-->

Notification

×

Iklan

IPM NTB Naik Ke Urutan 29 Dari 34 Provinsi di Indonesia

Wednesday, April 18, 2018 | Wednesday, April 18, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2018-04-18T00:16:17Z

Kepala BPS Provinsi NTB,  Ir Endang Tri Wahyuningsih MM, (tengah) diapit oleh Kepala Bappeda Provinsi NTB, Ir H Ridwan Syah, (kanan) dan Karo Humas Setda Provinsi NTB, Irnadi Kusuma (kiri), saat menggelar Konpers, Selasa 17 April 2018, di ruang utama pertemuan Gubernur NTB.

Mataram, Garda Asakota.-

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi NTB, Ir Endang Tri Wahyuningsih MM, merilis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi NTB Tahun 2017 yang merangkak naik ke posisi 29 dari 34 Provinsi di Indonesia, Provinsi NTB berhasil melewati Provinsi Kalimantan Barat dan sedikit terpaut 0,43 % dari Provinsi Gorontalo yang berada di posisi ke 28.

“Pencapaian Provinsi NTB dalam meningkatkan IPM ini adalah suatu usaha yang tidak mudah. Karena IPM ini bertujuan untuk mengukur kualitas hidup manusianya. Kalau selama ini keberhasilan pembangunan dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi, gini rasio, inflasi, tetapi semua itu tidak terlepas dari kualitas manusianya,” Ujar Endang Tri Wahyuningsih saat menggelar konferensi pers yang juga turut dihadiri oleh Kepala Bappeda Provinsi NTB, Ir H Ridwansyah, Kepala Dinas Kominfotik Provinsi NTB, Tribudi Prayitno, dan Kepala Biro Humas Provinsi NTB, Irnadi Kusuma, Selasa 17 April 2018.

Dalam mengukur tingkat pencapaian IPM, menurut Endang, BPS menggunakan suatu metode terbaru yang bisa dibandingkan di seluruh dunia. Berdasarkan data yang dirilis BPS, trend peningkatan IPM di NTB dari tahun-tahun sebelumnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2015, IPM NTB adalah sebesar 65,19, dan ditahun 2016 IPM NTB meningkat menjadi 65,81, tahun 2017 IPM NTB naik ke angka 66,58.

Ada tiga faktor penilaian peningkatan IPM ini yakni dilihat dari survey Angka Harapan Hidup Saat Lahir yang mencapai angka 65,55 tahun, faktor Harapan Lama Sekolah yakni 13,46 tahun (faktor rata-rata lama sekolah yakni 6,90 tahun), serta faktor pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan (dalam jutaan) yakni Rp9,877.

“Pada tahun 2017, IPM NTB tumbuh sebesar 1,17 %. Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan tercepat ke-3 se Indonesia setelah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, meskipun status IPM kita masih dalam keadaan Sedang atau pada angka 66,58. Untuk berada pada posisi IPM Tinggi atau pada level angka 70, maka Provinsi NTB bisa mencapainya dalam 4 atau 5 tahun lagi bergantung sungguh pada progresivitas program Pemerintah,” ujarnya.

Sementara laju pertumbuhan IPM tertinggi di tingkat Kabupaten dan Kota se-NTB dari tahun 2016-2017 yakni tertinggi adalah Kabupaten Lombok Tengah dengan angka pertumbuhan sebesar 1,80 %, Kabupaten Sumbawa dengan angka 1,46 %, dan Kabupaten Bima dengan angka 1,34 %. “Sementara pertumbuhan IPM Terendah 2016-2017 yakni Kota Mataram dengan angka 0,83 %, Kota Bima sebesar 0,94 %, dan Kabupaten Lombok Timur sebesar 1,05 %,” bebernya.

Dikatakannya, manfaat kenaikan IPM ini selain menjadi indikator penting dalam mengukur tingkat keberhasilan membangun kualitas hidup manusia, IPM juga merupakan salah satu indikator target pembangunan pemerintah dalam membahas asumsi makro di DPR RI. “Manfaat lainnya, kenaikan IPM ini juga akan menjadi salah satu alokator dalam penentuan Dana Alokasi Umum (DAU) dan dalam penghitungan Dana Insentif Daerah,” tandasnya.

Sementara itu Kepala Bappeda Provinsi NTB, Ir H Ridwan Syah, menyambut baik kenaikan urutan tingkat IPM NTB tahun 2017 satu tahapan dari tahun sebelumnya. Ridwan Syah juga mengatakan kedepannya akan lebih mempertajam lagi perencanaan berbagai program Pemerintah dalam mendorong naiknya posisi IPM NTB ke level angka 70 atau posisi Tinggi. “Kedepan kita akan rencanakan untuk menyusun karakteristik pembangunan manusia di tiap-tiap Kabupaten se-NTB agar antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota di NTB dapat bersama-sama atau bersinergis antara satu dengan yang lainnya,” pungkasnya. (GA. 211/215*).


×
Berita Terbaru Update