi Investasinya Menduduki Peringkat Kedua Setelah Sektor Pertambangan, Dengan Nilai 2,10 Triliun Rupiah Lebih Atau 21,31 Persen Dari Jumlah Investasi Yang Masuk. Sehingga Sektor Pariwisata Ini Sungguh Layak Dan Sangat Potensial Menjadi Salah Satu Poros Dan Penopang Pertumbuhan Ekonomi Nusa Tenggara Barat Sekarang Dan Dimasa Yang Akan Datang. Meningkatnya Investasi Ini Didukung Oleh Kondusivitas Daerah, Infrastruktur Yang Makin Mantap Dan Kemudahan Perijinan. “Pada Tahun 2013 Total Investasi Di Ntb Tercatat Rp.4,91 Triliun Meningkat Hampir 3 Kali Lipat Menjadi Rp.11,28 Triliun Pada Tahun 2017,” pungkasnya. (GA. 211/215*)




×
Berita Terbaru Update